chapter OO1

67.6K 5.3K 257
                                    

Sorak ramai tadi perlahan surut digantikan kegaduhan para penonton yang saling berebut untuk cepat-cepat turun dari area tribun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sorak ramai tadi perlahan surut digantikan kegaduhan para penonton yang saling berebut untuk cepat-cepat turun dari area tribun. Kerusuhan yang terjadi tidak bisa lagi dipungkiri sebab ada beberapa dari mereka yang jatuh karena sengaja di dorong dengan tidak sabaran dari arah belakang.

Lee Haechan. Salah satu yang berada diantara kerumunan itu dengan lincah menerobos keluar. Dia bahkan meninggalkan teman mungilnya di belakang sana yang kini sibuk berteriak memaki nya. Menulikan telinga, satu yang ingin Haechan lakukan saat ini ialah menarik tubuh lelaki dengan nomor punggung 13 untuk masuk dalam peluknya.

"Yeay, selamat!" teriak nya girang.

"Sayang? bagaimana dengan ku?"

Kepala Haechan mendongak, membawa pandangnya ke arah sang kekasih yang membuka tangan di belakang sana. Lidahnya menjulur sebagai reaksi.

"Aku akan mengatakan nya sekarang."

Bisikan kecil yang keluar dari mulut lelaki yang sedang dipeluk nya saat ini seketika berhasil mengubah air muka Haechan. Dia melepaskan pelukannya. Matanya kini menatap lurus pada lelaki di depannya itu.

"Kau yakin?"

Senyum itu manis tersungging. Lelaki dengan nomor punggung 13 itu dengan percaya diri mengangguk mantap. Perasaannya ini sudah terlalu lama dipendam sendirian. Jika sebelumnya hanya sekedar suka mungkin sekarang sudah berubah menjadi cinta.

Kuat tangan nya meremas botol air minum yang sedari tadi sudah ada di genggam nya. Dengan kesungguhan hati, kakinya lalu dibawa melangkah mendekati laki-laki pemilik hidung tinggi yang selama ini menawan hatinya.

Na Jaemin sejenak memegangi dadanya. Begitu ribut detak jantung nya di dalam sana.

"Haechan sialan! kau meninggalkanku?!"

"Diamlah!"

Jaemin tersenyum kecil. Telinga nya kini berusaha mengabaikan pertengkaran kecil kedua sahabat nya di belakang sana.

"Selamat!" ucapnya mengiringi bersama tangannya yang kini terulur menyerahkan botol air berperisa kepada lelaki di depannya.

Lee Jeno menoleh, matanya menghilang ketika mendapati keberadaan Jaemin beserta botol air nya seperti biasa,"Ah... Kau juga, selamat untuk mu!"

Senyum itu, Jaemin yakin sekali kalau pipinya sudah pasti merona saat ini.

"Eum J-jeno itu—"

Jaemin menyadari bahwa mungkin saja suara nya terlalu kecil. Namun arah pandang Jeno yang kini teralihkan, juga senyum lelaki itu yang tertarik lebih lebar benar-benar menahan mulut nya tanpa sadar.

Dia bahkan tidak menduga bahwa setelah nya Jeno akan angkat kaki meninggalkan nya yang bahkan belum benar-benar sempat berucap.

"J..Jeno sebenarnya—"

Incident, nomin ✔Where stories live. Discover now