#Bab 65

558 132 25
                                    

Zafran Pov

Beberapa hari yang lalu aku sudah kembali ke Jakarta,banyak hal yang perlu aku persiapkan untuk membuka usaha di Jogja,selain merenovasi bangunan yang aku beli,aku juga harus mengurus surat izin membuka usaha di suatu wilayah.

"Jadi konsepnya nanti akan tetap seperti Sunyi?"tanya Ayah

Aku sejenak berfikir,"Iyah Ayah,tapi aku juga mempekerjakan mereka yang cacat secara fisik,maksudku mereka yang berjalan dengan kursi roda"jawabku

Ayah dan Ibu saling berpandangan,lalu mereka tersenyum padaku.

"Kamu sudah menyiapkan pekerjanya?"tanya Ibu

"Sudah,aku meminta bantuan pada dinas sosial kota Jogja,Alhamdulilah kemarin aku juga sudah bertemu dengan mereka,mereka sudah terlatih kok"jawabku

"Tujuanmu membuka usaha di Jogja,karena ada Hara?"tanya Ayah

Sekali lagi aku terdiam,merenungi pertanyaan Ayah lebih dalam lagi,"Seperti yang sudah aku bilang Yah,aku hanya ingin membuka lapangan pekerjaan untuk mereka yang membutuhkan,lalu-"

"Lalu ada Hara si dokter cantik pujaan hati yaa?"potong Ayah

Ibu tersenyum begitu juga denganku,"lebih dari itu Yah"jawabku

"Apa?"tanya Ibu penasaran

"Aku ingin menjadikan Jogja kota masa depanku bersama Hara"jawabku

"Pedeeeeeeeee"teriak Ziofa mengejeknya,aku kira dia benar-benar fokus mengerjakan tugas sekolahnya,ternyata adikku juga memiliki bakat menguping yang sangat handal.

"Emang Kak Hara mau di jadiin masadepannya abang?"tanya Ziofa dengan berjalan mendekatiku

Aku tertawa,pertanyaan bodoh macam apa yang di lontarkan adikku ini?

"Tanpa abang minta pun dia sudah bersedia"balasku sedikit berjumawa

"Diiih!"

"Hai kenapa malah berdebat sih kalian"tegur Ayah

"Zaf"

"Iyah Yah"

"Jangan lamar Hara sebelum kamu punya tempat tinggal di Jogja,mengerti?"

Aku segera menganggukkan kepala,aku mengerti maksud Ayah,beliau memintaku menikahi Hara setelah aku benar-benar sukses.

"Rumah yang Hara tempati di Jogja,itu milik orang tuanya,belilah rumah yang kecil dan sederhana juga gak papah,asal kamu sudah punya modal penuh untuk mengajak Hara hidup bersama di Jogja"ucap Ayah

"Kalo Kak Hara menolak bagaimana Yah?dia kan anak tunggal,mana mungkin orang tuanya mau melepas putrinya untuk pria yang hanya memiliki rumah kecil?"tanya Ziofa

Aku dan kedua orang tuaku tertawa mendengar pertanyaan dari Ziofa.

"Terus kalo orang tuanya Kak Hara melarang Abang bawa Kak Hara dari rumah itu bagaimana?"lanjutnya lagi

"Kalian mengerti kan maksud pertanyaanku?"tanya Ziofa yang sedikit kesal karna kami justru tertawa karena dia.

"Itu sudah beda pembahasan Zio,asal Abangmu sudah punya rumah,orang tuanya dokter Hara juga pasti lebih yakin melepas putrinya untuk abangmu,jika mereka menghendaki abangmu dan Hara tinggal di rumah itu yaa gak papah,itu bisa di bicarakan lagi nanti"jawab Ayah

"Ayah juga akan melakukan hal seperti itu jika nanti ada seorang pria melamarku?"tanya Zio

"Tentu saja"jawab Ayah

Hamoka Pov

Hari ini rasanya sangat melelahkan sekali,selain mengurus para pasien,tadi juga ada rapat pleno bagi para dokter rumah sakit,hingga petang aku baru sampai rumah.

Jika keadaan sudah seperti ini,biasanya aku baru sadar jika sudah lama aku berjauhan dari Papa Mama,mungkin jika mereka berada di sini,aku bisa mengeluh pada mereka atau setidaknya bisa memeluk mereka untuk melepas rasa penatku.

"Sabar Hamoka!!!dua minggu lagi kamu bisa ambil cuti untuk pulang ke Jakarta"gumamku lirih,seolah-olah sedang memberi semangat pada diri sendiri.

Akhirnya aku memilih masuk ke dapur,kedua mataku menemukan mesin kopi,ah iyah!beberapa hari yang lalu,saat Zafran masih di Jogja,dia membeli mesin espresso dan alat seduhnya,dia juga sempat mengajariku cara meracik kopi.

Tanganku saat ini tengah sibuk menimbang kopi untuk membuat seduhan kopi.

Tak butuh waktu lama namun memerlukan kerja keras yang cukup,akhirnya kopi racikanku jadi,aku tersenyum,belum begitu rapi tapi rasanya lumayan,tidak begitu buruk menurutku.

Zafran Pov

"Aku sengaja datang kesini,agar bisa punya waktu makan bersamamu"ucap Pinkan

Iyah,siang ini dia sudah berada di Sunyi,duduk di kursi tinggi depan meja barista.

"Waktu di Jogja menurutku kurang tepat,karena ada Hara kan?"lanjutnya

"Tapi aku masih sibuk,Sunyi masih ramai"balasku

"Aku akan menunggu Zaf"kata Pinkan lagi

Aku hanya diam dan melanjutkan pekerjaanku,hingga hampir tiga puluh menit kemudian pekerjaanku selesai.

"Kamu mau makan apa?"tanyaku

"Kita keluar saja,bagaimana?"jawab Pinkan

"Kita makan di sini"balasku

"Di ruanganmu?"tanya Pinkan

"Tidak Pinkan,kita makan di situ"jawabku sembari menunjukan salah satu meja yang masih kosong

"Dulu kita sering makan di ruanganmu"kata Pinkan

"Itu dulu,sekarang keadaannya sudah berbeda,ruanganku salah satu privasi di sini,aku tidak bisa mengajak sembarang orang untuk masuk ke dalam"balasku

Pinkan tertawa,dia seolah-olah sedang mengejekku.

"Sejak kapan sih kamu seperti ini Zaf?apa kamu takut sama Hara?"tanya Pinkan

Ah sialan!!Pinkan benar-benar menguji kesabaranku siang ini,akhirnya aku memilih menelfon Hara,agar Pinkan sadar jika posisinya tidak seperti dulu,ada seseorang yang menjadi prioritasku saat ini.

#tbc,,,
Selamat malam,happy reading,,,

Kopi SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang