7. Present

3K 627 33
                                    

Chapter ini pendek ya Readers, mood authornya lagi gak menentu soalnya hehe....











Bertumpu pada kedua kaki yang bergetar, membuatku sedikit malu. Apalagi Mingyu terus mengamatiku tanpa mengatakan sepatah katapun. Aku kini berada di sebuah taman, letaknya tidak jauh dari ruang kelasku. Dan tentu saja bersama pelaku penyeretanku.

Aneh, dia lama - lama juga terlihat seperti Jaehyun. Karena pertemuanku dengan Pria itu juga canggung dan kaku seperti ini. Tapi semoga saja, tidak ada bibit - bibit keinginan untuk membunuhku dihatinya. Aku mendengus pelan karena mulai lelah dan bingung menunggunya yang hampir sepuluh menit tidak melakukan apapun, berbicara saja juga tidak.

Dia mulai melangkah mendekat, dan kakiku dengan cepat langsung berjalan mundur. Mau apa sebenarnya pria ini, jika ada perlu sudah langsung bicara saja. Tidak perlu dekat - dekat kan bisa.

"Kenapa kau terus mundur?" Tanya Mingyu dengan alis yang bertaut.

"Kenapa kau juga terus maju, jika kau berhenti maju aku juga akan berhenti berjalan mundur," jelasku. Dan Mingyu langsung menghentikan langkahnya.

Okey kita ada dalam jarak 2 meter, ini aman menurutku. Tidak terlalu dekat, juga tidak terlalu jauh. Dia berdehem lalu tangan kanannya merogoh sesuatu didalam sakunya. Aku mengerutkan dahi, apa yang sedang dicarinya.

Tak lama kemudian dia mengeluarkan sebuah bungkusan hitam, apa isinya aku juga tidak tahu. Dia melangkah mendekat lagi, dan aku langsung waspada. Disini banyak sekali orang - orang yang suka bertindak secara mendadak, jadi butuh kewaspadaan yang tinggi. Kulihat dia memutar bola matanya jengah, dia menodongkan bungkusan itu padaku. Tanganku terulur ragu untuk mengambilnya, dia terlihat tersenyum sebentar tadi.

"Itu untukmu, jangan pernah memberikannya kepada orang lain, mengerti?" Jelasnya lalu melenggang pergi begitu saja. Astaga... dasar, mentang - mentang Pangeran bisa pergi begitu saja.

Baiklah lupakan, lebih baik aku membuka apa isi bungkusan ini. Hmm, ini cukup besar dan itu membuatku semakin penasaran. Ternyata saat aku buka violaa isinya adalah sebuah kitab. Mataku berbinar menatapnya, karena kitab ini sangat indah. Tulisannya juga mengeluarkan cahaya. Saat aku baca beberapa bait, ternyata kitab ini tentang Lumos Maxima.

Aku ternganga lalu memandang tubuh Mingyu yang sudah mulai menghilang, ternyata dia tidak seperti apa yang aku bayangkan. Bahkan dia memberiku sebuah kitab, yang aku yakin akan sangat berguna untukku nanti. Membungkusnya seperti semula, lalu aku memeluknya senang. Kalau dipikir - pikir sifat Mingyu dan Irena sedikit berbeda. Tatapan mereka saat beradu didalam kelas tadi terlihat tak tak akur.

Sudah tidak perlu dipikirkan, mungkin mereka kebetulan sedang ada masalah. Jadi hubungannya sedikit memanas. Aku berjalan, kembali kedalam kelasku. Apakah Mr. Edgar sudah kembali, karena tadi Mingyu bilang ada rapat mendadak dengan Mr. Poison.

Saat aku memasuki ruang kelas, tatapan mereka menajam. Mereka secara terang - terangan menunjukan bahwa mereka tidak menyukaiku. Aku menundukan kepala, bingung sebenarnya apa kesalahanku hingga sikap mereka begitu dingin padaku. Menghela nafas gusar aku kemudian menaruh bungkusan itu diatas meja. Aku tahu beberapa dari mereka mencuri pandang pada bungkusan yang aku bawa melalui ekor matanya.

"Apa isi bungkusan yang kau bawa itu Lisa?"

Suara Rose membuatku menoleh kearahnya yang menatap penasaran pada bungkusan ini. "Oh, ini kitab tentang Lumos Maxima." Jelasku sambil menunjuk pada bungkusan. Dan Rose mengangguk sebagai jawaban.

Goddess Of Light [END]Where stories live. Discover now