BAB 49 - Fraeclarus

239 33 0
                                    

🌼HAPPY READING🌼
Jangan Lupa Vote dan Komen

***

Senyum Bunga mengembang ketika teman temannya menyapanya. Dia juga melemparkan senyum pada siswa siswi yang ia lewati di koridor, entah kenal atau tidak Bunga selalu menyapanya.

Akhirnya, setelah sepuluh hari, gue bisa berangkat lagi ke sekolah. Batin Bunga dengan tersenyum.

Gadis itu terlihat baik baik saja. Bahkan wajahnya sangat fresh dan cantik, tidak seperti Bunga yang terbaring di ranjang rumah sakit beberapa hari yang lalu.

"Akhirnya lo berangkat Bunga." Kalimat itu membuat langkah kaki Bunga terhenti ketika sampai di depan pintu kelasnya. Dia tersenyum dan mengangguk pelan. "Iya, alhamdulillah. Ini berkat kalian semua yang udah support gue buat sembuh," balas Bunga dengan tersenyum.

"Gue masuk dulu ya," imbuhnya dan Tia mengangguk pelan. Bunga masuk ke dalam dan melihat suasana kelas sangat sepi, tidak seperti biasanya.

Dia pun duduk di bangkunya dan melepas tasnya. "Eh Bunga udah berangkat," ucap Diran dengan menghampiri Bunga di bangkunya. "Iya ran, ini berkat kalian semua juga kok yang udah support gue," balas Bunga dengan tersenyum.

Diran ikut tersenyum. Dia senang melihat Bunga kembali ke sekolah ini. "Oh ya, ada anak baru loh," ucap Diran dan Bunga sedikit berpikir. "Siapa?" tanya Bunga.

"Gak tau," jawab Diran. "Kok gak tau, lo tau ada anak baru dari mana?" tanya Bunga.

"Bagas, dia kan anak kepala sekolah. Katanya kemarin jumat siang dia lihat ada cowok yang bicara sama bokap nya. Waktu Bagas tanya ke Pak Ilham, katanya dia anak baru. Dan kata Bagas, dia masuk di kelas ini," jawab Diran menjelaskan. "Yang paling penting, kata Bagas cowok itu ganteng," imbuhnya.

Bunga hanya menaikkan satu alisnya. Sebenarnya dia tidak peduli dengan anak baru itu, namun dia akan menjadi teman sekelasnya. "Nanti gak usah ikut apel aja ya, gue takut kalau lo kecapean dan pingsan lagi."

Kalimat Diran membuat Bunga menatapnya. "Emang boleh gak ikut apel?" tanya Bunga dan Diran mengangguk. "Ntar gue bilangin ke Pak Bagus supaya lo di izinin. Tapi lo di UKS aja ya, tiduran." Bunga mengangguk.

Diran hanya tersenyum ketika melihat anggukan dari Bunga. Dia tak mau Bunga pingsan lagi, sebenarnya Diran sudah tau jika Bunga mengidap leukimia. Namun Bunga meminta Diran merahasiakannya dari teman temannya yang lain.

"Salma sama Via belum berangkat ya ran?" tanya Bunga ketika melihat bangku mereka masih kosong, padahal jam sudah menunjukan pukul tujuh kurang sepuluh menit, dan lima menit lagi apel akan di mulai. "Kalau Via gue gak tau. Tapi kalau Salma tadi gue lihat lagi makan sama Wira di kantin," jawab Diran dan Bunga mengangguk.

Sepertinya Diran akan akrab dengan Bunga. Laki laki itu sedang menyukai Bunga dan dalam proses ingin membuat Bunga jatuh hati padanya. Diran bisa saja memanfaatkan situasi ini untuk menjaga Bunga dan mendekati Bunga.

Namun dia tidak bodoh. Jika nantinya Bunga mengetahuinya pasti dia akan marah besar padanya seperti Bunga marah dengan Rangga. Maka dari itu Diran tidak menginginkan untuk memanfaatkan situasi ini. Dia menjaga Bunga dengan setulus hatinya.

"Mau ke UKS sekarang?" tanya Diran dan Bunga mengangguk pelan. "Boleh deh," jawab Bunga.

"Gue anter ya? Sekalian mau ke ruangan Pak Bagus buat izinin lo," ucap Diran dan Bunga mengangguk.

Diran pun berdiri dan diikuti oleh Bunga. Mereka pun berjalan keluar dari kelas secara bersamaan. Diran sangat baik hingga mau mengantarkan Bunga ke UKS dan mengijinkannya.

"Bunga! Mau kemana?!!" tanya seseorang daro belakang dengan sedikit berteriak. Bunga pun menoleh dan mendapati Salma dengan Wira di sana.

Salma pun berlari untuk menghampiri Bunga. "UKS, Bunga gak boleh kecapekan dulu makannya Bunga mau ijin gak ikut Apel pagi ini," jawab Diran.

"Gue temenin ya," ucap Salma.

"Enggak enggak. emangnya lo sakit?" tolak Diran dengan bertanya membuat Salma menatapnya tajam. "Sebagai sahabat Bunga, gue harus temenin dia. Apa lagi Bunga lagi sakit" jawab Salma.

"Di UKS ada Bu Inari. Kalau lo ikut Bunga, pasti Bunga gak bisa istirahat karena pasti lo aja dia ngobrol."

Ucapan Diran membuat Salma emosi saja. Untung gadis itu sabar. "Iya iya. Bunga sorry ya gue gak bisa temenin lo," ucap Salma dengan menggaruk keningnya.

"Iya. Kalian pagi pagi udah pacaran aja sih," balas Bunga dengan tersenyum menggoda Salma dan Wira. "Ini resiko punya pacar Bunga. Kalau lo mau, cari pacar lagi aja," ucap Wira dengan melirik ke arah Salma yang tersenyum.

"Enggak ah ra, gue lagi gak mau pacaran dulu. Kapok gue punya pacar," balas Bunga dan Wira tersenyum.

Diran yang mendengarnya hanya tersenyum tipis. Dibalik senyumnya itu, dia sedang berpikir bagaimana caranya membuat Bunga membuka hatinya untuk berpacaran lagi. Siapa tau dirinya yang akan di pilih Bunga nantinya.

"Gak usah ngobrol lama lama. Bentar lagi apel, cepetan ke lapangan biar Pak Bagus gak marah marah." Saran Diran.

Wira dan Salma pun mengangguk pelan. "Yuk," ajak Diran dan Bunga mengangguk. Mereka berdua pun berjalan meninggalkan Salma dan Wira untuk pergi ke UKS.

"Diran sama Bunga mau kemana?"

"Mau ke UKS, eh-" Salma terkejut dan membulatkan matanya. "Via, ih ngagetin aja sih lo," imbuhnya setelah melihat Via berdiri di sampingnya.

"Sorry."

Tringgg...

Bel berbunyi, semua siswa siswi SMA Erlangga pun lari berhamburan untuk segera berbaris di lapangan. Karema sebelum lima menit mereka harus sudah berbaris rapi di lapangan.

"Yuk sal!" ajak Via dengan menarik tangan Salma untuk masuk ke dalam kelas meletakkan tasnya.

Wira pun berlari di koridor untuk ke kelasnya. Dia masih membawa tasnya karena belum sempat meletakkannya di kelas. Wira tak peduli menabrak siapa saja yang di depannya karena ia juga ikut tertabrak siswa siswi yang lain.

Seperti biasa, setiap hari senin semua warga SMA Nusa Erlangga akan mengadakan apel. Mereka akan  upacara  hanya di hari senin pada awal bulan saja.

•••

Jangan Lupa Vote dan Komen
Original by Dila Nur Hikmah
Sabtu, 15 Agustus 2020









Fraeclarus [Terbit]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu