Funny Driver

27.1K 1.5K 9
                                    

"Gue cuma mau ngomong itu aja kok Li, Lo buruan gih ke kantor, pasti udah ditungguin, sekali lagi makasih ya udah nyimpenin hp gue" jawab Prilly dengan senyum manis di bibirnya. Ali membalas senyum Prilly hangat. Dia berpamitan lagi kepada Prilly dan Mila kemudian melangkah pergi.

Senyum Ali selalu bisa membuat Prilly merasa nyaman seketika. Sebenarnya Prilly ingin sekali bertanya, janji apa yang membuat Ali tidak bisa memenuhi undangannya. Tapi Prilly lagi-lagi sadar kalau itu bukanlah haknya. Dia menahan rasa keingintahuannya terlalu dalam seperti keingintahuannya terhadap kedekatan Ali dengan Poland. Mungkin benar kata Mila kalau mereka cepat sekali dekat karena mereka sama-sama anak kelas fisika. Lagi pula, Prilly juga sangat baru mengenal Ali. Hanya saja kejadian-kejadian yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat membuatnya merasa dekat dengan Ali. Emosi Prilly benar-benar dibuat campur aduk oleh laki-laki berbulu mata lentik itu.

"Yaudah gapapa, kan Ali ada janji katanya, lain waktu bisa diatur lagi yang penting ntar malam kita bisa belanja bareng, lo kan paling seneng tuh shopping" ucap Mila menghibur sahabatnya itu.

"Kayak lo nggak seneng aja, semua cewek seneng shopping kali, nggak gue doang" Ucap Prilly meledek.

"Iya juga sih" ucap Mila sambil tertawa.

"Dan habis itu gue bisa ngerjain pegawai StarLight cafe" Prilly tertawa membayangkan apa yang akan dia lakukan nanti.

"Kebiasaan lo, pasti mau jailin Tino sama Wingky kan" tawa keduanya pun pecah. Tino dan Winky adalah dua dari banyaknya pegawai di Starlight cafe. Pegawai di cafe tersebut memang terkenal ramah dan kocak. Tidak heran kalau Prilly senang menjahili mereka, karena sejahil apapun Prilly, mereka malah senang. Tentu saja mereka senang, hitung-hitung hiburan bagi mereka. Starlight cafe adalah salah satu cafe yang cukup terkenal. Tidak hanya terkenal karena makanan dan minumannya tetapi juga terkenal karena pegawainya yang ramah, kocak dan bonus tampan. Jadi siapa yang tidak betah berlama-lama di sana dengan segala bonus tersebut.

*****

Jam pelajaran terakhir selesai, seluruh siswa berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Begitu juga dengan Prilly dan Mila.

"Eh lo duluan aja Mil, lo udah dijemput kan, gue masih mau nyariin Siska nih, mau balikin buku dia, kelupaan terus gue" Prilly berdiri sambil celingak celinguk mencari keberadaan teman sekolahnya itu.

"Oh yaudah, gue duluan ya, bye" Mila pun bergegas untuk pulang. Prilly berjalan menyusuri koridor sekolah untuk mencari temannya. Dia mengedarkan pandangannya matanya tertuju pada seseorang di salah satu sudut. Dia melihat Ali sedang bersandar di tembok dan kakinya disilangkan. Ali tampak sedang serius bicara melalui telepon.

"Bagus, tolong di urus sekarang juga" kemudian Ali mengakhiri teleponnya. Prilly yang melihat kalau Ali sudah menaruh ponselnya ke saku hendak menghampiri untuk menyapanya. Namun dia langsung mengurungkan niatnya karena seorang gadis lebih cepat menghampiri Ali.

"Eh li yuk balik" Poland mengajak Ali.

"Eh yuk" jawab Ali kemudian mereka berlalu pergi. Prilly kembali merasakan hal yang aneh mengusik hatinya. Sebuah perasaan yang tidak dia mengerti. Prilly enggan larut dalam perasaannya yang aneh itu. Dia pun memutuskan untuk langsung pulang saja tanpa mencari Siska, masih ada esok hari pikirnya. Prilly bergegas menuju mobilnya, Mang Ujang sudah sedari tadi menunggunya. Sepintas Prilly melihat Poland masuk ke dalam sebuah mobil. Anehnya mobil itu bukan mobil yang biasa menjemput Poland. Prilly agak terkejut melihat siapa yang duduk di kursi kemudinya.

Ali? Mereka pulang bareng? Sedekat itu kah? Atau janji yang dimaksud Ali....

"Bukan urusan lo prill!" Prilly memukul ringan kepalanya, merutuk pemikirannya. Mang Ujang yang berada di dekat mobil tampak bingung melihat tingkah Prilly.

CLASH: Another Ali And Prilly StoryWhere stories live. Discover now