chapter O28

31.5K 3.5K 499
                                    

Haechan menarik nafas panjang sebelum mengetuk kan buku jari nya pada kusen pintu di depan nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan menarik nafas panjang sebelum mengetuk kan buku jari nya pada kusen pintu di depan nya. Tidak ada jawaban yang diterima, dia lalu memutuskan untuk membuka nya duluan. Menyembulkan kepala untuk melihat ke dalam, bibir nya mengatup rapat mendapati sosok Jaemin-sang sahabat yang bergeming di depan jendela yang menyorot rupa mati nya.

"Jeno akan datang."

Susah payah Haechan menelan ludah. Membuang pandang ke manapun kala mendapati Jaemin sedikit menggerak kan kepala nya.

Menghela nafas, Haechan membawa tubuh nya masuk. Dia menunduk, membasahi bibir bawah nya."Na dengar ...."

Pemuda berkulit tan itu sejenak menahan ucapan nya. Dia mengangkat kepala untuk melihat Jaemin yang masih bergeming membelakangi nya."Kau juga boleh egois kali ini, setidaknya demi bayi kalian yang akan lahir nanti." Haechan kembali membuang wajah, menggigit kuat bibir bawah nya, menahan getaran dalam setiap kalimat yang akan dia ucapkan.

"Aku akan kembali menemui lagi besok. Ku harap saat itu kau sudah mengambil keputusan yang tepat."

Haechan tidak kuasa lagi, dia segera undur diri dari sana. Batin nya begejolak melihat bagaimana keadaan Jaemin lima hari ini. Haechan tidak pernah menyangka akan menemukan kembali sosok Jaemin yang mati. Sosok Jaemin yang ia temui di pemakaman kedua orangtua nya beberapa tahun yang lalu. Jaemin dengan tatapan kosong tanpa emosi di mata nya.

Menghela nafas, dia menutup rapat kusen coklat itu. Menyandarkan tubuh nya sebelum akhirnya mengerang pelan. Taeyong tadi menelepon, mengatakan Jeno sedang terburu-buru menuju ke sini. Teman Johnny hyung nya itu-juga mengatakan sudah seberusaha mungkin juga berbicara dengan Jeno. Berharap saja setelah ini Jeno bisa berpikir lebih jernih dan mengambil tindakan tepat untuk kedua nya.

Bagaimana dengan Renjun? Haechan benar-benar minta maaf untuk lelaki mungil itu. Satu hal, Haechan harap semua nya masih belum terlambat hingga hari esok, dimana acara pertunangan akan dilaksanakan tepat besok malam.

Lantas, bukankah masih ada waktu untuk mengaku sekarang?

Bunyi deritan dari pintu kamar yang di buka membuat Jaemin refleks memejamkan mata nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bunyi deritan dari pintu kamar yang di buka membuat Jaemin refleks memejamkan mata nya. Menghela nafas, dia lalu menarik berat sudut pada bibir nya yang kaku sebelum kemudian membalik tubuh nya.

Incident, nomin ✔Where stories live. Discover now