chapter O1O

35.3K 4K 399
                                    

"Kelas ku siang nanti, kau bisa langsung pulang setelah kelas mu selesai dan jika kau lapar kau bisa menghangatkan makanan yang sudah ku simpan di kulkas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kelas ku siang nanti, kau bisa langsung pulang setelah kelas mu selesai dan jika kau lapar kau bisa menghangatkan makanan yang sudah ku simpan di kulkas."

"Hm."

"Kau sudah meminum vitamin nya?"

"Sudah. "

"Oh benar aku lupa memberitahu mu ini, seperti nya aku tidak bisa mengantar mu untuk chek up bulan ini."

Pergerakan Jaemin yang baru saja akan turun dari mobil terhenti. Sejenak kepala nya ditoleh kan ke arah Jeno yang duduk di kursi kemudi; di sebelah nya.

"Kenapa?"

"Ah itu, Renjun meminta ku untuk menemani nya ke pameran lukisan."

"Oh."

Tatapan itu, tanggapan nya, tanpa sadar membuat Jeno tiba-tiba saja jadi kikuk sendiri; mengusap tengkuk nya.

Jaemin kembali pada tujuan nya untuk segera turun dari mobil lelaki itu. Sebelah tangan nya kini terulur untuk mendorong pintu mobil, sedangkan yang satu nya mendarat tepat pada permukaan perut nya.

"Tunggu!"

Kedua bola mata cantik nya memutar, dengan malas Jaemin kembali menolehkan kepala nya ke arah Jeno. "Apa lag—i."

Lelaki pemilik hidung tinggi itu menarik senyum tipis,"Bagaimana masih ada noda susu di bibir mu ...." Jeno terkekeh.

"T-terimakasih."

Begitu mengucap kan kata itu Jaemin lantas segera turun dari mobil. Tidak mengulur waktu sampai mobil Jeno melaju dari pandangan nya, dengan cepat kaki nya melangkah memasuki area kampus. Terlampau masih terlalu awal sebab hanya ada beberapa mahasiswa yang berkeliaran di sekitar, tapi bukan itu yang jadi masalah nya sekarang sebab kenapa Jaemin yang tiba-tiba saja membeku di tempat begitu melihat seseorang berdiri tidak jauh di depan sana.

"Ikut aku."

Mati sudah.

Tangan nya di tarik kuat, setengah mati kaki nya berusaha mengimbangi langkah bagaimana Haechan—menarik tangan nya dengan kuat, membawa nya masuk ke dalam toilet lalu mengunci pintu nya.

Lelaki berkulit tan itu berbalik, membuat Jaemin tanpa sadar memundurkan langkah nya saat menyadari bagaimana Haechan berjalan mendekat ke arah nya.

Menutup mata adalah yang bisa Jaemin lakukan—pasrah pada apa yang akan terjadi selanjutnya begitu ujung baju nya di tarik ke atas.

Incident, nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang