19 - 𝓣𝓪𝓷𝓰𝓵𝓮𝓭 𝓢𝓽𝓻𝓲𝓷𝓰𝓼

5.2K 198 2
                                    


Aku update karena aku lagi senang aha 🙄

***

"Apa kamu yakin, Agatha?" Lucas menoleh untuk menatap Agatha yang sudah kelihatan jauh lebih baik. Tangan gadis itu sudah diperbannya. Lucas berterimakasih dalam hatinya pada anggotanya yang menyimpan hal lain yang lebih berguna seperti kotak P3K ketimbang narkoba dan alkohol di markasnya.

Agatha mengangguk sambil menoleh kerumah yang ada di dalam gerbang tinggi di dalam hutan itu. "Aku sekarang tinggal disini." Kata Lucas yang sadar kalau Agatha sedang meneliti rumah barunya.

"Ada masalah dengan rumah lamamu?" Tanya Agatha. Lucas hanya mengangkat kedua bahunya lalu menghentikan mobilnya di garasi di rumah bergaya modern kontemporer itu. Hampir mirip dengan rumah ayahnya. "Aku hanya ingin punya suasana yang baru." Kata Lucas sambil tersenyum.

Pria itu keluar bersamaan dengan Agatha lalu mendekap tubuh gadis itu sembari berjalan menuju pintunya. "Dengan siapa kamu tinggal disini?"

"Sendirian."

"Bukannya dulu orangtuamu tinggal di kota juga?"

"Ya. Itu 'kan dulu."

"Mereka dimana?" Tanya Agatha sambil menjatuhkan dirinya di sofa ruang tamu berlangit-langit tinggi itu. Lucas berjalan menuju dapur yang ada di ruangan sebelah ruang tamu itu dan mulai mengisi gelas kacanya dengan air mineral. "Ibuku di Jepang sekarang." Kata Lucas sambil menyodorkan segelas air mineral itu ke Agatha.

Gadis itu meraihnya, "Lalu ayahmu?" Tanyanya sebelum ia menenggak airnya. Lucas menatap nanar ke lantai lalu menyandarkan tubuhnya di sofa. "Dia sudah tidak disini lagi." Jawabnya sambil menghela napas.

"Oh dia sudah tinggal bersama ibunu di Jepang?" Tanya Agatha. Lucas menoleh kepadanya lalu tersenyum simpul. "Dia gak tinggal bareng mamaku juga."

"Oh, gitu." Agatha manggut-manggut sambil menyandarkan tubuhnya di sofa yang empuk. Pikirannya nanar ketika ia melihat ruang tamu yang remang-remang. Mereka hanya dicahayai oleh sinar rembulan.

Hari sudah malam dan bunyi jangkrik serta suara deru AC adalah suara yang memenuhi telinga Agatha. "Kenapa kamu datang kesana?" Tanya Lucas tiba-tiba. "Ke markas."

Agatha menggeleng. Ia pun tidak tahu. Ia berlari tanpa melihat jalan dengan benar. "Apa kau tahu aku akan kesana hari ini?" Tanya Lucas. Agatha menggeleng lagi.

"Lalu kenapa?"

"Aku tidak tahu." Kata Agatha sambil menyandarkan kepalanya ke sofa, matanya tertuju pada langit-langit gelap yang dihias bintik-bintik berbinar. Seperti bintang malam.

Lucas meraih tangan Agatha dan menggenggamnya. Gadis itu menoleh. Menatap pria yang selama ini menghias hatinya. Lucas. Pria itu menatap Agatha balik.

"Kamu mau cerita?" Tanya Lucas. Tapi Agatha kembali menggeleng. "Lalu bagaimana aku bisa membantumu?"

Agatha terdiam lalu menghela napasnya. "Apa aku bisa meminjam teleponmu?"

Tanpa pikir panjang, Lucas beranjak dan mengambil handphone yang ia taruh diatas meja marmer dapurnya. Pria itu menyodorkannya kepada Agatha.

Gadis itu mengetikkan sesuatu dan mendekatkan benda itu ke telinganya. Ia hendak menelepon seseorang. Telepon segera tersambung setelah bunyi dering pertama selesai.

"Halo? Miracle?"

"Astaga! Agatha? Kamu dimana, sayang? Semua orang panik karena kamu pergi dari rumah Isaac. Apa kamu perlu dijemput, sayang? Beritahu posisimu."

Toy For YouWhere stories live. Discover now