45. Present

535 78 7
                                    

Berjalan memasuki gerbang kerajaan Helia yang dijaga oleh banyak pengawal. Lisa hari ini benar-benar datang, dan disampingnya berdiri Jaehyun yang berwajah datar. Pangeran ini ternyata benar-benar menepati perkataannya. Walaupun nampak seperti terpaksa atau ada maksud lain. Lisa hanya menggeleng pelan, menghalau prasangka-prasangka aneh yang kini mulai bermunculan.

Napasnya sedikit tercekat kala melihat sebuah patung besar yang berdiri kokoh di tengah aula kerajaan. Alisnya memukik menatap patung yang menampilkan sesosok pria. Siapa dia? Mungkinkah itu patung raja pertama?

"Itu adalah patung perwujudan dari Raja Agra. Pemimpin pertama Kerajaan Helia." Ujar Jaehyun walau tidak ada yang bertanya, dan Lisa hanya membalas dengan anggukan.

Jantungnya berdebar tak karuan sekarang. Bukan karena Jaehyun yang terlalu tampan disampingnya ini sedang tersenyum dengan sangat manis. Tapi karena menunggu sebuah badai yang sebentar lagi pasti akan datang. Alias jebakan yang mungkin sudah dipasang oleh raja Arkhadius. Belum ada prajurit yang menyambutnya untuk segera menemui Raja, dan itu malah membuat hatinya semakin tak tenang. Ditambah tidak ada informasi apapun dari Rose.

Tiba-tiba pintu utama terbuka lebar, menunjukan eksistensi Raja Arkhadius yang kini berdiri gagah dengan ratusan prajurit yang sudah berbaris rapi di belakangnya. Lisa mulai siaga, karena mungkin saja sebentar lagi akan ada puluhan anak panah atau pedang yang akan menghujaninya.

"Tidak perlu tegang, aku ada di sampingmu." Seakan tahu apa yang Lisa rasakan, Jaehyun berbisik pelan.

"Jika kau menghianatiku, akan aku cabik-cabik tubuhmu!" Desis Lisa dan Jaehyun hanya terkekeh pelan.

Salah satu prajurit menyuruh agar Lisa segera masuk ke ruangan utama. Dia melangkahkan kakinya ragu sembari melirik sekeliling.

"Selamat datang di kerajaan Helia, sang Hera. Sungguh sebuah kehormatan karena anda berkenan datang." Ucap Raja Arkhadius dengan senyum ramah.

Lisa yang kebingungan di awal kini malah makin bingung. Sebenarnya peran apa yang sedang mereka jalankan sekarang. Tidak bisakah mereka langsung berterus terang saja?

Lisa tersenyum canggung sembari memberi hormat. Entah kepala Raja terbentur apa semalam hingga memanggilnya sang Hera. Padahal dia sedang tidak dalam pengaruh sang Hera sekarang. Walau jiwa Hera yang berada di dalam tubuhnya mulai bergejolak naik.

"Terimakasih atas undang anda. Khem... boleh saya tahu apa tujuan anda mengundang saya?" Tanya Lisa dengan tatapan tajam walau wajahnya masih menampilkan senyum.

Lisa tersentak saat Raja Arkhadius tiba-tiba tertawa menggelegar di seluruh ruang. Jika saja ini bukan di kerajaan, Lisa bersumpah akan memukul bahkan membungkam mulutnya.

"Maaf karena mungkin aku telah menciptakan kesalahpahaman diatara kita berdua. Yang membuat hubungan kita kurang baik. Tapi percayalah padaku Lisa, itu untuk kebaikanmu sendiri."

Lisa tercengang. Apa tadi yang dikatakan Raja Arkhadius, untuk kebaikannya? Pftt kini gantian Lisa yang rasanya ingin tertawa dengan keras. Sungguh raja Arkhadius ini memang pandai sekali bermain lakon. Lisa menyamarkan tawanya dengan terbatuk kecil.

"Maaf atas ketidaksopanan saya. Perkataan anda sungguh menyentuh hati saya." Ucap Lisa sambil memberi hormat lagi.

"Kau mungkin memang tidak mengerti sekarang. Tapi aku yakin kau pasti akan paham nanti," Raja Arkhadius menjeda perkataanya dan maju beberapa langkah mendekatinya.

Wajah Lisa mulai berubah, entah kenapa Lisa merasa ada suatu hal besar yang dirahasiakan darinya. Entah itu baik atau buruk, tapi dari ucapan Raja Arkhadius tadi itu tidak terlihat baik. Walau begitu Lisa merasa ada kejujuran darinya. Persepsinya sedikit berubah pada Raja Arkhadius.

Goddess Of Light [END]Where stories live. Discover now