chapter OO7

36.7K 4.3K 198
                                    

"Aku akan menunggu mu di kantin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku akan menunggu mu di kantin. Ya, sampai jumpa!" Renjun mematikan sambungan telpon nya. Meletakkan benda tipis tersebut ke atas meja.

"Na, kau yakin baik-baik saja?" Tangan nya kini terulur mendarat tepat pada dahi Jaemin yang berkeringat. Ini hari kedua lelaki manis itu memaksa masuk dengan wajah nya yang masih pucat pasi. Senyum tipis Renjun dapatkan.

"Aku baik Renjun, tidak apa-apa."

Kedua alis lelaki mungil itu mengkerut. Jemari nya beralih membetulkan surai hitam Jaemin lembut. Kepala nya mendongak begitu Haechan datang dengan dua nampan di tangan nya. Mendorong nya pelan ke hadapan Jaemin.

"Kau jadi pergi bersama Jeno?" Haechan bertanya sembari mendudukkan tubuh nya tepat di sebelah Jaemin. Menoleh sebentar ke arah sahabat nya itu yang hanya diam memandangi nampan berisi makanan di depan nya.

"Ada apa Na?"

Jaemin menggeleng, tersenyum kecil untuk menutupi gejolak aneh di perut nya—ia tiba-tiba saja ingin muntah. Tidak tahu mengapa, padahal Jaemin sudah mengantisipasi bahwa rasa mual nya biasanya akan berkurang di jam-jam segini.

Agak ragu, namun tangan nya bergerak untuk memegang sendok.

"Kalian sudah berbaikan rupanya ...." Dengan enteng, Haechan memasukan nasi ke dalam mulut nya sembari menatap Renjun yang kini melempar tatap bingung pada nya.

"Apa maksud—"

"Renjun." Menoleh, menemukan Jeno yang baru saja datang. Lelaki berhidung tinggi itu tersenyum kecil menempatkan tangan nya di atas surai coklat sang kekasih—mengusap nya pelan.

Pandangan nya bergulir, ke arah Haechan yang bersikap acuh lalu ke arah lelaki manis yang kini semakin menunduk dalam—sepertinya tidak nyaman karena kehadiran nya.

Jeno mengulum bibir, beralih kembali menatap kekasih nya,"Kita pergi sekarang?"

Renjun menggeleng kecil,"Tunggu sebentar aku perlu menghabiskan ini, tidak apa-apa kan?"

"Hm, baiklah."

'hoekk'

"Hei! Kenapa?" Haechan berteriak panik, memegang kedua sisi lengan Jaemin yang menunduk menutupi mulut nya.

'hoekk'

"Na hei, ada apa? Apa ada sesuatu yang salah dengan makanan nya?" Tangan Haechan bergerak menyerah kan air ke hadapan lelaki manis itu. Namun Jaemin malah menolak dengan menggeleng ribut.

"A-aku ke toilet dulu." ujar nya.

Jeno memandang pias kepergian Jaemin yang berlari terbirit-birit, setengah mati lelaki itu menutupi mulut nya.

Tadi pagi, tidak tapi pagi-pagi terakhir, sekalipun Jeno tidak pernah absen mengirimi Jaemin pesan, mengingatkan lelaki manis itu untuk meminum vitamin nya. Tapi setelah tadi menyaksikan sendiri bagaimana wajah pucat Jaemin, seperti nya—pesan nya memang hanya sekedar dibaca.

Incident, nomin ✔Where stories live. Discover now