30. Present

1.4K 341 56
                                    

Aku sebenarnya enggan untuk menginjakan kaki ke tempat ini. Tak pernah ku sangka jika aku akan mendatangi penyihir terkenal dari timur ini. Sejak aku mengatakan permintaanku padanya, dia masih bergeming di kursi. Aku tahu dia masih mempertimbangkannya, karena membunuh seorang lumos nyatanya memang tidak gampang. Mereka punya pelindung tersendiri, yang terkadang beberapa dari mereka tak sadar.

Apalagi untuk Lisa, dia tergolong lumos yang memiliki pelindung kuat. Jika untuk kemampuan, itu masih tergolong biasa saja. Walau saat itu kekuatannya hampir meledak tapi untungnya kekuatannya meredup kembali. Akan lebih menyulitkan dan berbahaya jika semua kekuatan gadis itu keluar dalam jumlah besar. Karena itu akan sulit di kendalikan, celakanya dia juga bisa terkena imbas dari kelakuannya sendiri.

"Mengapa kau meminta bantuanku untuk membunuh lumos ke-80 itu? Bukankah selama ini kau sendiri bisa menangani mereka. Hmm mungkinkah jika sekarang kau sudah lemah, Victor?" Ucap Direna Tyas dengan nada meremehkan.

Walau ada perasaan jengkel di hatiku padanya, tapi aku berusaha menyembunyikan kekesalanku dan tetap bersikap tenang. "Lemah? Hmm jika kau memang sanggup untuk membunuh lumos ke-80 itu, maka aku akan menerima celaan lemah darimu itu. Tetapi jika nyatanya kau juga tak bisa membunuh lumos ke-80 itu maka sepertinya kata lemah cocok untuk dirimu." Jawabku tenang sambil menekan kata lemah.

Dia bangkit dari duduknya dan dengan cepat berbalik menatapku kesal. "Kau meremehkanku? Ingatlah kau sekarang ada di kediamanku. Jika aku mau, kau juga bisa menjadi budakku Victor!"

Tersenyum memandangnya yang terpacing oleh kata-kataku. Aku pun melangkah mendekat padanya, sambil merogoh saku pada bajuku.

"Tentu aku tidak meremehkanmu, tetapi seperti perkataanku tadi. Bisakah kau membunuh lumos itu? Jika bisa maka kau bisa menghinaku sesuka hatimu. Tetapi jika tidak bisa maka kita sepertinya sama saja."

"Hahaha... kau angkuh sekali ternyata. Aku ini adalah Direna Tyas, magical terkenal dari timur. Tak ada satupun yang tak mengenal diriku apalagi tidak tahu akan kemampuanku. Baiklah, aku terima tawaran darimu. Akan aku bunuhkan magical lumos itu. Tapi dengan satu syarat, buat diriku mempunyai tempat di urusan politik kerajaan!"

Walaupun aku senang dia mau menerimanya, tapi disisi lain aku bimbang. Apakah tuanku bisa mengabulkan permiantaan Direna? Ini sepertinya terlalu berat dan agak mustahil jika sampai Direna mempunyai posisi di Kerajaan. Terlebih dia tak ada hubungan apapun dengan Raja.

"Jika lumos itu benar-benar mati, kau akan mendapatkannya!"

Direna Tyas tersenyum miring menatapku. Aku tahu ada banyak rencana yang telah ada di otaknya itu. Tapi aku juga sudah punya banyak rencana jika dia akan berbuat ulah. Tak akan aku biarkan dia menghancurkan aku suatu saat jika dia benar-benar bisa mendapat posisi di Kerajaan.

"Baiklah jika begitu mari kita lihat dulu seperti apa rupa lumos ke-80 itu." Ucapnya sambil memberi isyarat agar aku memgikutinya.

Kini kami memasuki ruangan yang tak jauh dari tempat awal. Aku lihat dia menghampiri salah satu magic ball terbesar yang ada di ruangan ini. Dia kemudian menatapku.

"Coba tunjukan rupa lumos itu!" Ujarnya lalu mulai memberiku isyarat agar menggunakan magic ball dengan tatapan matanya.

Aku mulai membaca mantra dan mengarahkan tanganku pada magic ball ini. Saat magic ball ini sudah bersinar maka dia sudah bekerja, tinggal tunggu sekejap maka wajah Lisa akan terpampang jelas disini.

Goddess Of Light [END]Where stories live. Discover now