[14] sejak subuh tadi

1.9K 410 16
                                    

Sudah 3 hari sejak kak Heeseung sakit. Kini kelasku sedang jamkos, banyak diantara kami berlalu lalang di luar kelas. Ada yang di lapangan, kantin, dan ada juga yang tidur di kelas.

Di tempatku, pikiranku terusik oleh sosok gadis yang aku dapati di kamar kak Heeseung saat hari dimana aku ingin mengjenguk kak Heeseung.

Aku rasa gadis itu spesial. Buktinya, gadis itu bisa membuat kak Heeseung tertawa.

"Heh, ngelamun aja bu." Tiba-tiba kak Jay hadir di hadapanku.

"Enggak kok, gak ada yang ngelamun," balasku berusaha menutupi.

"Yah elah Del, lu itu dari dulu gak jago bohong. Gak usah coba-coba deh."

Aku bingung mendengar ucapan kak Jay. Dia bilang dari dulu aku bukan pembohong yang baik.

"Maksud kakak dulu itu, gimana ?"

Bukannya menjawab melainkan menghela nafas, kak Jay juga menepuk jidatnya.

"Gak penting, eh ngomong-ngomong ada anak baru di kelas gue."

Aku mengangkat kedua alisku, "Perempuan atau laki-laki kak ?"

"Cewek Del, padahal gue ngarepnya cowok." Entah mengapa ucapan kak Jay terdengar ambigu.

Secara spontan aku memasang raut wajah bingung, guna menanggapi ucapan kak Jay.

"MAKSUD GUE TUH- Anak kelas gue yang cowoknya dikit, cuma ada 15 dari 40 siswa, sisanya murid cewek semua," jelas kak Jay yang sadar aku merasa ambigu dengan ucapannya.

"Ya gak apa-apa kali kak kalo perempuan juga, siapa tau kak Jay kepincut sama murid baru itu."

Reaksi kak Jay seolah-olah menolak bahwa dirinya akan jatuh hati pada murid baru di kelasnya.

"Gak mau gue, bukan tipe gue banget anaknya," sahut kak Jay.

"Emang kakak tau sisi dalam dari perempuan itu ?"

Kak Jay mengangguk. "Gue tuh udah kenal dia sejak kecil, bahkan gue udah kenalan sama dia sejak emak dia sama emak gue satu tempat persalinan."

Mendengar jawaban kak Jay membuat aku tertawa puas. Dia kakak kelas yang paling random yang pernah aku kenal.

"Tawa lu, lu sendiri gimana ? Udah berhasil luluhin hatinya Heeseung ?"

Tawaku langsung terhenti ketika kak Jay menyebut nama kak Heeseung.

"Kok diem ? Pasti lu ditolak Heeseung ya ??"

Sudah kuduga pembicaraan nya akan mengarah ke topik ini. Aku langsung malas menanggapi omongan kak Jay.

"Yahhh... bercanda Del, jangan ngambek, gue dukung kok lu sama Heeseung, lagipula lu berdua gemesin banget. Yang satu dingin kayak es batu, yang satu hangat kayak api unggun."

Entah mau senang atau sedih, mengingat gadis yang saat itu bersama kak Heeseung. Aku jadi tidak ingin memberikan respons pada ucapan kak Jay.

"Lu kenapa sih ? Cerita sini sama gue, ada masalah sama Heeseung ? Kalo iya, gue angkat tangan." Kak Jay benar-benar minta ditampol sekarang juga.

"Apa sih kak ? Aku gak ada masalah sama kak Heeseung," balasku.

"Kirain. Nih Del, kalo lu ada masalah, jangan sungkan buat cerita ke gue. Kalo Melisa gak masuk, kayak sekarang ini, lu bisa samperin gue ke kelas terus curhat," ujar kak Jay.

Hanya beberapa detik suasana yang dibawa kak Jay langsung berubah menjadi serius. Ia yang awalnya melawak gak jelas kini berubah menjadi sosok yang perhatian dan serius.

Aku mengangguk pada kak Jay. Ia membalasnya dengan usapan singkat di kepalaku.

"Gue heran sama Heeseung, bisa-bisanya dia gak sadar kalau Putri bunga Lili yang selama ini ia cari ada di depan mata dia."

Satu lagi perkataan kak Jay yang membuatku bingung. Aku pun berusaha untuk menepis hal membingungkan itu dan mencoba untuk mendatangkan pikiran baik.

Tapi nyatanya, semesta tidak mengizinkanku. Suara ponselku terdengar jelas, aku langsung meraihnya dan melihat nama kontak yang tertera di layar.

Terdapat nama Lily di layar ponselku. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengangkat sambungan telepon dari Lily.

"KAK ADELAAAAA !!" Lily berteriak dari ujung sana.

Suaranya terdengar seperti orang panik. "Kenapa Ly ? Heyyy jawabb !!"

Tidak menjawab. Lily justru menangis, ia menangis dengan deras. Kurang lebih 15 detik ia menangis baru menjawab pertanyaanku.

"Kakak dimana ?"

"Aku di sekolah, kenapa Ly ?"

Lily terdiam sejenak, aku menunggu ia merespons.

"Kakak kalo aku suruh cabut dari sekolah, mau gak ?"

Aku berpikir keras tentang pertanyaan Lily. Untuk apa ia menanyakan aku mau atau tidak cabut dari sekolah ?

"Kamu kenapa Ly ? Kasih tau ke kakak dulu masalahnya, kalo masalah nya besar, kakak akan usahain cabut dari sekolah."

Kembali lagi terdengar suara isakan tangis Lily. Namun kali ini lebih tenang dari yang sebelumnya.

"Emangnya kak Heeseung gak ada di rumah ?" Aku bertanya.

Lily mengatur nafasnya, jelas sekali suaranya dari sambungan telepon.

"Kak Heeseung..."

"Kak Heeseung kenapa Ly ???"

Aku mohon jangan buat aku khawatir.

Cukup lama Lily terdiam, ia masih susah mengatur nafasnya akibat terlalu lama menangis.

"Kak Heeseung hilang kak, sejak subuh tadi, Lily belum sempat menyapa kak Heeseung."
























Halooo semuanya, kembali lagi dengan part baru KETOS | Lee Heeseung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Halooo semuanya, kembali lagi dengan part baru KETOS | Lee Heeseung.

Jangan lupa vote+comment
nya yaaa💌

Part nya pendek banget, kayak tinggi badanku🙄👉🏻👈🏻

Makasi banyak semuanyaaa💗, heeseung sayang kalian semua ( terutama adela 😳 )

Ketos | Lee HeeseungWhere stories live. Discover now