Chapter 18.Kesasar

70 23 3
                                    

Happy reading!!

Keesokan harinya pun tiba, semua siswa dan siswi sudah siap dengan pakaian barunya. Cahaya matahari sudah menampakkan dirinya sedari tadi. Bahkan cahayanya sudah menyinari seluruh bumi.
Prit... Prit... Prit...

Suara peluit itu mengalihkan pandangan semua orang. "Berhubung kalian sudah mendirikan tenda, Saya mohon semua murid membentuk barisan dengan rapi karena kita akan bermain game berdasarkan kelompoknya masing-masing"

Anak-anakpun melaksanakan perintahnya. Tak lupa juga mereka membawa rancel kecil yang berisi minuman dan kotak p3k untuk berjaga-jaga dijalan nanti.

"Baik anak-anak. Di depan saya ini ada kertas dengan didalamnya terdapat berbagai warna. Jadi, salah satu dari kelompok maju dan mengambil benderanya. Jika warna kalian sama dengan kelompok lain, maka kelompok kalian ada itu. Paham? "

"Paham pak" ucap mereka secara bersamaan.

"Oke, sebelum kalian mengambil kertas ini. Saya akan memberitahu apa yang akan kalian lakukan ketika game berlangsung. Jadi, kalian harus mencari bendera sama seperti warna yang kalian punya. Minimal satu orang mendapatkan tiga bendera. Jika sudah, berikan kepada petugas yang sudah menunggu kalian. Dan kelompok tersebut dinyatakan pemenangnya. Sudah itu saja tambahan dari saya. Perwakilan silahkan maju kedepan" Orang yang ditunjuk untuk mengambil kertas tersebut maju dan mengambilnya. Setelah mengetahui warna yang mereka dapatkan, mereka mulai mencari kelompok mana yang mempunyai kertas berwarna sama dengannya.

Kelompok Angel mendapatkan warna biru. Mereka berdua -Angel dan Dita- berkeliling mencari pasangannya. Sedangkan Vera dan Amanda berteduh di bawah pohon. Sungguh mengesalkan bukan? Tidak ada usahanya sama sekali.

"Eh Don, warna lo apa? " tanya Dita kesalah satu murid yang sedang mencari pasangannya juga.

"Kuning gue, warna di lo apaan Dit? "

"Biru. Tapi mana ya, dari tadi gak ketemu-ketemu"

"Eh bentar, kayaknya gue tau tuh kelompoknya siapa. Kalo gk salah kelompoknya Alena deh. Coba lo tanyain ke dia. Gue mau cari warna kelompok dulu. Bay" gadis itu berlalu dari hadapan Angel dan Dita.

"Gimana nih ngel? "

"Apanya? "

"Masa kita harus tanya sama tuh bocah centil sih, males banget gue"

"Kalo lo nggak mau nanya, biar gue aja" Angel langsung merebut kertas yang berada di tangan Dita dan berjalan kearah kelompok Alena berada.

"Ngapain lo kesini" sulut Alena ketika Angel sudah berdiri disampingnya. Ia memandangnya dengan tidak suka.

Angel tak menghiraukan ucapan Alena, ia menoleh kearah gadis yang duduk disampin Alena.
"Ndah lo dapet warna apaan? "

Gadis yang disapa Indah itupun langsung mengecek kertasnya. "Biru gue, lo apaan? "

"Gue juga biru. Berarti kita satu kelompok"

"Iya. Btw yuk lah berangkat, yang lain dah pada jalan tuh" ujar Indah sambil menunjukkan kearah dimana teman-temannya mulai hilang dari balik pohon .

Angel, Dita, Alena, Indah, dan Dini mengayunkan kakinya menuju kearah Vera dan Amanda menunggu.

"Lo satu kelompok sama gue na? " tanya Vera.

"Iya nih, syukur deh bisa satu kelompok sama kalian bertiga"

Ketiga sahabat itu mendahului Angel dan teman-teman. Seperti ketika sudah bertemu dengan sahabatnya, ia lupa terhadap teman lainnya. Indah yang melihat itupun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

RANGEL [ON GOING]Where stories live. Discover now