Chapter 8.Di fitnah

177 72 28
                                    

-bersabarlah saat menghadapi rintangan,sebab tiada kesuksesan yang diraih tanpa kesabaran-

Happy reading!!

Kini Angel sudah sudah berada di garasi rumahnya. Ia baru saja tiba di kediamannya. Terlihat nampak sepi dibagian depan, namun ntah didalamnya. Ia berjalan kearah pintu utama dengan menenteng tasnya. Pintu terbuka lebar. Ia sangat bingung kenapa ada suara tangis. Mungkinkah itu Vera? Tetapi kenapa dia menangis. Ibunya? Atau bahkan ayahnya? Ahh rasanya tidak mungkin sekali, mereka bahkan sudah besar. Pasti jika ada sesuatu tidak mungkin menangis, kecuali beberapa hal tertentu.

Semakin ia memasuki kedalam, suara tangis semakin besar. Ia mencoba mencari asal suara tangis tersebut. Ia berjalan ke arah ruang keluarga terlebih dahulu saja, mungkin saja tangisan tersebut berasal dari sana.

Hiks... Hiks... Hiks...

"Apanya Yang sakit sayang? " suara orang tersebut seperti tidak asking baginya.

"Ini mama" jawab orang tersebut.

"Siapa yang melakukan ini semua baby"

"A_" 

Ketika Angel sudah berada di ruang keluarga, ia melihat sepasang anak dan ibu, yaitu Vera dan Jelita_ibunya. Vera berada dipelukan ibunya dengan masa sembab. Kenapa ia bisa tau? Karena tempat duduk Yang mereka tempati berhadapan langsung dengan pintu yang menghubungkan antara ruang tamu dan ruang keluarga. Angel berdehem untuk melihat apa Yang mereka lakukam, meskipun Angel juga tau apa yang terjadi pada akhirnya.

"Hmmm" dehem Angel.

"Siapa yang melakukannya sayang" ulang Jelita kembali sambil melirik kearah Angel dengan tatapan tajamnya.

"Angel ma" adu Vera.

Angel Yang tidak tau apa-apa dibuat bingung olehnya. Kenapa Vera menuduhnya? Apa ia mempunyai kesalahan pada Vera. Sepertinya ia tidak pernah berbuat Salah kepada Vera, malah sebaliknya. Angel mendekat kearah mereka berdua dengan santaynya.

"Gue ada salah apa sama Lo, main nuduh aja" ucap Angel kepada Vera. Sedangkan Vera? Ia masih saja berada dipelukan ibu tercintanya itu.

"Kamu kalau ngomong sama anak saya Yang sopan ya, pantesan aja mas Reno benci banget sama kamu" bentak ibunya.

"Dan kamu apain anak saya sampai mukanya lebam-lebam gitu? " lanjutnya.

"Maksudnya? "

"Alah gak usah bertele-tele kamu, nih liat muka anak saya jadi lebam semua" bentaknya lagi dengan suara menambah tinggi.

Vera dengan gerakan pelan mulai menghadap kearah Angel berada. Angel begitu terkejut melihat muka Vera sekarang. Lebam-lebam begitu banyak dibagian mukanya. Terlihat darah segar yang baru saja keluar dari dagingnya itu. Dan di bagain tangannya terdapat goresan lumayan lebar Yang belum di perban sama sekali. Apakah itu tidak sakit.

"Liat kan bagaimana keadaan muka anak saya, kamu harus bertanggung jawab atas semua ini" sarkas ibunya.

"Memang saya ada Salah apa sama anak anda?" tanya Angel.

"Dasar anak tidak tau diri kamu, kamu masih bertanya apa kesalahan kamu? Kamu itu telah menampar anak saya dan kamu mendorognya ke dalam kamar mandi lalu kamu kunci pintunya. Apakah kamu lupa itu anak tidak tau diri" geram ibunya. Terlihat tangan kanannya mengepal kuat, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menenangkan anaknya.

RANGEL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang