Chapter 32.Mantan kembali?

72 12 5
                                    

Happy reading!!

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit lalu, anak-anak berhamburan keluar sekolah. Ada beberapa murid yang masih berada di dalam kelas untuk melaksanakan salah satu tugasnya sebagai peserta kelas, yaitu membersihkan ruang kelas bagi yang mendapatkan jadwal piket hari ini.

Ada juga yang masih bergerombol di sepanjang koridor untuk melihat pangeran sekolah, ada juga yang masih berghibah-ghibah.

Untuk yang sudah dijemput oleh keluarganya, mereka segera berjalan keluar dan mengantri di gerbang. Karena setiap pulang sekolah, gerbang ini selalu ramai oleh anak-anak.

Mereka berdesak-desakkan demi mendapatkan peluang agar bisa keluar terlebih dahulu.

Itu sudah keseharian yang dilakukan oleh anak STH.

"Ngel nanti lo ikut nggak?" Tanya Dita, mereka baru saja menyelesaikan tugas piketnya. Selain tidak mau didenda, mereka juga tidak ingin dicap sebagai anak yang tidak mematuhi aturan. "Kemana?"

"Ck gitu masih nanya, jalan-jalan sama gengnya kakak lo. Kan tadi udah di bilangin"

"Ouh sorry gue lupa, lagian gue gak buka hp dari tadi"

Dita berdecak. "Kebiasaan. Ikut nggak? Katanya buat kenang-kenangan gitu"

"Gue pikir-pikir dulu deh"

"Kelamaan" cibir Dita. Mereka mencuci tangan di depan kelas untuk menghilangkan debu yang berada di tangannya. "Pokoknya lo harus ikut titik nggak pake koma apalagi tanya!"

"Pemaksaan" Angel mencebikkan bibirnya. Temannya yang satu ini selalu saja memaksa. Kenapa harus bertanya jika dia saja sudah mengetahui jawabannya. "Yoklah balik, dah sepi nih"

Angel mengedarkan pandangannya, benar apa yang dikatakan oleh Dita. Hanya beberapa orang yang masih berlalu-lalang. Itu saja bisa dihitung dengan jari. "Hmmm"

Angel mengambil tasnya yang berada di atas meja dan memakainya di belakang punggung, meskipun tidak merasa berat tetap saja berisi.

"Gue nanti jemput lo apa lo ke rumah?" Tanya Dita. Pasalnya, setiap pergi kemana-kema Ditalah yang menjemput Angel. Mau menolak? Ia masih membutuhkan uang yang banyak. Jangan sampai dirinya ditendang ke jalanan dan menjadi gembel.

Membayangkannya saja sudah ngeri.

"Terserah"

"Jam dua gue kerumah lo, gue tunggu di depan gerbang"

"Hmmm"

"Btw itu siluman ular ada dirumah nggak? Males gue ketemu dia. Pengen bejek-bejek bawaannya"

"Vera sama bokapnya maksud lo?"

"Ya siapa lagi kalau buka mereka, kan yang siluma ular cuma mereka doang"

"Gak ada dirumah, lagi keluar"

"Kemana?"

"Gak tau, dari kemarin gue gak ngelihat mereka"

"Berarti lo dirumah cuma sama bang Radit dong?"

"Iya" Angel menoleh ke arah kanan, dan tepat disana Eri sedang bergelayut manja di lengan Raka. Angel mengepalkan tangannya.

RANGEL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang