chapter OO8

36.4K 4.3K 244
                                    

"Tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak. Aku tidak memberi mu izin untuk melakukan hal itu."

—tok tok

"Jaemin."

"—Jaemin kau di dalam?"

Jeno menjauhkan wajah nya dari kusen pintu. Sudah setengah jam agak nya, atau mungkin lebih—lelaki manis itu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan keluar dari kamar mandi.

Sementara itu di dalam sana, Jaemin menyembulkan kepala nya dari dalam air bath up yang menenggelamkan seluruh tubuh nya. Dia kini menolehkan kepala nya pada kusen pintu yang terus diketuk dari luar.

"Kau bisa masuk angin, cepat lah keluar."

"Jaemin ...."

Apa itu tadi, kenapa nada bicara Jeno seperti itu. Jaemin menarik kedua tungkai nya, membawa nya menekuk lalu melipat kedua tangan nya juga. Kepala nya kini di letakkan miring, masih menatap kosong ke arah pintu kamar mandi yang telah ia kunci. Sudut bibir nya ditarik mendengar kan bagaimana usaha Jeno untuk membuat nya keluar sekarang. Bukan sebuah kesenangan hanya sesuatu yang berisi kehampaan.

"Jaemin aku—aku tahu kau tidak setega itu."

Menutup mata, untuk sekali lagi ditenggelamkan nya seluruh tubuh nya ke dalam air bath up.

"Aku harap—kau mau memikirkan kan nya sekali lagi."

—kalau iya, Jaemin ingin menghilang sekali saja.

Meneguk gelas terakhir nya, Jeno menghela nafas keras, meletakkan dengan kasar gelas di tangan nya ke atas meja pantry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meneguk gelas terakhir nya, Jeno menghela nafas keras, meletakkan dengan kasar gelas di tangan nya ke atas meja pantry. Kepala nya sudah terasa pusing tapi tak juga cukup membuatnya berhenti.

Berapa kali sudah, dia mencoba untuk menghubungi Renjun namun tak juga di jawab. Untuk kesekian kali nya lagi Jeno mengaku ia memang telah mengecewakan kekasih nya. Terlalu cemas atas apa yang dikatakan Jaemin sampai melupakan janji nya pada Renjun.

Semua ini membuat nya pusing. Jujur saja.

Tepukan pada bahu nya membuat nya menoleh sekilas, mendapati seringaian menyebalkan milik Hyunjin yang kini menjatuhkan tubuh tepat di sebelah nya. Lelaki bermata sipit itu dengan enteng meneguk habis sisa dari isi gelasnya.

Incident, nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang