BAGIAN 26: Alissa Dan Kejutanya

1.6K 145 11
                                    

Seorang perempuan berdiri di atas balkon sambil menikmati secangkir cokelat hangatnya. Pikirannya berkelana, memikirkan tentang masa lalu juga kehidupannya yang sekarang tengah ia jalani.

Temannya benar. Seharusnya urusan di masa lalu itu diselesaikan terlebih dulu. Agar pikirannya tenang dan tidak terbebani di kemudian hari. Dia merasa jadi pengecut sekarang. Nyatanya lari dari masalah bukan lah solusi yang baik, karena masalah itu akan terus mengejarnya.

"Nyonya?" panggil seseorang.

Perempuan itu berbalik, "iya?" katanya.

"Tuan Altair sudah tidur."

Perempuan itu mengangguk. "Kamu bisa kembali ke kamar," ujar perempuan itu.

"Baik. Permisi Nyonya."

Setelahnya dia kembali sendiri. Hembusan napas kasar terdengar keluar dari mulut perempuan itu. Tangannya bergerak merogoh saku, mengeluarkan ponsel berlogo apel digigitnya. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum memutuskan untuk menghubungi seseorang di masa lalunya. Ya, semoga keputusannya ini benar.

Bisa kita ketemu?
Sore ini, jam 5 sore aku tunggu di Kafe Emerald

* * *

Hujan mengguyur kota Jakarta di hari Senin sore ini. Alaric berdecak kesal ketika lagi-lagi dia harus terjebak dalam kemacetan. Alaric menghela napasnya panjang. Sesekali juga dia melirik jam di pergelangan tangannya. Alaric resah dan kalian harus tau itu.

Setelah bersabar dalam menghadapi kemacetan, akhirnya mobil yang Alaric kendarai pun tiba di tempat tujuan. Cowok itu memandang Kafe di hadapannya dari dalam mobil. Sudah lama sekali dia tidak berkunjung ke Kafe ini, padahal dulu ini adalah Kafe langganannya. Hampir setiap hari Alaric selalu berkunjung ke sini.

Alaric menghela napasnya berat. Setelah persiapannya matang, dia pun keluar dari mobil dan berlari dengan tangan di atas kepala. Menghalau air hujan agar tidak membasahi tubuhnya.

Sesaat sebelum masuk ke dalam Kafe Alaric berdiam diri di luar, menepuk-nepuk pakaiannya yang terkena air hujan. Setelah dirasa penampilannya cukup rapi, dia pun masuk ke dalam Kafe. Pandangan Alaric mengedar ke seluruh penjuru Kafe yang ramai, dia mencari seseorang. Hingga atensinya teralihkan ketika ponselnya baru saja berbunyi.

Ting!

Meja nomor 23.

Begitulah isi dari pesan itu. Alaric segera berjalan menuju meja yang di maksud. Seorang perempuan dengan rambut sepunggungnya terlihat sedang duduk membelakangi Alaric di sana. Dengan sedikit ragu Alaric pun berjalan mendekatinya.

"Sa?" panggil Alaric dengan suara seraknya. Perempuan itu-yang tak lain adalah Alissa itu menoleh. Dia tersenyum manis kepada Alaric, lalu bangkit dari duduknya. Memeluk Alaric sangat erat.

"Long time no see, Al!" serunya bergelayut manja di leher Alaric. Alaric terpaku di tempatnya. Lidahnya kelu, tak sanggup berkata-kata. Tanpa ragu Alaric pun menggerakkan tangannya membalas pelukan Alissa.

"I miss you so bad, Al," ujar Alissa.

Sesaat mereka saling berpelukan hingga akhirnya Alaric mengurai lebih dulu. Alaric tidak ingin menjadi pusat perhatian karena berpelukan di tempat umum seperti ini. Dia lantas menyuruh Alissa untuk kembali duduk.

Story of Reina [SELESAI]Where stories live. Discover now