chapter OO6

39.9K 4.3K 67
                                    

Haechan bergegas keluar dari pintu lift dengan terburu-buru sampai tidak sengaja menabrak bahu seseorang dari arah depan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan bergegas keluar dari pintu lift dengan terburu-buru sampai tidak sengaja menabrak bahu seseorang dari arah depan. Pikiran nya saat ini hanya tertuju pada sosok sang sahabat yang tinggal di ujung lantai sana—Na Jaemin. Setelah menyelesaikan semua tugas nya yang memang tidak bisa ditinggalkan empat hari ini, maka dengan tidak lagi mengulur waktu lelaki berkulit tan itu langsung saja membawa langkah nya pergi ke sini; guna menemui Jaemin yang tidak ada kabar sejak empat hari yang lalu. Dalam hati harap-harap cemas semoga Jaemin dalam keadaan baik-baik saja.

Sebenarnya, Jaemin memang biasa begini. Sengaja menghilang untuk beberapa hari, tidak mau diganggu dengan alasan mau menenangkan diri. Maka dari itu, Haechan maupun Renjun yang memang sudah paham akan memberi anak itu ruang sendiri. Kendati demikian mereka akan terus menghubungi Jaemin untuk tahu bahwa lelaki itu dalam keadaan baik.

Tadi Haechan juga sudah menghubungi Renjun mengatakan bahwa ia akan datang menemui Jaemin, untuk menanyakan perihal apa lagi yang mengusik lelaki manis itu kali ini.

"Ah maafkan aku—Jeno?"

Haechan memicing, menatap lekat lelaki berhidung mancung yang kini berdiri tepat di depan nya.

"Lee Jeno, kan?" lelaki itu terlihat ragu-ragu memandangnya.

"Oh Haechan."

"Kau darimana?"

"Ah i-itu apartemen teman ku."

"Teman mu?" Sebelah alis Haechan terangkat naik menyadari adanya keanehan dari bagaimana cara Jeno berbicara kepada nya, ada apa dengan anak ini pikir nya.

"Oh begitu," dia mengangguk saja.

"Ah yaa, kalau begitu aku duluan."

Menggeleng pelan, Haechan segera melanjutkan langkah nya. Menekan pin apartemen yang membuat nya mendengus setiap kali ingat bahwa angka-angka nya tercipta dari tanggal lahir lelaki yang baru saja ia temui tadi.

Benar, Haechan pernah mendebat kan hal ini sebelum nya walaupun Renjun tidak pernah sekalipun menyinggung mengenai hal ini. Pun begitu, apakah setelah dipatahkan Jaemin tidak pernah punya niatan sedikitpun untuk mengganti nya?!

Terbuka, menarik gagang pintu, Haechan dengan segera saja membawa langkah nya masuk,"aku datang—"

"Jeno."

"Jeno?"

Kedua alis Haechan bertemu. Apakah ini sebuah kebetulan?

"Ah Haechan, k-kau rupa nya."

"Apakah ada orang lain selain aku?"

"Ah t-tidak. Bukan seperti itu."

Tetap saja bagi Haechan ini mulai terasa sedikit mencurigakan walau sebenarnya dia sedikitpun tidak ingin mencurigai Jaemin. Berjalan mendekat ke arah sang sahabat yang duduk di sofa, tangan nya kini terulur membingkai wajah pucat Jaemin lantas memperhatikan nya dengan seksama.

Incident, nomin ✔Where stories live. Discover now