#Bab 59

564 139 35
                                    

Zafran Pov

"Itu apa?"tanyaku setelah Hara memanggilku untuk keluar rumah,dan di teras aku sudah menemukan dia bersama Mbak Marni dan Mas Ujang duduk diatas tikar sedang menikmati seperti mie rebus.

"Bak mie,mau gak?"balas Hara

Aku pun menerima suapan bakmie tersebut dari tangan Hara.

"Enak"ucapku

"Tak pesenke kalau begitu"kata Mas Ujang

"Dimana?"tanyaku

"Itu di depan"jawab Hara sembari menunjuk dengan dagunya

Aku pun beranjak,lalu melangkah keluar dari pintu gerbang,aku bisa melihat sebuah penjual Bakmi Jowo yang memakai gerobak dorong sedang memasak pesanan pelanggannya.

"Danu"

"Eh Mas Zafran"

"Ini punya Mas Zafran lagi di masak,pedes mboten?"lanjutnya bertanya padaku

"Oh Iyah pedes"jawabku

Dari aromanya saja sudah sangat menggoda,Bakmi Jowo yang di masak di atas bara api atau orang Jogja biasa mengatakan arang.

"Danu sudah pesen?"tanyaku

"Sampun,setelah ini Pak Lek nya masakin punya ku"jawab Danu,anaknya Mbak Marni dan Mas Ujang.

Semakin lama aku di Jogja,rasanya aku semakin enggan pulang ke Jakarta,terlalu nyaman di sini,Hara dan semua hal sederhana ada di sini.

Aku semakin yakin,tidak perlu bertanya lagi pada Hara,perihal akan menghabiskan masa tuanya dimana?aku sudah memilih Jogja sebagai tempat masa tuaku bersama dia.

Lalu Sunyi?Rumah senja dan Rumah baca bagaimana?sepertinya itu bukan hal yang sulit,aku bisa datang ke Jakarta dan Jogja semauku,Tol sudah ada di sepanjang pulau jawa,lalu kereta api juga sudah sangat nyaman sebagai pilihan transportasi di Indonesia saat ini.

"Monggo mas"

"Oh iyah pak"

"Mas duluan ya Nu"

"Enggeh Mas"

Akhirnya aku kembali masuk ke halaman rumah,menemui Hara,Mbak Marni dan Mas Ujang yang terlihat sedang menikmati kuah dari Bakmi Jowo nya.

"Curang ih makan duluan"ucapku saat sudah duduk di samping Hara,di atas tikar yang di gelar pada teras rumah.

"Aku sudah ngajakin kamu,tapi kamu nya sok sibuk telfonan sama orang"balas Hara

Aku tersenyum,iyah!Hara memang sudah mengajakku berulang kali,tapi aku selalu beralasan akan menyusul,karena aku sedang berbincang dengan beberapa staf kantor Hand2craft via telfon.

"Masih panas,jangan buru-buru makannya"ucap Hara mengingatkan

"Enak yaa di Jogja,masih ada pedagang keliling seperti ini"ungkapku

"Di Jakarta sudah ndak ada ya mas?"tanya Mbak Marni

Aku tertawa mendengar pertanyaan Mbak Marni "ndak ada mbak,buat jalan kaki saja sudah susah,apalagi buat dorong gerobak seperti ini"jawabku

"Tapi orang-orang berlomba-lomba datang ke Jakarta loh mas"kata Mbak Marni lagi

"Yaa mungkin karna kepepet,butuh pekerjaan mbak"balasku

"Iyo bener,padahal kerjo teng Ibu Kota luweh soyo,luweh rekoso yoo mas?"imbuh Mas Ujang

"Lebih melelahkan dan lebih butuh kerja keras lagi"kata Hara mengartikan kalimat dari Mas Ujang

"Iyah Mas,air saja harus beli disana,yaa memang sih apa saja bisa di dapat ketika kita di Ibu Kota,tapi persaingannya sangat ketat sampai lupa kalau kita punya tetangga"balasku

Sabtu malam,mungkin biasanya mereka akan menghabiskan malam berdua dengan orang spesial,nonton atau sekedar dinner berdua,pulang hingga larut malam,tapi ketika di Jogja,aku cukup duduk di teras rumah,bersama Hara,di temani Mbak Marni,Mas Ujang dan Danu.

Banyak hal yang kami bicarakan,mulai dari hal kecil hingga tentang sudut pandang kami soal kehidupan,pantas saja Hara memilih duduk di rumah,makan jagung rebus ketika malam pergantian tahun baru,sesederhana ini memang hidup di Jogja.

"Lusa aku pulang ke Jakarta"kataku saat hanya berdua bersama Hara,Mbak Mar dan Mas Ujang beserta Danu sudah masuk ke dalam rumah.

"Iyah aku tahu"jawab Hara sembari menyenderkan kepalanya di pundakku

"Sunyi kan juga butuh kamu"lanjutnya

Aku tersenyum,detik berikutnya aku mencium pucuk kepala Hara dalam dan cukup lama.

"Aku janji aka-"

"Jangan janji seperti itu"potong Hara

"Kenapa?"tanyaku

"Dulu kamu juga pernah janji seperti itu kan?tapi gak di tepati,makanya jangan janji,lebih baik kalau memang ada waktu kamu sering-sering datang ke Jogja"jawab Hara

Aku menganggukkan kepala,mengerti dengan alasan yang Hara katakan padaku,mungkin dia sedikit takut jika aku akan berbohong lagi.

"Aku tidak akan melakukan kebodohan kedua kali Ra"balasku

Hara enggan menjawab,tapi kedua tangannya melingkar di pinggangku,dia memelukku dari samping cukup erat.

"Lalu kapan kamu akan menemui Jakarta?Jakarta pasti dendam sekali dengan Jogja,karna sudah mengambilmu dari dia"ucapku

Hara tersenyum,"Aku belum tahu,belum ada waktu libur yang cukup panjang,sayang kalau mau cuti"jawabnya

"Pertengahan tahun berarti?"tanyaku

"Maybe"jawabnya

"Besok mau kemana?"lanjutnya bertanya sembari merenggangkan pelukannya

Aku sedikit berfikir,namun aku tidak menemukan ide,"Terserah kamu saja,besok aku ingin bersamamu dari pagi sampai malam"jawabku

Hara terkekeh,lalu dia mencondongkan tubuhnya,hingga tubuh kami tak berjarak,wajahnya sudah sangat dekat dengan wajahku,aku bisa merasakan hembusan nafasnya,tanpa pikir panjang aku menarik tengkuknya lalu bibir kami menempel hingga aku berhasil melumatnya.

Tidak begitu lama,setelah kami rasa nafas kami hampir habis,kami saling melepaskan tautan bibir kami,lalu aku tersenyum begitu juga dengan Hara.

"Mau lagi?"tanyaku

Hara terlihat mencari sesuatu,sepertinya dia sedang memastikan keadaan sekitar.

"Mbak Mar sama Mas Ujang sudah tidur"kataku

Hara memukul dadaku pelan,lalu aku menarik pinggangnya hingga dia duduk diatas pahaku,dengan keadaan kedua kakiku yang berselonjor di atas tikar.

"Jangan disini"kata Hara

"Sudah jam 12 malam,siapa juga yang mau lihat?kalau di kamar lebih bahaya efeknya"balasku

Kedua pipi Hara memerah,dia begitu menggemaskan dengan ekrpresi malunya,detik selanjutnya aku segera melumat kembali bibir ranum milik kekasihku,hingga akhirnya Hara membalas dan mengimbangi ciumanku,sabtu malam yang benar-benar indah.

#tbc,,,
Selamat siang,selamat menjadi orang tidak waras dengan part Zafran,Hara dan Jogjanya,terimakasih yang sudah vote dan mendukung karyaku dengan turut serta dalam kolom komentar,I Love you all,,,

Kopi SunyiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora