24. Present

1.5K 356 45
                                    

Menyeka keringat yang kini mengalir deras di pelipisku. Cuaca hari ini panas sekali, aku bahkan meminta untuk istirahat dan minum berkali-kali. Untung saja kami melewati sungai tadi, jika tidak aku mungkin pingsan karena merasa kehausan. Walaupun yang aku minum air sungai, airnya begitu jernih dan bersih. Rasanya juga menyegarkan, karena sepertinya sungai itu masih terjaga.

Semakin jauh kami melangkah, pepohonan di hutan ini makin merapat. Suasana juga agak gelap dan hening, hanya suara burung di kejauhan yang terdengar. Aku menghela napas karena merasa bosan, Jaehyun jarang sekali berbicara selama perjalanan. Jika aku tidak bertanya terlebih dahulu padanya dia tak bersuara. Sebenarnya aku ingin mengobrol dengannya, tetapi aku takut dia terganggu dan menganggapku cerewet.

"Kenapa, kau ingin istirahat lagi?" Tanya Jaehyun sambil menoleh ke belakang, tepatnya ke arahku.

Menggelengkan kepalaku pelan, "tidak, aku masih belum lelah. Lagipula tadi kita juga baru beristirahat."

"Lalu, kenapa kau terlihat tak bersemangat sama sekali. Jika kau tidak lelah lalu ada apa?" Ucapnya sambil menghentikan jalannya dan membuat diriku berhenti juga.

"Hmmm aku hanya bosan saja. Tapi yaa kau tak perlu hiraukan aku. Ayo kita lanjut saja."

"Kau bosan? Aku memang tidak suka banyak bicara. Lagipula aku juga buruk dalam pertemanan, karena aku kaku jika harus memulai percakapan. Itu sebabnya aku banyak diam dan jarang mengajakmu berbicara."

"Iya tidak masalah, kau hanya perlu berlatih berbicara dengan banyak orang saja. Nantinya kau pasti tidak merasa kaku ataupun canggung dengan orang lain."

Terkadang orang hanya diam saja bukan berarti mereka benci atau tidak suka terhadap kita. Tetapi karena mereka mungkin bingung untuk memulai sebuah percakapan. Tak semua orang pandai mencari topik obrolan dan itu membuat mereka tak percaya diri. Jaehyun adalah seorang pangeran, pastinya sejak kecil dia di didik dengan sangat keras karena tanggung jawabnya untuk masa depan. Entah bagaimana cara kedua orang tua nya membesarkannya, tapi aku rasa dia terlalu di kekang.

Bukannya aku mengada-ada saja, tetapi biasanya saat di sekolah aku selalu melihat dia sendirian. Entah di ruang potion, ruang senjata atau bahkan perpustakaan. Aku hampir tak pernah melihat dia bersama seseorang kecuali Irena. Karena dia terlihat selalu menempel pada Jaehyun di setiap kesempatan. Apakah aku merasa cemburu? Jawabannya tidak. Walaupun aku akui sekarang aku merasa menyukai Jaehyun tapi akalku juga masih sehat.

Irena adalah anak raja dan aku hanya anak orang biasa, ya walaupun ayah seorang yang terpandang juga karena buktinya aku dan kak Astia bisa bersekolah di High School Science. Tapi tentu saja aku tak mampu bersaing dengan Irena. Lagipula dulu aku belum tertarik dengan Jaehyun jadi aku juga bersikap biasa-biasa saja dan biasanya langsung pergi.

Bahkan aku pernah sekali melihat mereka berdua berada di taman sambil berpelukan. Apakah mereka ada hubungan, aku tidak terlalu yakin. Tetapi yang aku dengar dari teman sekelasku mereka adalah sepasang kekasih. Di tambah apa yang aku lihat waktu itu makin meyakinkan diriku tentang hubungan Jaehyun dan Irena.

"Kenapa melamun, kau memikirkan apa? Jangan berjalan di belakangku, jalan saja di sampingku."

Perkataan Jaehyun membuat lamuanku buyar dan gantian menatapnya. Mengapa dia tahu jika aku sedang melamun, apakah dia menoleh kebelakang atau bahkan melirik kearahku terus. Tapi kenapa aku tidak tahu ataupun sadar sama sekali.

Goddess Of Light [END]Where stories live. Discover now