BAGIAN 13: Kecewa

2.3K 207 10
                                    

Reina mengekori Alaric menaiki tangga, lalu berhenti di hadapan pintu bercat hitam yang sebelumnya sempat dia singgahi. Alaric tampak mengeluarkan kunci, lalu Ia membuka pintu itu lebar-lebar.

"Masuk!" titahnya. Reina lantas mengambil koper dan menyeretnya masuk ke dalam sana. Sesaat gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar. Cat tembok berwarna biru tua dengan pernak pernik serba hitam, benar-benar menunjukkan kesan kamar khas anak lelaki.

"Jaga baik-baik kamar saya. Jangan sampe ada satu pun barang yang pecah atau rusak. Kamu bisa pake lemari sebelah kanan buat nyimpen baju, yang sebelah kiri jangan pernah dibuka karena sebagian baju saya masih ada di sana," jelas Alaric membuat Reina terperangah. Ini adalah kalimat terpanjang yang pernah ia dengar dari mulut Alaric.

"Paham kan?" tanya Alaric lagi membuat Reina spontan menganggukkan kepalanya paham.

"Istirahat! Ini kunci kamarnya." Alaric menaruh kunci itu di atas nakas. Setelahnya dia berlalu pergi dengan menutup pintu sedikit kencang hingga menciptakan bunyi.

Reina mencibir, "Istirahat! Hih!" katanya meniru ucapan Alaric.

Tidak ingin memikirkan sikap menyebalkan Alaric lebih lama, Reina pun memilih mendudukan tubuhnya di atas kasur. Sepertinya kamar ini memang sudah lama tidak ditempati, buktinya kasur yang dia duduki saat ini sedikit berdebu.

Reina merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah sebelumnya menepuk-nepuk kasur itu pelan. Kamar Alaric rupanya tidak terlau buruk, suasananya sangat nyaman. Ya, walaupun pemilihan cat dan pernak-pernik nya bukan Reina sekali.

Cklek

Pintu kamar tiba-tiba terbuka membuat Reina langsung menegakkan tubuhnya kembali. Mata gadis itu menanam ketika melihat kehadiran Alaric di ambang pintu. Bibirnya mencebik kesal, dasar tidak punya sopan santun!

"Bisa kali Kak, ketuk pintu dulu," ujar Reina.

"Maaf, ini!" Alaric berujar sembari menyerahkan satu set spring bed baru kepada Reina. "Ganti dulu sprei nya, baru tiduran," kata Alaric lagi.

"Hm." Tanpa mengucap apa pun lagi, Alaric langsung keluar dan menutup pintu kamarnya kembali.

Dengan sedikit enggan Reina terpaksa mengganti semua sprei tempat tidur dengan sarung bantal bantalnya sekaligus. Setelah selesai, dia menghembuskan napas panjang dan kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Nyamannya!" seru Reina dengan mata terpejam.

Reina mengecek jam di ponselnya. Rupanya sudah jam 2 siang. Mungkin dia harus mandi karena tubuhnya terasa sedikit lengket. Namun sebelum itu terjadi Reina lebih dulu menepuk jidatnya sendiri ketika mengingat bahwa dia tidak membawa perlengkapan mandi sama sekali. Dia hanya membawa baju juga buku-buku pelajarannya. Tidak masalah, dia bisa membelinya di supermarket nanti.

Reina dengan segera mengambil dompetnya, lalu dia turun ke lantai bawah. Netra matanya menemukan Cika yang masih stay di hadapan laptop. Apalagi pekerjaannya kalau bukan nonton drama korea?

"Cika?" panggil Reina membuat Cika menoleh sekilas ke arahnya.


"Kenapa Kak?"

"Emm... disekitaran sini minimarket dimana ya?" tanya Reina.

"Ada di depan komplek. Kenapa emangnya Kak?"

Story of Reina [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang