CHAPTER 22

25 14 5
                                    

Krisya menatap malas kedua orang tuanya yang sedanga bermesraan di ruang keluarga sambil nonton TV. Baru saja ia tiba dirumah bersama adiknya keira setelah lelah berjalan mengitari mall.

“papa sama mama kalau mau pacaran jangan depan kita dong” protes Krisya pada keduanya.

“loh, kalian udah pulang kok nggak ucapin salam malah protes mama papa” ujar Daniel pada kedua purti cantiknya, pasalnya ia selalu mengingatkan bahwa setiap masuk rumah harus mngucapkan salam dimanapun mereka berada.

“udah kali papa, mama papa aja yang sibuk mesra-mesraan sampe nggak denger ananya pulang” jawab Keira kesal.

“yahh papa minta maaf deh”

Krisya dan keira berjalan mendekati kedua orangtuanya dan meletakkan belanjaan mereka hari ini yang lumayan menguras dompet.

“belanja apa aja kalian? Kok keliatannya banyak banget”

“keira borong baju, tas sama sepatu tuh ma. Aku cuman bli cemilan doang” adu Krisya pada sang mama.

“kan jarang jarang keira belanja khilaf gini”

“kamu ini, mama nggak larang kamu belanja tapi belajar hemat itu bagus loh sayang”

“dengerin tuh” Keira cemberut mendengar mama dan kakaknya yang memojokkannya.

“papa, mama sama kakk nyebelin deh. Kan Kei jarang banget belanja gini”

“papa sih nggak masalah kamu belanja apapun itu terserah” ujar daniel pada si bungsu keira.

“yeyyy, papa the best pokoknya deh” ujar Kei kegirangan saat dibela sang papa.

“Tapi bener kata mama kamu, belajar hidup sederhana meskipun kita mampu beli semuanya. Banyak orang di luar sana yang makan pun susah, nggak punya tempat tinggal dan hidupnya serba kekurangan. Untuk itu kita harus menghargai apa yang sudah kita peroleh dan bersyukur atas semuanya pada sang pencipta”

Keira manggut-manggut mendengarkan wejangan dari Daniel sang papa, ia spontan memeluk papanya yang berada di sampingnya.

“makasih pa, mah”

“sama gue nggak mau ngucapin makasih nih?”

“emang kakak ada ngomong atau nasehatin kei ya?”

“idih nyebelin lo kambuh deh”

“bercanda doang aelahh, baperan sihh. Makasih kak Krisya yang baik”

“gitu dong akur anak mama”

..........................................

Revan merasa bosan karena sedari tadi ia hanya berbaring di kasur sembari mengecek hpnya barangkali ada notif pesan dari Krisya. Namun tak ada satu pun, saat ia menelpon gadis itu nomornya tidak aktif dari sore tadi.

Otaknya terus memutar memori kejadian beberapa hari belakangan yang membuat ia dan krisya membangun benteng pertahanan masing-masing. Kala ia mndekati gadis itu, maka dengan mudahnya Krisya mengabaikan keberadaannya.

Sungguh kepalanya saat ini seperti ingin pecah saja memikirkan hubungan mereka ditambah lagi dengan Victoria yang semakin gencar menghubunginya atau menanyakan tentangnya pada Satria.

“dia nggak ada kangen sama gue apa?” tanya revan pada dirinya sendiri.

Tok tok tok

“misi den Revan” ujar asisten rumah tangganya dari depan kamarnya yang tertutup.

“kenapa bi?” tanya revan setengah berteriak.

“anu Den, itu ada Den Satya dateng dia ada di ruang tamu”

“suruh ke sini aja Bi”

Tak lama setelah kepergian pembantunya, pintu kamar Revan di ketuk dan menampilkan Satya yang memasuki kamarnya.

“kusut bener muka lo” ujar satya.

“pusing gue” Revan mengacak rambutnya sendiri lelah dengan semua hal yang ia hadapi kini.

“Krisya lagi?”

“dia nggak bisa di hubungin sama sekali hari ini, kemarin gue udah ngasih tau buat bareng ke sekolah hari ini dan asal lo tau dia berangkat pagi demi ngehindarin gue” ujar Revan panjang lebar tanpa sadar.

“wowww sehebat itu ya krisya sampe sampe buat lo ngomong panjang lebar gini”

“nggak usah bercanda deh lo, kalau lo cuman buat gue tambah pusing mending lo balik sono” ujar Revan kesal.

“santai bro”

“menurut gue lo hubungin dia lewat whatsapp aja, kali aja dia baca. Positif thinking kali aja hpnya low jadi nggak bisa dihubungin” jelas Satya yang membuat Revan sedikit lebih lega.

“kalau dia nggak ngerespon gimana?” ujar Revan yang pesimis akan di gubris oleh Krisya.

“cinta ternyata bisa buat lo bego ya, ya kalau nggak di gubris ya lo usaha lagilah. Tapi itu sih kalau lo masih pengen pertahanin dia” yaelahh udah kayak pakar cinta aja si Satya

Revan mengambil handphone yang ada di bawah bantalnya, kemudian mencari kontak gadis keras kepala yang membuatnya teramat pusing.

Me:
Sya
Gue pengen ngomong sama lo penting
Kita ketemu besok di sekolah

“whatsappnya aktif nggak?” tanya Satya yang di balas gelengan oleh Revan.

Satya baru kali ini melihat Revan lemah seperti ini sejak bersama Krisya, sejak mereka kenal Krisya memberi arna trsendiri di hidupnya yang hanya hitam putih setelah victoria meninggalkannya dulu.

Bahkan kedatangan Victoria dari paris kali ini pun tak memberi semangat bagi Revan dan Satya sadar betul bahwa Krisya telah sepenuhnya memenuhi hati sahabatnya ini menggeser posisi yang pernah di tempati oleh sepupunya Victoria.

“Van” panggil Satya.

“hmmm”

“Krisya curiga ya sama lo?”

“curiga gimana?” Revan tak mengerti maksud dar pertanyaan Satya.

“soal Victoria” jelas Satya sedikit tak enak melihat raut wajah Revan yang kembali datar.

“dia nggak taau masalah itu, gue cuman sempat nanya sama dia gimana kalau misal cewek dimasa lalu gue dateng lagi”

“lo nanya gitu sama Krisya? Yang bener aja gila lo. Pantes aja dia ngehindarin lo” Satya cengo melihat anggukan Revan.

“sumpah parah bener lo. Saran gue lo jelasin semua ke Krisya sejelas-jelasnya sebelum dia tau dari orang lain masalah ini” ujar Satya bijak.

Revan menganggukkan kepalanya dan terus memikirkan bagaimana caranya agar ia dan Krisya bisa menyelesaikan semua permasalahan ini.

Revan menganggukkan kepalanya dan terus memikirkan bagaimana caranya agar ia dan Krisya bisa menyelesaikan semua permasalahan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ada nggak sih Yang kangen mereka?)



BERSAMBUNG...........

GIMANA YA KELANJUTANNYA?



Sorry kalau ada typo
Jangan lupa VOTE and COMMENT
See you....

Reisya {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang