My Prince | Part 66 -The Story

9K 348 24
                                    

Selamat membaca~~~

MyPlaylist - Feel it | Hard for me | Way Down we go By Michele Morrone
_______________________________

Allard memeluk Sesil saat melihat Sesil yang mengeluarkan air mata. ia tidak berniat untuk membuat Sesil kembali untuk mengenang memasa lalunya yang sangat menyeramkan. Allard sudah tau jalan ini sejak dulu, Justin pernah menceritakannya namun ia tidak menyangka Sesil akan menyuruh dirinya untuk menepikan mobilnya.

"aku suka shampoomu" ucap Allard sambil menghirup aroma Shampoo pada Sesil

Sesil terkekeh disela sela tangisannya "hari ini aku tidak mencuci rambutku, pembohong" kesalnya membuat Allard semakin memperdalam pelukannya, tidak memperdulikan para pejalan kaki yang memperhatikan mereka.

"aku yakin Bodyguard mu sedang menatap kita" ucap Sesil sambil menenggelamkan kepalanya kedalam dada Allard. tangan Allard mengangkat dan memberi kode untuk meninggalkan mereka, mobil itu pun mulai bergerak berjalan terlebih dahulu menjauh dari Allard dan Sesil

"kau cantik sekali hari in-setiap hari maksudku. aku suka kau memakai rok pendek" ucap Allard membuat Sesil terkekeh

Allard melepas pelukannya untuk menatap Sesil, tangannya terulur untuk menghapus air mata Sesil "Allard ceritakan yang terjadi saat itu"

"ayo ku ceritakan di mobil, di luar dingin dan aku takut Sean akan sampai dahulu sebelum kita" ucap Allard sambil membuka pintu mobil untuk Sesil setelah itu ia masuk kedalam mobil disisi lainnya.

"Waktu itu aku di culik, aku sedang bermain basket dengan teman temanku, mereka bilang mereka adalah pegawai baru yang di perintah oleh Dad. aku anak yang cukup menurut jika itu bersangkutan dengan kedua orang tua ku. namun baru sampai di dalam mobil aku menyadari jika itu bukanlah utusan Dad, karena dari mobilnya yang murah dan pengharumnya pun mura-"

"what the Hell, kau tidak benar benar seperti itu kan?" ucap Sesil menatap Allard dengan tatapan tak percaya

Allard melirik Sesil di sampingnya dengan heran "ada apa? Aku bercerita apa adanya"

"kita harus sering datang kegereja Allard, kita harus berdoa agar Sean tidak menuruni sifatmu" bergantian, Allard menatap Sesil tak percaya "Allard perhatikan jalannya! aku belum kegereja untuk mendoakan Sean!"

"lebih baik kita tidak usah kegereja"

"Allard!"

"hanya bercanda Sesil, kita akan kegereja namun kita tidak berdoa untuk sifat Sean. biarkan dia memilih sifatku" Allard tersenyum jahil dan kembali fokus membawa mobilnya.

"bisakah kau lanjutkan ceritamu, Sir?"

Allard berdeham "aku ingin sudah siap memukul mereka namun mereka lebih dahulu mendekapku dengan sapu tangan yang aku yakin sudah di taruh obat tidur dan saat itu aku terbangun di gedung tua. guess what Justin di sebelah ku menangis dengan wajah jeleknya" 

Sesil tertawa mendengar ucapan Allard, ia tidak memberikan komentar menunggu Allard melanjutkan ceritanya.

"dia membangunkanku, kami beruntung terbangun dini hari, para penjaga itu sedang tertidur. sialnya Justin mengacau tentangmu, dia bilang kau kecelakaan dan butuh pertolongan. berkat Justin para penjaga itu tersadar. badanku lebih besar dan aku kaka saat itu, aku harus melindungi Justin yang sangat amat lemah, sayangnya penjaga itu banyak aku tidak bisa melawannya"

"Aku penasaran jika kau bercerita seperti itu di depan Justin akan seperti apa" ledek Sesil

"tidak akan berubah karena memang itu kenyataanya" ucap Allard sambil tersenyum bangga "aku pingsan hal yang terakhir ku sadari adalah hidungku patah. Justin? mungkin ia sudah pingsan ketakutan"

My Prince [END]Where stories live. Discover now