BAB 14 - Fraeclarus

426 147 4
                                    

Salma berjalan sangat pelan di koridor sekolah. Pandangannya kosong dan menatap lurus ke depan. Bahkan semua siswa siswi di sana melihat ke arahnya.

Tak biasanya Salma seperti ini, matanya terlihat bengkak seperti habis menangis. Bahkan ada sisa sisa air mata di matanya. Gadis itu pun terlihat ingin sekali menangis saat ini.

"Eh sal lo kenapa?"

"Salma kok aneh hari ini"

"Sal kenapa lo, kok mata lo bengkak gitu?"

Pertanyaan itu terlontarkan dari beberapa siswa yang berada di koridor. Namun Salma tak mempedulikannya. Air matanya malah jatuh seketika, dirinya menjadi ingat akan Bunga.

"Kasian ya, akhirnya Bunga menerima hadiah akan perbuatannya" ucap salah seorang siswi di sana membuat langkah Salma terhenti.

Salma menoleh sembilan puluh derajat dan melihat Sandra bersama kedua temannya itu. "Maksud lo?" Tanya Salma dengan menuding Sandra. Namun Sandra hanya tersenyum senang saja membuat Salma curiga.

Salma mengernyitkan dahinya, dia juga menatap kedua teman Sandra yang ikut tersenyum. "Jangan jangan lo ada di balik tenggelamnya Bunga?" Tanya Salma dengan menuding wajah Sandra.

Sandra langsung marah mendengarnya dan memukul tangan Salma hingga tak menudingnya lagi. "Enak aja lo, jangan suka nuduh tanpa bukti!!" Jawab Sandra dengan nada tinggi.

"San gak usah malu gitu dong, san lo belum tahu kalau itu semua rencana Sandra? Sandra memang enggak melakukannya tapi semua rencananya milik dia dan Mita yang melakukannya" Bongkar Rista membuat Sandra sangat marah.

Salma menggeleng geleng kan kepalanya mendengar hal itu. Dia tak menyangka ternyata Sandra yang merencanakan hal itu apa lagi teman sekelasnya sendiri yang membantunya.

"Bener bener kurang ajar lo san. Lo udah gila sampe ngelakuin hal itu hah?" Tanya Salma dengan emosi.

"Iya gue udah gila karena Rangga. Lo tau apa yang membuat gue ingin sekali menghabisi Bunga dari dunia ini? Karena sahabat lo udah rebut dia, sahabat lo juga udah rebut semua kebahagiaan gue. Dia yang paling di sayang bukan gue" Jawab Sandra dengan berjalan satu langkah hingga berada tepat di depan Salma.

"Maksud lo apa sih? Bunga gak pernah ngrebut apa pun yang lo punya. Asal lo tau aja san, Bunga sama Rangga udah kenal dari SMP. Dan Rangga sudah kenal Bunga lebih dulu dari kenal sama lo" ucap Salma.

Sandra tersenyum smirk, dia juga menggelengkan kepalanya. Menurutnya tidak seperti itu, ia bertemu dengan Rangga di jalan dan Rangga memboncengnya hingga sampai di sekolah. Sandra pikir saat itu Rangga adalah kakak kelasnya namun ternyata ia satu angkatan dengannya.

"Gue akan bongkar ini semua di depan Rangga" ancam Salma dengan menuding Sandra. "Emang lo bisa bongkar tanpa bukti?" Tanya Sandra.

Benar sekali apa yang dikatakan Sandra, ia tak bisa membongkar semuanya tanpa bukti yang jelas. Salma pun menatap Sandra dengan tajam.

"Gue akan cari buktinya" jawab Salma dan meninggalkan Sandra bersama kedua temannya itu. "Semoga sukses!!" Teriak Sandra namun Salma tak menoleh ke arahnya.

Sandra pun menatap ke arah Rista dengan tajam. "Lo itu ngapain bongkar di depan Salma kalau gue pelaku rencana itu hah?" Tanya Sandra pada Rista.

"Tau nih anak, buat kita bahaya aja" sahut Zela dengan melirik malas ke arah Rista.

"Sorry deh gue kan gak bermaksud bongkar rencana mulus lo itu" jawab Rista atas pertanyaan Sandra. "Oke, kali ini gue maafin lo. Tapi kalau sampai lo bongkar sama orang lagi, gue akan pastiin nasib lo sama seperti Bunga" ucap Sandra dengan geram namun lirih.

Rista menganggukkan kepalanya paham. Sandra pun berjalan lebih dulu dan Zela mengekor di belakangnya. Rista pun ikut melangkahkan kakinya menyusul mereka berdua yang sudah berjalan di depannya.

•*•

"Bunga, papa mau pindahin kamu ke rumah sakit yang dekat dengan rumah papa. Kamu gak keberatan kan?" Tanya Fendi pada Bunga.

Bunga tersenyum dan menggeleng. "Bunga sama sekali nggak keberatan kok pa. Apa pun yang papa rasa terbaik untuk aku pasti aku nggak keberatan kok" jawab Bunga.

Fendi tersenyum kepada Bunga. Dia juga membelai rambut putrinya itu. "Papa mau urus administrasi sama pindahan kamu ya" ucap Fendi dan Bunga mengangguk.

Fendi pun keluar dari kamar rawat Bunga. Bunga tersenyum menatap Fendi. Pria itu benar benar sangat menyayangi Bunga. Bahkan saat kondisi Bunga seperti ini dia rela menginap di rumah sakit dan tidur di sofa untuk menemani Bunga.

Sedangkan Tomy, Bunga tak pernah mendapatkan hal itu dari Tomy. Saat dia kelas tujuh, Bunga demam tinggi dan di bawa ke rumah sakit, namun ia hanya ditinggal sendiri. Tomy pulang untuk istirahat, mungkin dulu belum merasakannya namun sekarang ia sangat merasakannya.

"Papa apa kabar ya? Apa papa khawatir sama aku?" Tanya Bunga pada dirinya sendiri.

Ia mengingat kejadian di mall itu, betapa kecewanya dia. Namun satu hal yang belum Bunga ketahui, siapa perempuan itu dan apa hubungan Tomy dengannya.

"Udah tiga hari gue di rumah sakit dan dua hari tenggelam. Jadi udah lima hari gak ketemu sama Rangga. Kangen banget sama dia, pengen ngobrol. Tapi gue gak punya hp, hp gue kan hilang waktu tenggelam" ucap Bunga pada dirinya sendiri.

Sejujurnya sangat berat sekali meninggalkan mereka semua. Tapi Bunga juga harus mencari tau siapa penyebab dirinya tenggelam, Bunga sudah tau jika Mita yang melakukannya tapi pasti ada orang yang menyuruhnya.

Hubungan Bunga dan Mita juga baik baik aja sebelumnya. Dan Bunga curiga kenapa bisa baju pelampungnya kempes dan tidak ada angin hingga sama sekali tidak berfungsi.

Kriettt...

Pintu kamar rawat Bunga terbuka dan Fendi masuk. Dia terlihat bahagia setelah mengurus administrasi perawatan Bunga. "Kamu siap siap ya, jam sembilan kamu bisa di pindahkan ke rumah sakit milik teman papa" ucap Fendi dan Bunga mengangguk.

•*•

Jangan Lupa Vote dan Comment
Original by Dila Nur Hikmah
Jumat, 24 July 2020

Jangan Lupa Vote dan CommentOriginal by Dila Nur HikmahJumat, 24 July 2020

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

NO COPY!!!
PLAGIAT harap Minggat!!!

Fraeclarus [Terbit]Onde histórias criam vida. Descubra agora