20 - 𝓓𝓲𝓵𝓮𝓶𝓪

4.8K 180 0
                                    

Miracle keluar dari pintu depan, diikuti oleh Markus. Gadis itu masuk ke mobil dan duduk di kursi pengemudi. Ia menoleh kepada Markus yang sudah bertengger di jendela yang terbuka. "Kalau ada apa-apa, hubungi aku Miracle." Kata Markus. Miracle mengangguk dan mencium bibir kekasihnya sekilas. Bunyi suara deru mesin mobil melingkupi mereka untuk sekilas, lalu Miracle menarik rem tangan dan mulai berkendara ke rumah Lucas.

Wanita itu tahu dimana rumah Lucas dan siapa pria itu. Ia tidak mengenalnya begitu dalam, tapi cukup untuk mengetahui bahwa Lucas adalah anak dari pemilik Henson Group yang berasal dari Jepang. Ayahnya orang Jepang dan ibunya orang Indonesia. Agatha dikelilingi banyak pria blasteran, itu yang sekilas terpikirkan oleh Miracle.

Tapi jelas-jelas pria blasteran yang satu lagi adalah pria yang benar-benar sebuah paket masalah yang lengkap. Isaac. Dia pemabuk dan mantan pemakai narkoba. Anak geng ketika masih di sekolah dan suka main wanita. Miracle dengar dia pernah membunuh, tapi ia tidak begitu yakin karena tidak ada dokumen yang bisa ia dapatkan. Tentu saja memusnahkan dokumen itu sangat mudah untuk dilakukan orang-orang Tuan Imo Hilton, mendiang ayah Isaac yang menyayangi anaknya dengan segenap jiwanya.

Miracle berputar di sekitar Greeneth Street dan masuk ke jalur pribadi menuju rumah Lucas. Jalurnya dihiasi lampu jalan yang temaram, tidak ada siapapun disana, membuat Miracle sedikit merinding. Ia bisa saja bertemu orang aneh di jalanan yang tidak diamankan petugas apapun. Tapi wanita itu harus tetap tenang, ia harus bertemu Agatha. Mungkin ia akan menginap untuk menemani Agatha. Tapi hal itu belum pasti untuknya, ia hanya akan mendengarkan permintaan Agatha untuknya.

Wanita itu berhenti di depan gerbang, hendak keluar untuk membuka sendiri gerbangnya. Tapi gerbang itu terbuka otomatis dan Miracle segera mengemudi masuk.

Agatha sudah berdiri di teras rumah, menatap mobil Mustang milik Miracle masuk ke dalam pekarangan. Wanita itu turun dari mobilnya dan melihat sekitarnya yang gelap. "Apa memang lampunya tidak dihidupkan?" Tanya Miracle yang meneliti sekelilingnya. Agatha menoleh kepada suasana gelap yang dimaksud Miracle, "Aku sedang tidak ingin rumah yang terang. Lagipula ini bukan rumahku." Kata Agatha.

"Agatha." Panggil Miracle. Agatha menoleh untuk mendapati handphone-nya berada di tangan Miracle. "Maaf kalau aku kedengaran ikut campur. Tapi pesan di handphone-mu ini. Itu pesan dari klinik apa, sayang?"

Agatha mengernyitkandahinya selagi tangannya merampas handphone-nya itu. "Agatha, sayang. Kamu bisa cerita padaku. Kamu tahu itu 'kan?" Kata Miracle sambil mengusap lengan atas Agatha. Gadis itu mundur sedikit sambil menatap Miracle dengan wajah kagetnya. "Aku bisa mengurusnya sendiri, Miracle. Pulanglah."

"Kumohon, Agatha. Bicaralah padaku." Kata Miracle ketika Agatha meraih tas yang diletakkan Miracle di lantai di dekatnya. "Agatha..-"

"Pulanglah, Miracle. Papa pasti sedang mencarimu."

Agatha lelah. Dia terus mengatakannya dalam hatinya. Kalau ia lelah. Ia tidak bisa melanjutkan hidup yang begini terus. Ia ingin pergi. Meninggalkan 'Agatha Ivy' dan pindah entah kemana dengan identitas yang baru. Meninggalkan Isaac, Lucas, Miracle, ayahnya dan hantu masa lalunya.

Orang-orang ini terasa seperti beban untuknya. Menghimpitnya. Ia ingin lebih bahagia. Lebih bersyukur. Tapi tempatnya ini tidak bisa membuatnya puas dengan apa yang ia miliki di hidupnya. Itu masalahnya. Ia perlu memulai lagi. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk pergi ke manapun. Ia harus benar-benar memutus hubungan dengan siapapun yang sedang berusaha menjahit sebuah ikatan hubungan dengannya. Perlahan-lahan. Ia butuh waktu sedikit lagi.

Agatha terbangun dari lamunannya ketika ia mendengar suara deru mobil di luar sana. Ia masih belum menghidupkan seluruh lampu rumah. Jendela-jendela di rumah itu cukup besar untuk memancarkan sinar dari luar, karena itu Agatha tidak menghidupkan lampu. Ia berjalan perlahan dalam cahaya rembulan yang sangat terang malam itu.

Toy For YouWhere stories live. Discover now