20. Salah Paham | Pertemanan

26 10 0
                                    

ΔJangan lupa Vote dan Komen.

~ Happy Reading ~

******

Solat Idul fitri di Desa Semesta berlangsung lancar, satu demi satu jama'ah mulai meninggalkan area masjid.

Kecuali gadis berumur 17 tahun bernama Jina, yang sedang sibuk mencari sandalnya,

"Ji, ayo!" Panggil Tina yang sudah berada di gerbang.

Jina melihat kearah Tina, "Bentar Na, sendal aku ilang." Tina yang mendengar pun kembali lagi ke depan tangga masjid.

"Loh, kok bisa? Tadi kamu taruh nya dimana?" tanya Tina seraya membantu Jina mencari sendal.

"Tadi aku taruh disini, tapi kenapa sekarang gak ada?" Jina bingung, padahal tadi ia menaruh sendalnya disini, tapi sekarang tidak ada.

Jina mengedarkan pandangannya, ia curiga ada maling sendal disini. Di dekat tempat wudhu ternyata ada Gita yang sedang menyapu, Jina tiba-tiba menaruh perasaan curiga pada Gita.

"GITAAAAA!!" Teriak Jina.

Gita yang sadar dirinya dipanggil, ia langsung menghampiri Jina. "Ada apa Ji?" Tanyanya.

"Kamu ngambil sendal aku ya!" tuduh Jina seraya menunjuk Gita dengan telunjuknya.

Tina kaget, ia tidak pernah melihat Jina seperti ini. "Hush, Jina jangan nuduh sembarangan, gak sopan tau." ujar Tina memberitahu.

"Tapi Na, siapa lagi kalo bukan dia yang ngambil? Dia kan nyapu, otomatis semua area mesjid dia sapu termasuk deket sendal aku. Dia pasti iri karena sendal aku lebih bagus dari dia, terus dia ambil. Aku yakin dia yang ngambil sendal aku!" Tuduh Jina lagi, matanya melihat Gita tajam.

"Jangan asal nuduh kamu Ji, aku gak ngambil sendal kamu kok." Ucap Gita membela diri.

"Maling mana mau ngaku—!" Ucapan sarkas Jina sontak membuat Gita geram.

"Jangan asal nuduh kalo gak punya bukti, Ji." Ucap Gita seraya mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Buktinya cuma kamu yang ada di deket area tempat sendal!"

Dari arah jauh, tepat dibalik pohon mangga ada seseorang yang mengawasi mereka.

"Kok jadi pada berantem gini sih?" Gerutunya.

Bima keluar dari persembunyian dibalik pohon mangganya, ia segera menghampiri Jina dan Gita yang sedang adu mulut.

"Ini ada apa? Kok ribut-ribut gini?" Tanya Bima.

Jina dan Gita yang tadi sedang adu mulut, berhenti, karena kedatangan Bima.

"Itu! Si Gita nyuri sendal aku, terus gak mau ngaku!" Tuduh Jina untuk kesekian kalinya.

"Hush, Jina," Ucap Tina berusaha menenangkan Jina yang terbawa emosi.

"Eumm ji, sebenernya... " Bima menjeda ucapannya seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sebenernya yang ngambil sendal kamu itu aku, maaf ya. Padahal aku cuma mau bercanda doang, tapi kamu malah marah beneran dan nuduh Gita yang gak tau apa-apa, maaf ya Jina, Gita. Ini sendalnya. Sekali lagi maaf ya," Lanjut Bima panjang lebar sambil mengembalikan sendal Jina dan meminta maaf.

"Ternyata kamu yang ngambil! Becandanya gak lucu tau! Awas aja kalo diulangin lagi!" Omel Jina.

"Iya maaf, gak bakal diulangin lagi deh, janji." Ujar Bima.

"Maaf ya Gita, tadi aku udah nuduh kamu dan ngatain kamu," Ucap Jina merasa bersalah.

"Iya gakpapa, udah aku maafin kok," Jina dan Gita pun berpelukan bak teletabis.

"Makanya Bima, kalo mau becanda tuh yang sewajarnya aja. Jangan sampe bikin orang jadi salah paham gini," Ujar Tina memberi nasihat.

"Iya maaf ya Gita, Jina." Ucap Bima, menundukkan kepalanya.

"Iya, udah dimaafin kok Bim. Lagian sekarang kan Lebaran, jadi harus saling memaafkan gak boleh nyimpen dendam," Ucap Gita seraya tersenyum manis.

Bima mengangkat kepalanya girang. "Makasih ya Git," Gita mengangguk pelan.

"Tapi inget! Jangan diulangin lagi!" Lagi-lagi Jina memperingati dengan wajah yang dibuat seram, tapi terkesan lucu.

Bima terkekeh, "Iya, janji."

"Nanti kerumah aku ya, kita makan kue!" Ajakan dari Tina membuat tiga temannya itu tersenyum girang.

"OKE!!" Teriak ketiganya, sebelum tertawa dan pulang.

******

~ End ~

ΔStory by GefiraFira4
ΔEdited by sofyadisty
ΔPenanggung jawab sofyadisty
ΔPenyelenggara AWremaja

Nubar Cerpen with AWRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang