BAB 45 - Fraeclarus

278 41 0
                                    

🌼HAPPY READING🌼
Jangan Lupa Vote dan Komen

***

"Gavin tunggu dong!" pekik Amel dengan meraih tangan Gavin.

Langkah kaki laki laki itu terhenti ketika merasakan tangannya tengah di tarik oleh seseorang. "Apaan sih lo, lepasin gak!" balas Gavin dengan menatap Amel tajam.

"Enggak. Gavin kamu kenapa menghindar dari aku? Tiga hari lagi ulang tahunku, dan aku minta sama kamu supaya datang ke pesta ulang tahunku," ucap Amel.

Gavin memijat keningnya karena bingung. "Kenapa gue harus dateng? Gue bukan siapa siapa lo sekarang," tanya Gavin. "Karena aku udah mengundang kamu," jawab Amel dengan tersenyum.

Di sebuah ruangan terdengar suara keributan dari luar. Bunga yang tengah memakan sarapannya pun terganggu akan hal itu. Dia bingung siapa yang ribut di luar sana.

Bunga tak dapat melihatnya jika pintu ruangannya tertutup. Bunga pun turun dari ranjangnya dan menarik tiang infusnya untuk melihat keluar.

Gadis itu membuka pintunya dan melihat seorang laki laki yang ia kenali tengah ribut dengan seorang gadis yang sama sekali tak ia kenal.

"Kak Gavin sama siapa?" tanya Bunga pada dirinya sendiri dengan menatap mereka berdua.

"Udah ya mel, gue gak mau lagi ketemu sama lo. Gue minta sekarang lo pergi dari sini, dan ini. Bawa, jangan harap gue akan datang ke ulang tahun lo," ucap Gavin dengan memberikan undangan pesta ulang tahun Amel yang baru saja Amel berikan kepada Gavin.

Bunga melihat sepertinya Gavin sangat membenci gadis yang ada di depannya itu. Bunga ingin tau siapa dia, tapi ia sadar bahwa Bunga tak berhak mengetahui tentang siapa saja yang dekat dengan Gavin karena ia hanyalah temannya saja.

Bunga menghela nafasnya dan menutup pintu ruang inapnya dengan sangat pelan hingga tak menimbulkan bunyi apa pun.

"Kenapa lihat Kak Gavin sama perempuan itu aku jadi gini ya? Gak mungkin aku cemburu, aku kan gak punya perasaan apa pun sama Kak Gavin, hanya sebatas teman, tak lebih dari itu," pikir Bunga.

Gadis itu berdiri di balik pintu. Berselang waktu beberapa detik, Bunga menaikan kedua pundaknya dengan sendirinya. Dia pun berjalan ke arah ranjang dengan langkah pelan karena ia sangat lemas.

Bunga hanya mengambil mangkuk yang berisi bubur ayam sarapannya. Dia membawanya dan berjalan ke sofa panjang untuk duduk di sana. Bunga sedikit bosan jika harus tidur dan duduk di atas ranjang saja.

Rasanya badannya tambah sakit dan pegal pegal. Bunga ingin beraktivitas, namun tubuhnya masih lemas. Ini sudah lebih baik dari kemarin, keadaan Bunga semakin membaik dari kemarin. Bahkan rasa pusing yang kemarin ada pun sudah hilang dalam waktu satu malam.

"Assalamualaikum," ucap seseorang ketika pintu ruangan Bunga terbuka.

"Waalaikumsalam, papa," balas Bunga dengan tersenyum senang karena Fendi telah kembali.

Fendi tersenyum ke arah Bunga dan kembali menutup pintu ruangan Bunga. "Lagi sarapan?" tanya Fendi dan Bunga mengangguk pelan. "Papa lama ya?" tanya Fendi lagi.

"Enggak kok, kan papa harus siap siap ke kantor juga," jawab Bunga. "Hari ini papa gak ke kantor. Papa mau menemani kamu saja," ucap Fendi dengan duduk di samping Bunga.

Fraeclarus [Terbit]Where stories live. Discover now