[18] dibalik sosok-nya

Start from the beginning
                                    

"Kenapa Del ?! Cepet kalo mau ngomong !!!" Heeseung kembali bertanya, kali ini nadanya lebih kencang.

Adela tidak kuat. Gadis itu kemudian menggeleng, nyalinya tiba-tiba menciut ketika Heeseung sudah meneriakinya.

"Gak jelas banget," ujar Heeseung ketus.

Terasa sakit. Pertama kali Adela mendapat respons seperti tadi dari Heeseung. Kemudian gadis itu beranjak dari tempat dan meraih tas nya.

"Aku pamit kak, jangan lupa makan ramen nya." Pamit Adela yang tidak digubris oleh Heeseung.

Terdengar suara pintu yang tertutup kencang. Heeseung langsung menghentikan aktivitas nya. Matanya menatap ke arah mangkuk ramen yang tadi dibuat Adela.

"Bisa gak sih lu lebih lembut lagi ke dia !?" Pikiran Heeseung mulai beradu.

"Kalo lu gak jutek ke dia, lu bakalan gerogi sendiri." Pikiran lainnya langsung menyambar.

Heeseung langsung menggelengkan kepalanya, "ARGGGHHH !!" Tangan nya mengusap rambutnya dengan kasar.

"Aishhh Heeseung ! Lu itu kenapa sih ?!" Heeseung bertanya pada dirinya sendiri.

Pemuda itu menghela nafas panjang, "Lu gak suka sama dia, jadi gak usah deg-degan, lu gak ada perasaan sama dia, gak usah sok dingin depan dia."

Tiba-tiba terlintas di benak Heeseung seorang gadis kecil berlari ke arahnya. Dengan latar pedesaan, Heeseung ingat sekaliㅡsuasana tenang desa tempat ibu nya tinggal, ditambah keramahan warga desa.

Sosok gadis itu tergambar jelas di ingatan Heeseung. Wajahnya persis dengan Adela, terasa dalam hatinya bahwa Adela yang sekarang ialah Adela yang dulu pernah tinggal di desa itu.

"Adeknya Choi Yeonjun, Ibu nya jualan kue klepon sama jajanan pasar lainnya."

Heeseung meraih sebuah benda yang sejak dulu selalu ia bawa kemanapun ia pergi.

Mungkin terlihat konyol, namun benda yang ia bawa pergi ialah benda yang amat berharga.

Karena dengan benda itu Heeseung ingat betapa hangatnya seorang gadis meluluhkan hatinya.

"Adela juga punya gelang ini kan ?" Heeseung bertanya sambil menatap gelang tosca di tangan nya.

Teringat insiden dimana dirinya dan Adela bertabrakan di hari pertama sekolah. Adela punya gelang yang sama dengan Heeseung.

"Ahhh ! Apaan sih ?!" Heeseung menggeleng kepalanya, "Jangan mikirin dia, gak penting. Mending lu lanjut urusan OSIS aja Seung," ujar Heeseung pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Sebuah nama terera di layar ponsel Heeseung.

"Halo, Hoon ?"

"Gimana tuh proposal nya ? Puyeng banget gue," ujar Sunghoon pada sambungan telepon.

"Tenang Hoon, ini lagi gue periksa."

Tangan Heeseung langsung menggerakan arah kursor di layar.

"Eh Seung, lu tau gak ?"

"Enggak, apaan emang ?"

"Gak asik ah."

"Ya bener kan ? Gue gak tau, jadi jawaban gue gak salah dong."

"Udah deh gak jadi, padahal tentang Adela."

Heeseung langsung terdiam ketika nama gadis itu disebut.

"Adela kenapa Hoon ?"

"Cih, giliran Adela aja langsung penasaran lu," celetuk Sunghoon jengkel.

Ketos | Lee HeeseungWhere stories live. Discover now