bonus chapter - last

55.9K 4K 728
                                    

Tujuh belas tahun, saat untuk pertama kali nya Jaemin menyadari diri nya begitu tertarik pada seseorang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tujuh belas tahun, saat untuk pertama kali nya Jaemin menyadari diri nya begitu tertarik pada seseorang.

Mengenai cinta,
—adalah suatu hal yang begitu rumit dijelaskan, Jaemin mengaminkan itu. Sebab jika bahkan ia bisa memilih, Jaemin tidak akan pernah mau meletakkan nama siapapun di hati nya.

Sejuta kali sialan untuk nya, bagaimana ternyata sebuah pengalaman cinta pertama nya juga sama seperti kebanyakan yang dialami orang-orang di luar sana. Cinta Jaemin—bertepuk sebelah tangan.

Untuk kali pertama, Jaemin menyadari dirinya jatuh pada pesona Jeno—seorang lelaki tampan yang ia temui sore itu di lapangan.

Ia tidak terlalu percaya, pun juga tidak pernah mempertanyakan mengenai perihal jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi hari itu, Jaemin merasakan nya.

—empat tahun, membawa beban berat itu di hati nya.

Kehilangan menjadi sebab kenapa dia semakin terpuruk dalam luka nya. Menerima bagaimana satu persatu hal di sekeliling nya perlahan lenyap begitu saja.

Jaemin seorang yang manja,—namun masih terekam dengan jelas di memori nya saat untuk pertama kali nya ia benar-benar merasa di tinggalkan sendirian dalam lingkup redup cahaya kamar nya.

Monokrom.

Jaemin bertaruh untuk menjalani hidup nya kembali, walau tidak lagi dengan sosok pribadi nya yang asli.

—seseorang yang selalu di cemooh aneh kemana saja ia membawa langkah nya pergi kala itu.




lima tahun kemudian.

Agustus, musim panas.

Jeno memperhatikan dengan baik tentang bagaimana tubuh itu menyalip apik, bagaimana celotehan itu terdengar begitu berisik, Dan bagaimana tungkai itu bergerak gesit menghindari nya. Konsen nya buyar, memecah satu niat terselubung untuk mengalahkan.

Nafas nya di hela kasar, berdiri memperhatikan gerak tubuh itu yang meloncat kesenangan; tatkala berhasil mencetak satu poin terakhir sebagai bukti kemenangan.

Itu—kali ketiga Jeno dikalahkan hari ini.

Ia merunduk untuk menekan kedua lutut nya sesaat, bukan nya kesal menerima juluran lidah yang mengolok nya, Jeno malah menarik seringai miring sebelum bergerak tanpa aba-aba menangkap tubuh ramping itu untuk kemudian di gelitiki.

"G-gelii, lepas Jeno!"

"Tidak!"

Tawa itu menggema, mengalun indah dalam pendengaran nya. Jeno tidak mau melepaskan tentu saja, malah semakin memeluk erat pinggang ramping itu dalam dekapan nya.

Ia abai bilamana—Jaemin, terus berontak kegelian untuk di segera dilepaskan.

"Oke oke, a-aku minta maaf. Sekarang lepaskan aku ya."

Incident, nomin ✔Where stories live. Discover now