[13] Petir dan beling

2.2K 415 41
                                    

Pukul 1 siang aku berada di kantin bersama Melisa dan Youngbin. Kami bertiga tengah menyantap makan siang kami.

"Eh Bin, bang Heeseung gak masuk ?" Melisa bertanya.

Aku langsung menoleh ke arah Youngbin. Menunggu ia untuk menjawab.

"Tadi pagi demam, kayaknya gara-gara kemarin kehujanan," jawab Youngbin.

Otakku langsung berputar mengingat kejadian siang kemarin, dimana kak Heeseung hujan-hujanan mengantarku pulang ke rumah.

"Emang kak Heeseung kemana ?" Tanyaku pada Youngbin pura-pura gak tau.

"Bilangnya sih mau beli makanan gitu, tapi lama banget, baru nyampe rumah pas sore."

Flashback start

Selesai sarapan di rumah kak Heeseung, aku tidak langsung pulang. Lily memintaku untuk diajarkan soal olimpiade IPS.

"Kakak... aku nyerah deh," keluh Lily sambil melempar pensil nya ke sembarang arah.

"Ayo coba lagi, atau kamu mau istirahat dulu ?" Lily langsung mengangguk ketika ditanya ingin istirahat.

Kami berdua keluar dari kamar dan beralih menuju ruang keluarga. Disana ada kak Heeseung dan Youngbin yang tengah berkutat dengan buku.

"Wihhh rajin sekali kakak-kakak ku," celetuk Lily kemudian duduk di samping Youngbin.

Aku melihat ke sekitar. Tidak ada tempat untuk duduk tersisa selain di samping kak Heeseung.

"Kak Dela duduk sinii, gak usah sungkan kak." Aku rasa Lily sadar kalau aku tengah kebingungan.

Aku mengangguk, perlahan melangkah mendekati kursi dekat kak Heeseung. Kemudian aku memberanikan diri untuk duduk di sampingnya.

Jarak kami lumayan dekat, tapi tidak sedekat saat di perpustakaan.

Mataku melirik ke arah kak Heeseung. Aku rasa ia tengah membaca buku pelajaran.

"Adela," panggil kak Heeseung tiba-tiba.

"Iya kak ?"

"Gue haus nih, ambilin minum dong !"

Aku merasa kak Heeseung telah menjadikan aku seorang babu. Tanpa menunda aku langsung melesat ke dapur dan mengambilkan segelas air mineral untuk kak Heeseung.

Bukannya diterima dengan baik, kak Heeseung justru mendorong gelas minum nya ke arahku.

"Gue gak mau minum air putih, gue mau nya kopi," pinta kak Heeseung. Dan bodohnya aku malah menuruti perintah nya.

Tapi itu lebih baik daripada kena amuk sama kak Heeseung.

Aku kembali ke tempat kak Heeseung dengan secangkir kopi. Dan lagi, ia tidak menerima kopi dariku.

"Gue mau kopi pake es, gue gak suka kopi yang panas."

Harus sabar-sabar kalau punya ketos modelan kak Heeseung. Permintaannya banyak sekali.

Ketos | Lee HeeseungWhere stories live. Discover now