PF | PART 9

3K 127 2
                                    

Chapter 9 || Menjenguk.

...

satu hal yang kurindukan daripadamu,

senyumanmu.

...

"Engghh." Lenguh seorang perempuan.

"Ainsley?" seru seorang lelaki yang dari tadi menemani sang perempuan itu –Ainsley.

"Kenapa? Butuh sesuatu?" tanya lelaki itu kembali.

"Kak Arsen? Aku dimana?" tanya Ainsley bingung yang mendapati dirinya di ruangan serba putih ini, ia tidak menjawab pertanyaan lelaki itu yang diketahui bernama Arsen.

"Rumah Sakit." Balas Arsen singkat, sedikit kesal karena pertanyaanya di diamkan oleh Ainsley.

"Kok?" bingung Ainsley.

"Udah kamu diam, mau minum?" marah Arsen. Ia marah karena Ainsley baru bangun sudah banyak tanya.

"I –iya kak." Kikuk Ainsley, ia sedikit takut akibat marah Arsen.

Setelah Ainsley menjawab mau, Arsen segera memberinya segelas minuman yang sudah disediakan pihak Rumah Sakit. Sedang Ainsley minum, Arsen memanggil Kakaknya untuk mengatakan bahwa Ainsley sudah sadar.

"Ainsley, sudah bangun kamu?" tanya Arga selaku Dokter yang menangani Ainsley. Ia datang bersama seorang perawat yang membawa makanan, obat dan minuman yang harus Ainsley konsumsi.

"Sudah, Dok." Balas Ainsley sopan.

"Gimana? Apa yang kamu rasakan?" tanya sang Dokter –Arga.

"Feel better?" tanya Arga, lagi.

"Jauh lebih baik, Dok." Balas Ainsley ramah dan santun.

"Luka sayatan yang ada di tangan dan beberapa bagian tubuh kamu kalau sudah tidak perih bisa pakai salep ini ya." kata Arga menjelaskan dan menunjukkan salep untuk Ainsley.

"Yasudah saya tinggal dulu ya, itu ada obat kamu makan ya." ucap Arga kembali.

"Oh ya Dok, saya kapan bisa kembali?" tanya Ainsley kepada Arga. Sebenarnya, ia tidak perlu sampai di bawa ke Rumah Sakit, karena uang Ainsley tidak cukup untuk membayar biaya Rumah Sakit elite seperti ini.

"Kamu bisa kembali kalau kamu sudah mersa baikan, mungkin 3 hari lagi?" jawab Arga sedikit ragu.

"Apa tidak bisa sekarang? Atau besok?" tawar Ainsley.

"Jangan membantah perintah Dokter, Ainsley." Ucap Arsen yang sedari tadi diam saja.

"T –tapi Kak, Ainsley gak punya cukup uang untuk bayar sampai 3 hari ke depan. Kemarin baru saja Ainsley dipecat." Ucap Ainsley mengeluarkan apa yang ada didalam hatinya.

"Untuk masalah administrasi, kamu tidak perlu bingung. Itu sudah dibayar oleh Kakak Kelas kamu, Arsen." ucap sang perawat yang dari tadi juga diam, ia sibuk memeriksa keadaan Ainsley dan beberapa obat – obatan yang akan Ainsley konsumsi.

"Yasudah, kami pamit ya." ucap Arga berpamitan.

"Ah iya, silahkan Dok, Sus." Balas Ainsley mempersilahkan dan tetap memberi senyumannya.

Setelah sang Dokter –Arga dan bersama perawat sudah keluar dari Ruangan tempat Ainsley di rawat, barulah Ainsley bertanya kepada Arsen.

"Kak Arsen beneran bayarin biaya Rumah Sakitnya?" tanya Ainsley to the point.

Possessive FamilyWhere stories live. Discover now