chapter O31

33.6K 3.9K 908
                                    

Tersadar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tersadar.

Kelopak mata itu perlahan terbuka. Menatap putih pada langit kamar yang menjadi objek pertama iris nya tangkap.

Bibir nya mengulas senyum tipis.

Menyadari dirinya yang telah di tinggalkan.

Seperti apa yang ia inginkan tadi malam, Jeno telah pergi meninggalkan nya pagi ini.

Jaemin kini sendirian. Atau tidak, sebab Jeno meninggalkan nya bersama separuh bagian dari lelaki itu.

Bayi nya. Anak mereka yang akan lahir satu bulan lagi.

Jaemin perlahan beranjak bangun dari tidur nya. Dia memeluki perut buncit nya dengan sayang. Satu-satu nya yang ia punya sekarang.

Alasan kuat kenapa Jaemin menyanggupi diri nya untuk bernafas sekali lagi.

Belahan bibir kering nya tertarik samar, membentuk senyuman setipis kertas yang ia miliki. Dia hanya perlu tersenyum sekarang, Jaemin hanya perlu hidup untuk menyaksikan pertumbuhan anak nya.

Jaemin menoleh pada bingkai kaca jendela kamar nya. Menatap keluar pada langit biru tanpa noda awan yang terlihat—pagi yang cerah. Dia hanya perlu menjadi seperti itu, terus membentang luas bahkan jika tanpa kehadiran awan di sisi nya.

Bohong.

Gagang pintu kamar nya di dorong terbuka, Haechan berdiri disana. Jaemin sekali lagi hanya perlu membentengi diri nya dengan sebuah senyuman; memperlihatkan bahwa dia dalam keadaan baik-baik saja.

"Kau sudah datang?"

Manik nya mengawasi pergerakan Haechan yang berjalan mendekat ke arah nya. Pemuda berkulit tan itu lantas menjatuhkan tubuh pada sisi kosong di pinggir ranjang, menghadap tepat ke arah nya.

Kepala Haechan tertunduk dalam, surai coklat nya jatuh menutupi wajah tembam nya.

"Haechan—"

"Kenapa?"

Bibir Jaemin yang terbuka kembali mengatup rapat.

"Kenapa kau melakukan ini Na?"

"Kenapa kau masih bisa tersenyum seperti itu, kenapa Na?"

Jaemin tertegun, dia melirik pada sprei putih nya yang baru saja di jatuhi bulir air. Satu yang ia sadari sekarang—adalah Haechan yang entah sejak kapan mulai menangis di hadapan nya.

Incident, nomin ✔Where stories live. Discover now