BAB 9 - Fraeclarus

522 200 11
                                    

Hari yang dinanti telah tiba, Rangga dan Bunga telah menyiapkan semuanya. Dan pagi ini mereka akan pergi ke Ancol, walau Bunga sudah sering ke sana bersama Tomy dia masih tetap ikut karena menurutkan akan lebih menyenangkan bersama dengan kekasih dan teman temannya.

Sandra yang baru datang langsung melihat Rangga dan Bunga yang tengah duduk di bangku taman, hanya berdua.

Males banget pagi pagi gini udah dapet pemandangan buruk. Ucap Sandra di dalam hatinya.

"San!" Panggil Zela yang baru saja menghampiri Sandra, dia datang bersama Rista juga.

"Lo lihatin apa san?" Tanya Rista dan melihat objek yang sedang ditatap Sandra.

Ternyata Rista menemukan Rangga dan Bunga yang tengah duduk berdua di taman. "Sabar san, sebentar lagi kan Rangga akan jadi milik lo" ucap Rista dengan tersenyum.

"Iya, gue udah gak sabar mau habisin Bunga dari dunia ini" balas Sandra dengan kedua tanyanya mengepal.

Sandra, Rista dan Zela telah membuat rencana tadi malam di rumah Rista. Dan Sandra akan melenyapkan Bunga di sana. Bisa dibilang Sandra sangat nekat, wajar saja gadis itu sangat membenci Bunga.

"Kamu udah izin sama papa?" Tanya Rangga pada Bunga yang sedang memainkan jari jemarinya sendiri.

Bunga menggeleng dengan tersenyum. "Buat apa, papa gak ijin sama gue kalau dia mau cari pengganti mama. Tapi kamu tenang aja, aku udah ijin sama Om Wawan dan Tante Lita" jawab Bunga dengan menoleh ke arah Rangga.

Rangga sangat mengerti posisi Bunga saat ini, sudah empat hari di hari ini Bunga tidak pulang dan tidak memberi kabar pada Tomy. Dan anehnya, laki laki itu tak berusaha mencari Bunga sekali pun.

"Di sana kita seneng seneng, jadi aku gak mau kamu sedih " ucap Rangga dengan merangkul Bunga.

Bunga pun mengangguk dan menyenderkan kepalanya di pundak Rangga. Hanya Rangga yang sangat memahaminya, dia terus mensupport Bunga apa adanya. Dan dia juga menghargai semua keputusan yang Bunga ambil.

"Teott... teott!!!" Ucap Bayu saat datang menghampiri mereka berdua dengan semua temanya.

Rangga pun menoleh dan tersenyum. "Apaan sih lo bay" balas Rangga. "Pagi pagi gak boleh mesra mesraan!!. Kasian yang pada jomblo" sahut Wira membuat Bunga tersenyum.

"Eh Wira Sawira! Kalau iri bilang, lo tinggal pacarin Salma kan gampang. Iya gak sal?" ucap Bayu dengan menaikan satu alisnya menatap Salma.

Salma melirik ke arah Wira yang laki laki itu juga sedang meliriknya. "Jangan ngomong jujur bay, kasihan nih sahabat kita jadi malu kan sama sebelah gue" balas Tomy dengan tersenyum dan merangkul Wira dengan keras membuat laki laki itu meringis kesakitan.

"El lepasin Tom, Wira anak orang bukan anak hewan. Kasian tau dia" ucap Bayu dengan memukul lengan Tomy.

Ucapan Bayu membuat semua tertawa, tingkah aneh Bayu selalu saja membuat mereka tertawa. "Eh gue tau kali kalau Wira anak orang" balas Tomy dengan melepaskan rangkulan eratnya.

Tubuh Tomy lebih besar dan gagah dari tubuh Wira. Tomy juga paling gagah diantara mereka semua. "Wira lo nggak papa kan?" Tanya Salma lirih membuat Wira tersenyum dan mengangguk.

"Lo ngomong apa sama Wira?" Tanya Via pada Salma ketika Salma menunduk setelah melihat anggukan dari Wira. "Gak usah kepo jadi orang" jawab Salma membuat Via mendengus sebal.

"Oh sekarang gitu sama gue, mentang mentang ada yang naksir jadi gini sekarang hah?!!" Tanya Via dengan nada tinggi membuat mereka menoleh padanya dan Salma.

"Lagi apa sih kalian berdua?" Tanya Rangga.

"Enggak kok ga, ini si Via biasa. Lagi geser dia" jawab Salma dan Via mendorong bahu Salma hingga dia sedikit terdorong ke depan.

Pritttt...

Pak Bagus meniup peluitnya dan dalam hitungan detik semua siswa kelas sepuluh berkumpul di lapangan.

"Yuk ke sana, nanti Pak Bagus marah marah lagi" Ajak Tomy dan mereka semua mengangguk.

Mereka berjalan lebih dulu meninggalkan Rangga dan Bunga yang masih duduk. "Ayo" ajak Bunga ketika Rangga hanya diam saja.

"Gandeng dong" ucap Rangga dan Bunga menarik tangan Rangga.

Rangga berdiri dan dia menggenggam tangan Bunga. Mereka pun berjalan ke lapangan bersama. Rangga dan Bunga pun berdiri di samping Tomy dan Wira.

"Baik anak anak, karena semua sudah berkumpul kita doa terlebih dahulu sebelum berangkat supaya selamat sampai tujuan" ucap Pak Bagus menggunakan toa. "Berdoa menurut kepercayaan masing masing, berdoa mulai" lanjutnya dan semua siswa menunduk untuk berdoa.

"Berdoa selesai" ucap Pak Agus setelah selesai. "Oke kalian sekarang langsung masuk ke bis masing masing yang sudah di tentukan sebelumnya" lanjutnya.

"Iya pak" balas mereka semua hampir bersamaan.

Rangga menggenggam tangan Bunga kembali, kemarin dia mendaftar dan mendapatkan satu bis yang sama dengan bunga dan teman temanya. Jadi Rangga akan duduk di bersebelahan dengan Bunga di bis.

"Hati hati" ucap Rangga dan memegangi Bunga yang sedang naik ke bis. "Makasih" balas Bunga.

Rangga pun naik setelah Bunga. Mereka sudah mendapatkan nomor kursinya, setelah menemukan nomornya mereka berdua langsung duduk.

Setelah semua siswa telah masuk ke bis, supir bis nya pun menjalankan bis meninggalkan pekarangan sekolah.

Rangga memperhatikan kekasihnya itu, sejak duduk ia melamun menatap keluar. Entah apa yang sedang ia lamunkan, namun Rangga yakin jika Bunga melamunkan masalah keluarganya.

"Sayang, kita itu mau seneng seneng loh di sana. Jadi break dulu ya mikirin masalahnya" ucap Rangga dengan mengelus rambut Bunga.

Bunga mengangguk pelan dengan tersenyum. "Kalau kamu mau, kamu bisa kok peluk aku" lanjutnya dan Bunga langsung memeluk Rangga.

Kejadian itu sangat berat untuk Bunga, apa lagi sejak kecil Bunga tidak suka di bohongi oleh siapa saja. Dan sekarang ia di bohongi oleg papanya sendiri.

Makasih Rangga. Kamu udah bersedia dampingi aku kapan pun dan di mana pun. I Love You Rangga. Ucap Bunga dalam hatinya dengan memejamkan matanya, mencoba menenggelamkan semua masalahnya di pelukan Rangga.

Bunga, aku cinta sama kamu. Aku gak akan biarin kamu sedih sekali pun. Aku akan selalu ada buat kamu Bunga, aku akan selalu cinta sama kamu. Hidup dan mati ku hanya untukmu kekasihku. Ucap Rangga dalam hatinya dengan memeluk kekasihnya sangat erat.

Rangga seolah olah membalas ucapan Bunga di dalam hatinya. Seakan mereka bisa saling merasakan satu sama lain.

•••

Jangan Lupa Vote dan Comment
Original by Dila Nur Hikmah
Selasa, 21 July 2020

Jangan Lupa Vote dan CommentOriginal by Dila Nur HikmahSelasa, 21 July 2020

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

NO COPY!!!
PLAGIAT harap Minggat!!!






Fraeclarus [Terbit]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora