17. Present

2K 476 36
                                    

Setelah keluar dari ruangan Mr.Poison entah kenapa aku malah merasa makin pusing dan kalut. Tak kusangka beliau terlihat marah saat aku mengatakan ingin keluar dari sini. Dia berkata jika aku adalah satu-satunya Lumos yang berada di sini. Jadi dia memintaku untuk memikirkan lagi.

Mr.Poison juga sempat membujuk diriku agar tetap berada disini. Dia bahkan menawarkan banyak hal dan juga bantuan jika aku merasa kesulitan berada disini. Mr.Poison bertanya apakah ada sesuatu yang membuatku ingin keluar dari sini tapi aku hanya menggeleng. Aku tak ingin dia mengetahuinya, jadi aku memilih diam.

Berjalan terseok-seok menuju kamar karena hal yang kulakukan tak memenuhi harapan. Mr.Poison bahkan menolak untuk mengurus surat pengeluaranku. Memijat kepalaku pelan karena rasanya kepalaku ingin pecah. Aku langsung membaringkan tubuhku dikasur setelah sampai didalam kamar dan tentu saja menguncinya.

Memandang langit-langit kamar membuatku teringat percakapanku dengan Mr.Poison saat ada diruangannya tadi.

Tok-tok~

Aku mengetuk pelan pintu ruangan sebelum masuk kedalam. Semoga saja Mr.Poison ada didalam. Aku pun memantapkan diriku terlebih dahulu sebelum melangkah masuk. Saat mulai memasuki ruanganya, aku melihat Mr.Poison sedang duduk sambil membaca suatu kitab.

Dia menoleh kearahku saat menyadari aku berada disini.
"Lisa, ada apa kau datang kemari? Duduklah terlebih dahulu," ujarnya sambil menunjuk kursi didepanya.

Aku hanya menurut dan kemudian duduk dikursi tersebut. Aku kini masih belum berani memandang Mr.Poison karena rasanya aku ragu dan takut. Entah kemana kepercayaan diriku tadi, sepertinya kepercayaan diriku sudah menguap habis saat menuju kemari.

"Khemm.... jadi bisa kau jelaskan urusan apa hingga kau datang kemari?"

Suara Mr.Poison membuatku memandang kearahnya. Aku meremat jari-jariku karena dilanda keraguan. Menarik nafas pelan guna memenangkan diriku.
"Emm__ sa-saya ingin keluar dari sini Mr.Poison!" Ucapku memberanikan diri walau dengan keadaan menunduk dan tak berani memandangnya lagi.

Mr.Poison itu mempunyai aura seganisasi yang sangat tinggi. Jadi setiap orang pasti akan begitu menghormati dirinya. Ditambah beliau juga jarang sekali tersenyum. Dan itu membuatnya terlihat sedikit arogan, bahkan wajahnya pun mendukung semua itu walaupun rupawan.

Dia menaikan satu alisnya memandangku yang kini membuatku merasa tak nyaman. Jantungku kini berdetak heboh sekali seperti aku ini habis berlari walaupun kenyataannya tidak demikian.
"Bisa kau ulangi perkataanmu Lisa," pintanya memastikan.

Menguatkan diri sekali lagi kemudian aku berkata, "saya ingin keluar dari High School Science ini Mr.Poison, jadi bisakah anda mengurusnya?" Ulangku padanya dengan suara gemetar.

Sepertinya dia juga sadar aku grogi plus takut terhadapnya. Tapi dia tampak maklum karena hampir semua Magical disini bersikap begitu terhadapnya.

Dia meletakan kitabnya dan menutupnya agak keras. Itu membuatku sedikit terkejut. Dia membenarkan posisi duduknya lalu memandangku lekat.
"Kenapa, apa kau tidak betah bersekolah disini? Atau ada hal lain yang membuat dirimu ingin keluar?" Tanyanya dengan nada yang santai namun dingin.

Entah kenapa rasanya sekarang untuk menelan ludah saja sangat susah. Aku harus memikirkan alasan yang tepat beserta jawaban yang masuk akal agar Mr.Poison mengurus pengeluaran ku disini.

Goddess Of Light [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon