BAGIAN 17: Akhir Cerita Cinta

2.1K 198 19
                                    

Playing Now
Aku Yang Salah - Elmatu

Setelah jam pelajaran pertama dilangsungkan, seluruh siswa siswi SMA Starlight berbahagia karena tidak akan ada kegiatan belajar mengajar lagi. Seluruh guru dan staf tata usaha mengadakan rapat di ruang guru.

Daripada berdiam diri di kelas, Reina memilih berjalan menyusuri lorong sekolah yang ramai untuk pergi ke ruang musik. Helaan napas panjang terdengar keluar dari mulut Reina. Suasana ruang musik jauh lebih menenangkan daripada suasana kelasnya.

Reina berjalan ke pojok ruangan untuk mengambil sebuah gitar, setelahnya gadis itu duduk di sofa dan mulai menyetel nada. Memetik senarnya pelan, hingga mulutnya bergumam menyanyikan sebuah lagu.

"Udah diduga, lo di sini," ujar seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan. Reina menghentikan petikan gitarnya. Dia menoleh ke arah sumber suara. Netra mata Reina langsung menemukan Fano yang sedang menyender di ambang pintu dengan kedua tangan terlipat di dada. Fano menurunkan tangannya. Dimasukannya kedua tangan itu ke dalam saku celana, lalu berjalan pelan menghampiri Reina.

"Kemana aja? Kenapa chatt gue gak pernah dibalas?" tanya Fano mendudukkan diri di samping Reina.

"Gak pegang ponsel dari semalem," balas Reina seadanya.

"Kenapa?" tanya Fano lagi. Reina bergeming, tangannya memetik senar gitar dengan asal.

"Lagi ngehindar? Gue ada salah ya? sorry deh kalau ada salah," tutur Fano, karena dia merasa Reina sedang menjaga jarak darinya. Mendengar itu Reina menggigit bibir bawahnya kuat. Di posisi ini Reina yang salah tapi kenapa malah Fano yang meminta maaf?

"Kenapa minta maaf? Tau kesalahannya apa?" tanya Reina tanpa menatap Fano. Fano meringis pelan, tangannya bergerak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia sendiri juga tidak tahu letak kesalahannya di mana.

"Engga sih, tapi gue yakin ada salah. Cuman nggak sadar aja salahnya di mana," ucap Fano membuat kepala Reina menggeleng pelan.

"Berarti nggak usah minta maaf," ujar Reina mengambil jeda sejenak, sebelum akhirnya kembali berucap, "Kamu nggak ada salah Fan, gak perlu minta maaf."

Fano menghembuskan napasnya kasar. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Reina. Namun sepertinya lebih baik dia mengalah dan mencoba mengerti memahami Reina.

Tangan Fano bergerak merebut gitar di pelukan Reina, lalu jari jemari piawainya mulai memetik senar dengan perlahan. Reina terdiam di tempatnya, netra matanya sejak tadi terus memperhatikan Fano. Reina sayang Fano dan dia juga tidak ingin kehilangan Fano, tapi sepertinya takdir mengharuskan Reina untuk merelakan Fano.

"Fan," panggil Reina.

"Hm?" sahut Fano tanpa melihat ke arah Reina. Reina meneguk ludahnya susah payah. Haruskah dia mengatakannya?

"Gue mau tanya sesuatu, tapi harus diawab jujur ya?" kata Reina. Mendengar keseriusan dalam penuturan Reina, Fano lantas mengalihkan atensinya dari gitar yang Ia pegang. Dia mendongak dengan sebelah alis terangkat.

"Serius amat kayaknya, mau tanya apa?" kata Fano menatap Reina tepat di netra matanya. Reina yang tak bisa ditatap seperti itu pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Cuman mau tanya tentang perasaan lo waktu tau gue dijodohin sama Kak Alaric," ujar Reina. "Kamu pasti sakit hati kan Fan? Jawab jujur sama aku."

Story of Reina [SELESAI]Where stories live. Discover now