BAB 17 - Fraeclarus

387 127 2
                                    

HAPPY READING
jangan lupa vote dan comment
maaf kalau masih banyak typo,
btw makasih ya yang kemarin
udah ingetin lewat komentar

***

"Enggak usah pa, ini udah cukup kok" ucap Bunga menolak ketika Fendi menawarkan makanan selain makanan dari rumah sakit.

"Yasudah kamu makan, apa mau papa suapin?" Tanya Fendi dan Bunga menggeleng. "Bunga mau coba gerakin tangan kanan Bunga pa, biar cepet sembuh" jawab Bunga.

"Tapi jangan dipaksa ya, lebih baik papa yang menyuapi kamu dari pada kamu harus kesakitan" ucap Fendi dan Bunga mengangguk.

Bunga merasa tangannya sudah membaik, rasa sakitnya pun perlahan menghilang. Tangan Bunga mengambil sendok dan berusaha memotong perkedel, namun sepertinya masih sangat susah.

Fendi tersenyum melihat Bunga. "Papa bantu potongin ya. Nanti kamu tinggal makan aja" ucap Fendi dan mengambil piring dari meja makan kecil yang ada di pangkuan Bunga.

"Makasih pa" balas Bunga dan Fendi mengangguk.

Fendi memotong perkedel dan telur menjadi beberapa bagian untuk memudahkan Bunga makan. "Ini, wortelnya langsung aja gak usah di potong. Udah porsi suap nya segitu" ucap Fendi dengan memberikan piring nya kembali pada Bunga.

"Iya pa" balas Bunga dan memakan makanannya.

Ini adalah kali pertamanya Bunga makan dengan tangannya sendiri setelah sekian lama. Rasanya cukup susah, namun Bunga harus terbiasa.

Dirinya sendiri belum tau kapan tangannya akan sembuh total. "Tadi pagi dokter bilang sama papa kalau besok kondisi kamu sudah membaik, maka kamu boleh pulang" ucap Fendi.

Bunga tersenyum mendengarnya. "Papa serius?" Tanya Bunga dengan tersenyum senang dan Fendi mengangguk.

"Setelah pulang dari rumah sakit, papa mau anter Bunga ke makam mama?" Tanya Bunga kepada Fendi.

"Tentu sayang, papa akan antar kamu ke sana" jawab Fendi membuat Bunga tersenyum.

Sebenarnya, Fendi sangat berat mengatakan hal itu, namun dia harus ikut bahagia atas kepulangan Bunga dari rumah sakit. Bunga menoleh ke arah Fendi yang terlihat sangat sedih, entah kenapa dia tidak tahu.

"Pa! Papa kenapa?" Tanya Bunga dan Fendi menaikan kedua alisnya. "Iya Bunga?" Tanya Fendi membuat Bunga tersenyum.

Ternyata Fendi sedang melamun kan sesuatu. "Papa kenapa kok sedih?" Tanya Bunga dan Fendi tersenyum. "Papa cuma takut gak bisa ketemu kamu lagi jika kamu pulang ke rumah papa kamu bukan ke rumah papa" jawab Fendi.

"Emangnya Bunga boleh pulang ke rumah papa Fendi?" Tanya Bunga.

Fendi mengernyitkan dahinya. "Kamu mau pulang ke rumah papa?" Tanya Fendi dengan menunjuk dirinya sendiri dan Bunga mengangguk. "Itu pun kalau boleh" jawab Bunga.

"Boleh kok, rumah papa adalah rumah kamu juga. Papa senang jika kamu mau tinggal sama papa di rumah papa" ucap Fendi dengan tersenyum.

"Bunga juga seneng papa udah bolehin Bunga untuk tinggal di sana nantinya" balas Bunga dengan tersenyum.

Mereka berdua sama sama tersenyum senang. Fendi senang karena putri istrinya itu mau pulang dan tinggal di rumahnya, sedangkan Bunga senang karena masih ada yang peduli dan mau merawatnya siang dan malam ketika dia sakit.

Fraeclarus [Terbit]Where stories live. Discover now