11 : Sisi Lain ?

765 76 36
                                    

~Happy Reading~

"Akankah bahagia tercipta? Dari sebuah rasa yang seharusnya tidak ada"

- Sasa

~~~~~~~~

"Aqila papa ..." Alvin menyusul Aqila dan mencoba membantu Aqila memapah Rendy.
Rendy ingin menepiskan tangannya. Tapi ada tangan lain yang mendahului Rendy.

"Nggak usah sok baik Pa! lepasin tangan Papa dari kak Rendy!" marah Aqila, bahkan ia sampai membentak Alvin.

Alvin terkejut dengan bentakan Aqila dan langsung melepaskan tangannya.

Alvin tidak marah ataupun sakit hati atas bentakan Aqila, ia pantas mendapatkan itu. Setelah apa yang ia lakukan kepada Aqila. Alvin hanya membiarkan Aqila dan Rendy pergi dari rumahnya dengan tatapan nanar.

Ia sudah kehilangan semuanya. Semua orang yang ia sayang telah pergi. Termasuk aqila.
Pertama Alvin melihat Aqila, ia berharap Aqila memaafkannya. Ternyata tidak, malah sebaliknya apa yang harus di lakukan Alvin sekarang. Sudah terlambat untuk berubah.

Setelah kepergian Aqila dan Rendy menyisahkan tanda tanya besar dibenak Raka.

Siapa Aqila? Kenapa Aqila memanggil Papanya dengan sebutan Papa? Sepertinya Aqila tau kisah papa Rendy dan Mamanya.

"Ma, Aqila siapa?" tanya Raka.

"Mama ngak tau Raka," ucap Elna tersenyum.

"Mama kenapa senyum begitu?" tanya Raka setelah melihat senyum Mamanya.

"Mama bersyukur aja, ngak ada yang ganggu pertunangan kamu dengan Dara," ujar Elna tersenyum.

"Dan setidaknya kamu punya masa depan yang cerah."

"tidak seperti Mama yang tidak di inginkan oleh siapapun," lanjutnya dalam hati.

"Maksud Mama? jangan bilang aku yang akan bertunangan dengan Dara?" tanya Raka yang tidak mengerti jalan pikiran Mamanya.

"Raka dengar, kalau kamu mau posisi tinggi di perusahaan, kamu harus punya koneksi sepeti pertunangan dengan Dara," jelas Elna yang tidak suka perkataan anaknya.

"Mama masih saja mengharapkan papa akan ngasih perusahaan ke aku." Raka tersenyum miris akan semua itu. Jelas itu tidak mungkin terjadi jelas saja dia anak tiri.

"Raka! Mama serius, setidaknya kamu punya Dara yang membuat kamu bisa bertahan di perusahaan." Elna geram dengan anaknya yang lebih cepat menyerah. Tidak habis pikir kenapa Raka bisa berpikaran sempit seperti itu.

Melihat betapa kacaunya hubungan Alvin dan Rendy itu bisa menjadi poin penting untuk bisa mengambil hati Alvin agar menyerahkan perusahaan ke Raka dan bukannya Rendy. Raka saja yang tidak mau di ajak kerja sama.

"Ma, cukup! Raka bisa berhasil dengan cara Raka sendiri, Raka nggak berhak ngambil apa yang jadi milik Rendy." Final Raka yang kesal atas pemikiran mamanya itu.

"Raka ke kamar dulu."

"Raka mama nggak mau tau lusa kamu harus datang makan malam bersama keluarga Dara," teriak Elna yang melihat anaknya mulai melangkahkan kakinya pergi.

"Aku harus bisa membuat Raka menjadi pemimpin perusahaan, apapun caranya, termasuk menjauhkan Rendy dari Dara. Dan yah anak itu bisa menjadi kuncinya. Aqila kamu kira saya terintimidasi dengan semua itu. Justru dengan adanya kamu, Alvin akan membenci kamu, sebab Rendy lebih memilih kamu daripada Dara, pilihannya,"pikir Elna

Flasback

"Elna bagaimana kita menjodohkan Rendy ataupun Raka dengan Dara anak Bimo pemilik perusaan tambang itu?" tanya Alvin meminta pendapat.

"Sepertinya ide yang bagus, tapi apakah Rendy mau? Rendy anaknya keras kepala." Elna berusaha memanipulasi Alvin, agar Dara di jodohkan dengan Raka saja. Pertunangan ini menjadi langkah awal bagi Raka untuk masuk ke perusahaan.

Alvin terkesiap, sepertinya ia harus mendengarkan usulan Elna. Sebab Alvin tau, Rendy masih menunggu Aqila pada waktu itu. Alvin tidak mungkin menyakiti Rendy maupun Aqila lagi. Jadi Alvin mengiyakan saran Elna.

Flassbac off.

***

Terlihat dua orang pemuda sedang berkutat dengan stik ps mereka, katakan meraka kekanakan memainkan Ps di umur yang sekarang ini.

Ya begitu lah mereka melakukan apa yang mereka inginkan selagi itu tidak berdosa dan menyulitkan orang lain.

"Dikit lagi gue menang, ayok cepat." Jordy tersenyum cerah melihat kemenagan ada di depan matanya.

"Gue yang akan menang," ucap Ken sambil memegang stiknya.

"Gue lah."

"Dasar anak kecil," umpat suara di sebelah mereka. Jordy dan Ken mengarahkan pandangan ke arah suara dan

"game over." suara dari permainan yang mereka mainkan.

"Rendy gue kalah gara-gara lo!!" umpat Jordy menatap tajam ke arah Rendy. Jangan tanya Ken, dia juga kesal, bahkan Ken melempar Stick ke arah Rendy yang dengan santainya mebaringkan tubuhnya di atas kasurnya.

"Rend!! lo udah buat gue kehilangan kesempatan buat jadiin Jordy babu," ucap ken sambil membersihkan Ps tersebut.

"Nggak ya, gue yang menang," sambung Jordy yang tak terima atas ucapan Ken.

Ken tidak membalas ucapan Jordy. Dan membri kode kepada jordy untuk melihat ke arah Rendy.

Seakan Jordy tau apa yang di maksud Ken, ia hanya mengangkat bahu acuh. Dan mendekat ke arah Rendy.

"Rend, ada masalah lagi?" Perkatan Jordy tepat sasaran. Rendy hanya membuka matanya sebentar dan berpikir. ia bersyukur punya Ken dan Jordy yang selalu ada di sampingnya.

"Hmmm ..." balas Rendy.

"Rend, ingat kita selalu ada buat lo," ucap Ken lagi menyakinkan Rendy.

"Masalah perusahaan lo udah selesai? Kalau belum gue bisa minta tolong bokap unt-" Belum sempat ken berucap Rendy memutuskan ucapannya.

"Udah selesai, ada orang baik yang gue panggil Ayah, ngebantu gue nyelesain masalah perusahaan," jawab Rendy dengan serius.

"Ouh syukurlah." Lega mereka berdua.

"Jadi kenapa muka lo mengatakan 'aku tidak baik-baik saja' benar kan Rend," ujar Jordy lagi dan lagi, bisa membaca pemikiran Rendy.

Rendy menghela napas.

"Minggu depan ulang tahun perusahaan," ucap Rendy menghentikan ucapannya.

"Dan pertunangan Dara dan Raka," Sambungknya lagi.

Jordy pun berteriak.

"What Rend, jangan bilang lo cemburu!!" Seketika Rendy dan Ken membekapkan telinga mereka, mendengar teriakan membahana dari Jordy.

Ken pun menyetujui ucapan Jordy.

"Nggak lah, ngapain emang."

"trus ..." kata jordy lagi.

"Mau ngundang kalian di acara itu, datang ya." Pinal Rendy dan langsung memejamkan matanya lagi.

"Rend, kita udah kenal lama, jadi kita udah tau apa yang lo rasakan," ucap Ken serius menatap rendy yang masih memejamkan matanya.

"Gue tunggu ceritanya bro," sambung Jordy.

Setelah beberapa lama terdiam, Ken maupun Jordy sibuk dengan hp-nya masing-masing. Satu suara mengetrupsi mereka.

Happy reading......

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Feb 12, 2022 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Find You [REVISI]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz