Star Light

28K 1.6K 33
                                    

Prilly dan Mila memasuki area cafe. Starlight cafe memiliki area yang luas. Lahan parkirnya pun cukup luas untuk ukuran sebuah cafe. Prilly menghentikan langkahnya, pandangannya tertuju pada salah satu mobil di parkiran. Sepertinya dia pernah melihat mobil tersebut, tapi dia lupa di mana. Sebuah mobil sport warna merah tampak mencolok di antara mobil-mobil di sekitarnya.

"Kenapa Prill?" Mila ikut menghentikan langkahnya.

"Gue kayak pernah liat mobil itu deh" Prilly menunjuk mobil tersebut.

"Yaelah yang namanya mobil kan buatnya nggak cuma satu, palingan lo pernah liat di jalan, ayo ah buruan masuk" Mila sudah tidak tahan ingin duduk, kakinya sudah terasa pegal. Prilly pun masuk ke dalam cafe, apa yang dikatakan Mila memang ada benarnya. Prilly dan Mila duduk di sofa yang sangat empuk dan nyaman. Mila menyandarkan punggungnya dan meluruskan kakinya yang pegal. Prilly juga melakukan yang sama dan dia mulai bersenandung seirama dengan lagu yang diputar di cafe tersebut.

"It's a quarter after one, I'm all alone and I need you now...
Said I wouldn't call but I've lost all control and I need you now...
And I don't know how I can do without.
I just need you now...."

"Wah wah makin jago nyanyi aja si chubby, tumben cuma berdua Prill, Mil?" Wingky datang menghampiri mereka.

"Iya nih anak-anak lagi pada ke Singapur ada kompetisi, seminggu di sana" Jawab Mila.

"Salut deh, makin keren aja mereka, bangga gue" Wingky berdecak kagum. Dia memang sudah akrab dengan anak-anak CLASH.

"Wingky, perasaan terakhir gue ketemu, lo nggak setinggi ini deh" Prilly mulai memancing.

"Malam nona-nona manis, mau pesen apa?" Tino tiba-tiba datang dan berdiri di sebelah Wingky.

"Nah ini nih, yang baru aja ada gebetan baru, mana liat ponselnya gue mau liat foto cewek itu" Prilly mulai menjahili mereka, sesekali mereka tertawa. Tino dan Wingky kembali ke pantry setelah Prilly dan Mila memesan. meskipun. Satu yang tidak pernah dilewatkan Prilly, yaitu coffee lattenya. Prilly melihat sekitarnya. Ada beberapa pengunjung malam ini seperti biasanya, tapi tidak begitu ramai sehingga suasananya cukup tenang. Prilly selalu merasa nyaman berada di cafe ini, cafe dengan nuansa modern yang selalu terjaga kebersihannya. Apalagi malam ini, lagu-lagu yang diputar adalah lagu-lagu kesukaannya. Tapi ada yang berbeda malam ini dan Prilly menyadari itu. Cafe ini memang sudah sangat cantik dengan berbagai ornamennya. Namun malam ini, cafe itu tampak jauh lebih cantik.

Prilly melihat langit-langit cafe, dia merasa heran. Padahal belum lama ini dia berkunjung kesini. Langit-langit yang tadinya berwarna cokelat, kini telah berubah menjadi berwarna hitam. Entah kenapa, bukannya memberi kesan suram, warna itu malah lebih menonjolkan kesan elegan. Prilly mengedarkan pandangannya. Pandangannya terhenti pada salah satu sudut cafe. Seingat Prilly, di sudut tersebut tadinya berisikan tempat duduk untuk pengunjung. Tapi kini pada sudut tersebut malah tampak temaram tidak seperti sudut lainnya di cafe. Kini juga tidak ada lagi kursi dan meja yang biasanya berada di sana.

Meskipun temaram, Prilly bisa melihat apa yang telah berubah dari sudut tersebut. Ada panggung kecil menggantikannya, lengkap dengan standing mic dan kursi tanpa sandaran berada di dekatnya. Di sebelah kanannya terdapat piano klasik berwarna hitam, sementara di sebelah kiri terdapat gitar akustik berwarna cokelat, berdiri gagah.

"Silahkan pesanannya nona-nona manis, pesanan lainnya menyusul ya" ucap Tino sambil menaruh pesanan Prilly dan Mila. Kemudian dia kembali lagi ke pantry.

"Eh mil, lo ngerasa ada yang beda nggak sih sama ni cafe, lihat deh panggung yang ada di sana" Prilly menunjukkan apa yang dia lihat kepada Mila.

"Iya sih, ada yang beda sama konsepnya, kali aja mereka emang pengen bikin lebih fresh, bagus dong, oiya bukannya cafe ini punya temennya kak David ya? yang namanya Dolken itu, dia kan emang terkenal kreatif" jelas Mila sambil mencicipi makanan yang dia pesan.

CLASH: Another Ali And Prilly StoryWhere stories live. Discover now