3. Bintang Jatuh | Romance

45 13 0
                                    

ΔJangan lupa Vote dan Komen

~ Happy Reading ~

******

Matahari telah pulang untuk istirahat. Dan kini, telah digantikan dengan bulan yang akan menemaniku melewati gelapnya malam.

Dilangit sana, alangkah indahnya angkasa itu, yang dihiasi dengan taburan bintang-bintang berkerlip yang amat banyak.

Aku harap, malam ini menjadi malam yang indah.

"Hufftt, akhirnya selesai." Hembusan suara lega itu berasal dari Ayra yang telah selesai mengerjakan tugas sekolahnya.

Tok! Tok! Tok!

Tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari balkon. Lantas, Ayra menolehkan pandangannya ke arah balkon.

Siapa itu yang datang malam-malam begini? Apakah perampok? Ataukah hantu? Ah tidak, itu tidak mungkin, pikirnya.

Ayra pun beranjak dari tempat duduknya, menuju pintu balkon itu.

Ceklek

"Bryan? Lo ngapain kesini malem-malem?" tanya Ayra begitu melihat sosok Bryan lah dibalik ini semua.

Aneh bukan? Untuk apa dia kesini malam-malam begini?

"Pengen aja," jawabnya enteng.

"Ohh." Ayra mengangguk singkat.

Keheningan melanda mereka berdua. Entah mengapa suasana terasa begitu canggung diantara mereka.

Sekarang, mereka tengah duduk di balkon sambil menikmati hembusan angin malam yang terus menerpa wajah mereka sembari melihat pemandangan angkasa bertabur bintang diatas sana.

"Bintangnya cantik ya," ucap Ayra memecah keheningan.

"Iya, kaya lo," celetuk Bryan sambil terkekeh pelan.

"Apaan sih?!" jawab Ayra ketus.

"Kalau bintang itu jatuh, lo mau minta apa?" sambungnya.

Laki-laki itu menoleh sebentar.

"Entahlah," jawabnya.

Ayra hanya menanggapinya dengan anggukan.

"Kalau lo sendiri, mau minta apa?" tanya Bryan penasaran.

"Banyak."

Laki-laki itu mengangguk paham.

"Kalau gue minta lo jadi pacar gue gimana?" celetuk Bryan sambil terkekeh.

Tak aneh, beberapa hari yang lalu dia sudah menyatakan perasaanya. Namun, sampai sekarang Ayra belum membalasnya.

"Yang bikin lo yakin sama gue apa?" tanya Ayra penasaran.

"Takdir," jawabnya sambil tersenyum.

"Kenapa takdir?" tanyanya lagi.

"Kalau bukan karna takdir, gue gak mungkin suka sama lo sampai nembak kaya gini."

Ayra hanya diam, tak berkutik. Yang dikatakan Bryan ada benarnya juga.

"Jadi, lo mau ga jadi pacar gue?"

"Entahlah."

Ayra sangat bingung dengan dirinya itu. Entahlah, ia ingin sekali menerima Bryan. Tapi, disatu sisi ia tidak mau berpacaran. Sungguh situasi yang sangat sulit baginya sekarang.

Bryan tersenyum tipis. "Gak apa-apa, gue ngerti kok. Lain kali aja jawabnya."

Beruntunglah laki-laki itu paham, ia sedikit lega.

"Hmm, makasih." Ayra menyunggingkan senyum.

Setelahnya, mereka menghabiskan waktu bersama-sama di balkon sambil menikmati indahnya gulita malam yg ditemani hiasan angkasa dan sejuknya angin yang berlalu.

Ayra, lo itu ibarat bintang. Kemana pun dan kapan pun lo jatuh, gue akan kejar lo. Gak peduli rintangan apa yang harus gue lalui.

» Bryan Dealvero «

******

~ End ~

ΔStory by OcolYoi
ΔEdited by Miawww__
ΔPenanggung jawab Amnah_risandah
ΔPenyelenggara AWremaja

Nubar Cerpen with AWRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang