BAB 26 - Fraeclarus

360 82 4
                                    

🌼HAPPY READING🌼
maaf jika ada/banyak typo,
berkomentar lah supaya author tau

***

"Kak mel!" Panggil Gadis saat Amel ingin mengejar Gavin.

Amel menoleh ke arah Gadis yang berdiri di belakangnya. "Gadis mohon sama kakak, sebaiknya kak mel pulang aja" lanjutnya.

"Enggak dis, aku mau mau kejar Gavin. Kamu tau kan aku itu pacar Gavin, jadi tolong jangan cegah aku" ucap Amel.

"Kakak harus sadar kalau kak mel bukan siapa siapa kak Gavin sekarang, kakak cuma mantan kak Gavin!!!" Balas Gadis dengan nada tinggi.

Amel mengurungkan niatnya ketika ingin melangkahkan kaki mengejar Gavin. Benar kata Gadis. Sekarang Amel sudah tak berhak atas Gavin, laki laki itu sudah memutuskan hubungannya dengan Amel. Dan semuanya sudah selesai.

Amel berbalik badan dan menatap Gadis. "Maafin aku Gadis. Aku gak sadar kalau statusku sekarang bukan lagi pacar Gavin" ucap Amel dengan meneteskan air matanya di depan Gadis.

Sebenarnya Gadis tidak tega melihat Amel yang seperti ini. Gadis sendiri tau jika Amel sangat mencintai Gavin, begitu juga Gavin. Namun Amel telah mengecewakan Gavin saat itu. Tak ada yang bisa di perbaiki lagi, dan Gavin memilih untuk mundur dan memutuskan hubungan dengan Amel.

Amel menghapus air matanya dan berjalan dengan cepat meninggalkan Gadis. "Kak Amel!" Panggil Gadis dan mengejar Amel.

"Kak!"

"Kak Amel tunggu kak!"

Tangan Gadis berhasil menarik tangan Amel. Langkah Amel terhenti saat dia ingin keluar dari rumah Amdan. "Kak Amel mau kemana?" Tanya Gadis.

"Aku pulang aja dis. Gavin juga gak suka sama kehadiran aku di sini, aku cuma bisa ganggu dia doang" jawab Amel dan Gadis menggeleng.

"Enggak kak, kak Gavin gak pernah berfikir kalau kak Amel mengganggu. Kak Gavin lagi berduka jadi wajar kalau sikapnya seperti itu pada kak Amel. Maafin kakak Gadis ya kak" ucap Gadis.

Amel tetap meneteskan air matanya. "Enggak dis. Aku tau kalau Gavin terganggu. Gadis, sekali lagi aku turun berduka cita ya atas meninggalnya kakek. Aku pulang dulu, assalamualaikum" balas Amel.

"Waalaikumsalam" ucap Gadis.

Gadis hanya menatap kepergian Amel saja. Dia sudah sangat lama tidak bertemu dengan Amel. Namun sekarang ia bertemu dalam kondisi yang tidak pas.

Kok aku jadi kasihan sama kak Amel. Tapi dia udah benar benar nyakitin hati kak Gavin dengan ulahnya. Gimana ini?. Tanya Gadis pada dirinya sendiri.

Dia bingung ingin memihak siapa, dia sangat sayang pada kakaknya. Namun dia juga kasihan dengan Amel. Selama ini juga Gavin telah berusaha melupakan Amel, tapi Amel sendiri yang selalu datang mengunjungi Gavin di rumah atau pun di rumah sakit.

•••

"Saat ini gue gak bisa bantu lo. Jujur gue marah banget sama lo, karena lo cewek gue meninggal" ucap Rangga pada Sandra.

Sandra menatap Rangga. "Ga, pliss lah. Gue cuma minta tolong lo bujuk Salma agar bebasin gue" balas Sandra. "Ga lo gak pernah rasain jadi gue di dalam sini, gak enak ga. Baru semalem aja gue udah gak betah, banyak nyamuk lagi" lanjutnya.

"Tapi ini belum apa apa, lo masih harus menerima hukuman atas perbuatan lo itu. Lo masih SMA tapi otak lo udah kriminal gitu san, gue gak percaya aja sama pola berfikir lo" ucap Rangga dengan menatap tajam Sandra.

Rangga menggaruk tengkuknya itu. Dia ingin sekali menghukum Sandra seberat beratnya namun ia juga kasihan dengan Sandra. "Rangga pliss dong. Cuma lo yang baru nengok gue ke sini, bokap sama nyokap gue belum dateng juga dari kemaren" balas Sandra dengan menggenggam tangan Rangga memohon.

"Lepasin tangan gue san. Jangan pernah pegang pegang tangan gue lagi, lo itu pembunuh pacar gue. Dan gue kecewa berat sama lo" ucap Rangga dengan menarik tangannya dengan paksa.

Sandra menelan ludahnya dengan susah payah. Dia menatap Rangga yang wajahnya sudah sangat marah itu, dia pun tidak menatap Sandra balik. Sepertinya Rangga memang sudah benar benar kecewa pada Sandra.

"Kalau lo benci gue, ngapain lo kesini ga? Gue tau kalau lo juga sayang sama gue makanya lo datang ke-"

"Gue kesini karena gue mau bilang sama lo kalau gue akan pastiin lo dihukum dengan berat" potong Rangga.

Rangga pun menatap tajam Sandra seperti ingin mengulitinya. Namun Rangga malah memilih berdiri dan akhirnya pergi.

"Rangga!" Panggil Sandra dan mencoba mengejar Rangga, namun petugas menghentikannya karena dia harus kembali ke dalam tahanan.

"Rangga!" Panggil Sandra dengan berteriak.

"Pak lepasin saya, saya gak bersalah!!. Saya mau kejar pacar saya pak, lepasin saya pak!!" Teriak Sandra dengan meronta ronta supaya petugas polisi itu melepaskannya.

"Tidak bisa. Anda harus kembali ke dalam tahanan" ucap polisi itu dan memasukkan Sandra kembali ke tahanan dan menggembok pintunya.

"Rangga!!!" Teriak Sandra dengan tangannya menggenggam erat jeruji besi yang mengurungnya saat ini.

Sandra menangis di balik jeruji besi itu. Dia tak bisa apa apa saat ini, dirinya sudah tak berdaya lagi. "Mama!" panggil Sandra dengan lirih.

Kakinya tertekuk dan akhirnya dia terjatuh. Sandra pun memeluk kakinya dan wajahnya ia letakan di atas lututnya sendiri.

Bodoh banget gue. Sekarang apa lagi, Rangga udah pergi. Percuma banget gue lenyapin Bunga. Buang buang uang, dan akhirnya gue harus nerima semuanya. Batin Sandra dengan menangis.

"Rangga lo jahat sama gue. Dan lo Bunga, lo udah rebut semua kebahagiaan gue, lo udah rebut orang orang yang gue sayang. Lo berdua udah hancurin hidup gue dengan mengirim gue ke penjara" ucap Sandra dengan menatap jari jari kakinya.

Dia terus menatap ke jari jari kakinya dengan tatapan kosong. Hanya rasa benci di pikirannya saat ini. Dia juga menangis karena tak bisa berbuat apa apa saat ini, dirinya sendiri pun tidak tau kapan akan bebas dari dalam jeruji besi yang mengurungnya ini.

•••

Jangan Lupa Vote dan Comment
Original by Dila Nur Hikmah
Rabu, 29 July 2020

Jangan Lupa Vote dan CommentOriginal by Dila Nur HikmahRabu, 29 July 2020

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

NO COPY!!!
PLAGIAT harap Minggat!!!






Fraeclarus [Terbit]Where stories live. Discover now