2: MODUS

933 106 9
                                    

Selamat siang....
Aku update lagi....
Yuk cek

“Hati tidak pernah salah, sebesar apapun kamu menghindar ia akan tetap  kembali menemukan pemiliknya”

Di hari pertama ospek hanya diadakan perkenalan dan beberapa dosen yang menyampaikan materi, Aqila beruntung ospek mahasiswa tidak seperti di SMA, ia hanya menyimak apa yang dikatakan dosennya di depan.
Di hari kedua pun sama hanya di adakan beberapa game dan juga perkenalan lingkungan kampus, UI memiliki dua kampus utama yaitu  di depok dan di Salemba Jakarta Pusat.
Tapi mayoritas fakultasnya berada di Depok, untuk Fakultas keperawatan (FIK UI) berada di depok.

Masuk di bidang kesehatan apalagi itu keperawatan bukan mimpi seorang Aqila tapi takdir berkata lain,ia harus mengenyam pendidikan dengan jurusan keperawatan, ia harus menanamkan niat agar bisa berhasil suatu saat nanti. Suatu keajaiban yang wow bisa masuk di UI Aqila tidak akan menyiakan kesempatan itu dan menyesal di kemudian hari.

“Ren, ini LPJ kegiatan ospek kemaren,” ucap Fanny yang hanya di balas gumaman oleh Rendy yang membuat hati Fanny sedikit teriiris atas jawaban cowok itu.

“Btw lo mau kemana?” tanya Fany basa basi.

“kelas,” jawab Rendy dengan nada dingin bin juteknya.
Fanny hanya bisa menghela nafas, Rendy adalah ketidakmungkinan dalam hidupnya.

Di perjalanan Rendy berpapasan dengan Aqila, ia hanya melihat sebentar dan segera mengalihkan tatapannya, tak sengaja Rendy menginjak sebuah dompet? Rendy berpikir siapa perempuan ceroboh yang menjatuhkan dompetnya. Rendy membuka isinya bukan niat mencuri mungkin di dalam sana ada kartu identitas dan semacamnya. Alangkah kagetnya Rendy melihat dompet siapa yang ia temukan.

‘ceroboh’ batinnya.

“Kantin kuy,”ajak Indri.
“Qila tau ngak.”
“Ngak tau.”
“Gue belum ngomong ogeb.” kesal Indri atas respon Aqila padahal ia ingin menyampaikan gosip ter hot di kampus.

“Okk, ngak usah cemberut, jelek banget tu muka.” Aqila meledek Indri membuat wanita itu tambah kesal.

“Lo tau ngak kating yang marahin lo kemaren siapa?” tanya Indri mengebu-gebu. Aqila hanya menaikkan sebelah alisnya.

“Dia senior tertampan di sini, dosen aja segan sama dia beb, bahagia banget hidup gue pacaran sama cogan kek gitu,” puji Indri membuat Aqila ingin muntah.

“Ngayal lo, emang kak Rendy mau sama upil badak kayak lo,” sargas Aqila yang tidak setuju pendapat Indri.

“Fakta yang fenomenalnya lagi dia di FK tau ngak?” heboh Indri membuat beberapa orang memperhatikan mereka, Aqila malu sendiri, ia bahkan meminta maaf atas ulah sahabatnya itu.

“Kedoteran? Satu kampus sama kita!!!” Teriak Aqila sekali lagi semua orang melirik ke arah mereka, masih Maba begitu pikir mereka.

Pupus sudah harapannya untuk menghindari cowok dingin seperti Rendy.
Aqila masih membayangkan bagaimana hidupnya di kampus jika ada Rendy di sini, hidup bebas yang ia impikan hanya tinggal angan-angan saja.

Bagaimana mungkin Rendy masuk di jurusan kedokteran, kenapa Aqila tidak mencari tau dulu sebelum masuk di UI Apa ia harus pindah kampus saja.

“Woi ngelamun apaan sih,” seru Indri menyadarkan Aqila. Tidak sadar mereka sudah ada di kantin sekarang.

“Apa.”
“Lo mau pesan apa?” tanya Indri.
“Samain,” ucap Aqila yang tidak semangat untuk melakukan apapun sekarang.

“Es teh dua, bakso dua Buk.”
Aqila dan Indri menikmati makanannya, sesekali Indri berceloteh mulai dari pria tampan, gossip terbaru, Dll.

Find You [REVISI]Where stories live. Discover now