#Bab 50

626 137 24
                                    

Hamoka Pov

Jogja kembali menyambutku,hari ini senyum di bibirku tak pernah lepas,di mulai dari pagi tadi,sebelum aku memulai aktivitas Zafran sudah memberikan aku semangat,lalu sekarang aku sudah berada di rumah sakit umum daerah,aku masuk sebagai dokter umum pada poli anak.

Tidak hanya melihat orang yang lemah karena menahan sakit saja,melainkan aku juga harus melihat dan mendengar tangisan air mata dari anak-anak.

Peranku tidak hanya sebagai dokter,aku juga harus bisa berperan sebagai orang tua agar bisa mengambil hati mereka,agar mereka bisa percaya padaku,jika aku mampu membantu menghilangkan rasa sakit yang mereka rasakan.

Tugas berat,tapi aku senang,aku menyukai tugasku saat ini,kata Mama "itung-itung belajar jadi orang tua!"

Ayah masih di Jogja,hari ini katanya mau pergi bersama Papa ke tempat pemancingan,entahlah!yang aku lihat dua pria dewasa itu semakin hari semakin akrab.

"Mokaaaaa"

Aku tersenyum,Gusti!
Dia datang ke rumah sakit,selama aku di Jogja,memang kami belum sempat bertemu untuk bertegur sapa secara langsung.

"Hai,apa kabar?"tanyaku ketika sudah di dekatnya,lalu kedua tangan kami saling menjabat.

"Baik,awakmu piye?"balasnya dengan logat jawa

"Baik,lebih baik dari Hamoka setahun yang lalu"jawabku

Gusti tersenyum lalu mengacak pucuk rambutku sedikit,dan aku baru menyadari jika Gusti tidak sendiri,dia bersama seorang gadis berambut panjang warna hitam,manis khas wanita jawa.

"Dia-"

"Oh yo lali Aku"potong Gusti dengan menepuk keningnya

"Daru,kenalin ini Hamoka"

"Ka,iki jenenge Daru,temen kampusku"

Aku mengangguk dan tersenyum,begitu juga dengan Daru,temannya Gusti,kami saling berjabat tangan untuk berkenalan.

"Awakmu wes rampung to?"tanya Gusti

"Lagi istirahat"jawabku

"Wes mangan?"tanya Gusti

Aku menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

"Aku tlaktir bakso piye?mau gak?"tawar Gusti

"Boleh"jawabku

Hanya di Jogja aku bisa makan bakso,di Jakarta sangat jarang,apalagi di kemarin saat aku di Singapore,maka hari ini aku akan makan bakso bersama Gusti dan Daru.

                                    ***

"Piye?doyan gak?"tanya Gusti

Aku tertawa,Gusti memang kadang suka sialan,meledekku dengan makanan-makanan kaki lima,katanya aku orang kota.

"Ini enak Gus"jawabku

"Pake lontong Ka"ucap Gusti dengan membuka daun pisang sebagai pembungkus lontong

"Eh-"

"Enak,wes to manut karo aku"potong Gusti

Aku tidak hanya terkejut karna ini pertama kali aku makan Bakso bersama lontong,tapi aku merasa tidak enak dengan sikap Gusti padaku,mungkin jika tidak ada Daru,aku tidak akan seterkejut saat ini.

"Udah,wes cepet di dahar"lanjut Gusti

"Iyah Gus,matursuwun"balasku

Setelah baksoku sudah habis bersama lontong dan sisa kuahnya saja,sekarang aku menikmati es jeruk yang begitu segar.

"Daru satu jurusan dengan Gusti to?"tanyaku

"Mboten Mbak,kulo mundut jurusan hukum"jawabnya

"Oh yaa?hebat dong"balasku

"Cocok to lak dadi bodyguardku?"imbuh Gusti bergurau hingga Daru memukul lengan sahabatnya.

"Dasar cah gendeng"gerutu Daru

Melihat mereka aku jadi ingat Zafran,biasanya di setiap obrolan kami,akan ada yang menggoda hingga membuat salah satu di antara kami merasa kesal dan saling memukul pelan.

"Oh ya,piye keadaane Mas Zafran Ka?"tanya Gusti

"Hah"

"Kata Mbak Marni kamu pulang ke sini di antar calon mertuamu"lanjut Gusti

"Oh iya,karena aku dari Singapore,Zafran sudah cukup baik,dalam tahap pemulihan Gus,minta doa nya yaa"balasku

Gusti menganggukkan kepala pelan,"aku seneng akhirnya kamu biso ketemu karo Mas Zafran Ka,nanti pas nonton konser ojo nangis neh yoo?"ucap Gusti

Aku tertawa,sungguh!Gusti kembali mengingatkan aku pada hal-hal setahun yang lalu,saat aku merasa patah dan lemah karena seorang Zafran,saat aku berusaha mati-matian untuk melupakan Zafran dan membencinya namun selalu bertemu dengan gagal.

"Lalu hubunganmu saiki piye?wes apik neh to?"tanya Gusti

Aku mengangguk,"awalnya kami sama-sama di kuasai oleh ego,lalu kami saling mengakui dan berusaha membenarkan sedikit demi sedikit sesuatu yang hampir rusak"jawabku

Gusti tersenyum,aku ingin bercerita padanya tentang cemburunya Zafran pada Gusti,namun aku urungkan,ada Daru!aku tidak ingin menimbulkan kesalah pahaman,yang aku lihat Daru mengagumi Gusti,entah bagaimana Gusti pada Daru?

Setahun menjadi teman dekatnya Gusti,baru kali ini aku di kenalkan oleh teman wanitanya.

"Tato kamu tambah yaa?"tanyaku

"Iyo,aku buat tato kecil di pergelangan tangan karo kaki,kecil kok Ka"jawab Gusti

"Bagus"balasku

Entah kenapa aku senang melihat tato yang berada di tubuh Gusti,maksudku dia selalu membuat tato yang masih enak di lihat,tidak terlalu banyak hingga terkesan kotor.

"Zafran bertato juga?"tanya Gusti

Aku menggeleng cepat,Zafran tipe orang yang cukup bersih menurutku,aku bisa menilai dari isi kamarnya,jarang berantakan untuk ukuran seorang laki-laki.

"Sepertinya dia tidak begitu menyukai tato"jawabku

"Dan aku pun senang"lanjutku

Gusti dan Daru tertawa,tidak terasa kami banyak berbincang melepas rindu,sekarang aku kembali ke rumah sakit,bertugas lagi melayani para pasien,sebelumnya aku sudah berjanji malam akhir pekan ini aku akan datang ke Loko,tempat Gusti bekerja sebagai barista,aku juga merindukan tempat itu.

#tbc,,
Selamat sore,happy reading,udah bosen apa masih tetap menunggu cerita Zafran dan Hamoka nih???

Kopi SunyiWhere stories live. Discover now