PF | PART 16

1.8K 99 55
                                    

haii, do you all miss me?  im back after my hiatus... thank you to you all still wait this story... and im sorry for my late update. thank you guys and happy reading. enjoy! :D

Chapter 16 || Bosan.

. . .

Remember, you're very precious!

. . .

Hari ke dua di Rumah Sakit, tidak ada hal yang menarik. Semua berjalan seperti biasa. Ainsley pun sudah cukup bosan di Rumah Sakit ah tidak lebih tepatnya di Ruangan Arga. Kalau di bilang, Ruangan Arga bahkan tidak mirip sama sekali dengan Ruangan pasien lainnya. Ruangannya benar – benar seperti rumah. Tapi apa daya, Ainsley sudah cukup bosan. Tidak ada yang menarik dari Ruangan ini. Bahkan, ia ingin jalan – jalan keluar sebentar saja tidak di perbolehkan.

"Kamu jangan kecapean dulu."

"Ke Taman? Ngapain? Tidak usah, di kamar saja!"

"Ke Kantin? Gak usah ya, sini biar aku aja yang beliin."

Dan berbagai macam kata – kata lainnya.

Mulai pagi, Ainsley sendiri di kamar ini. Tidak sendiri juga, karena sang Mommy dan sang Daddy asli sempat menemaninya sebentar. Kemudian, mereka pergi. Katanya, ada hal – hal penting yang harus di urus. Al? Sejak subuh tadi, ia sudah pergi ke Kantor. Ada hal yang gawat yang harus ia urus.

Arga? Huh, sebenarnya ingin sekali ia menemani sang Adik –Ainsley, tapi apa daya pasien Rumah Sakit sangat banyak, dan dokter – dokter pun sampai kewalahan.

"Dek, maaf ya Kakak gak bisa jagain kamu 24 jam. Rumah sakit lagi ramai. Nanti kalau udah selesai, kakak kesini kok,"

"kamu kalau mau minta, tinggal bilang aja ya," ucap Arga kepada Ainsley.

"Iya, Kak. Udah sana Kakak kerja aja. Nanti Mommy sama Daddy kok yang nemenin," ucap Ainsley memberi tahu supaya Arga tak khawatir.

"Hmm, oke deh..." kemudian Arga segera keluar dari Ruangannya dan segera memulai pekerjaanya.

Si Kembar?

"Mom, Dad, aku gak usah sekolah yaa,"

"aku mau temenin Ainsleyy," ucap Arden memohon kepada sang Mommy dan Daddy.

"Tidak! Kau harus tetap sekolah. Atau, motormu sebagai gantinya," ucap sang Mommy mengancam.

"Motor? Yasudah, bahkan motor pun tak sebanding dengan Ainsley ku~" jawab Arden tak peduli.

"Iya, dan satu lagi setelah Ainsley keluar dari Rumah Sakit, Mommy tak mengijinkan kamu bertemu dengannya. Minimal sebulan," lanjut ancam Adela.

"Kok gitu? Baiklah – baiklah," ucap Arden pasrah.

"Yasudah, kami pamit," ucap Arden lagi dan menyalimi kedua orang tuanya, serta tak lupa ijin dengan Ainsley.

Arsen? Hhhh, sama seperti Arden, dia juga malas sebenarnya untuk sekolah. Selagi Arden meminta ijin, ia bermain dengan Ainsley. Entah mengajak ngobrol Ainsley, memilin – milin rambut milik Ainsley, dan lain – lainnya.

"Sley..." Panggil Arsen pelan sambil terus memilin rambutnya.

"Ha?" sahut Ainsley sedikit kesal. Bagaimana tidak kesal? Sudah lebih lima kali Arsen memanggil namnya tapi tak kunjung mengatakan sesuatu.

"Diam, kalau misalnya cuman manggil nama aku doang," ucap Ainsley penuh tekanan kepada Arsen.

"Ainsley..." panggil Arsen lagi, tanpa memedulikan perkataan Ainsley sebelumnya.

Possessive FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang