72. BAIK-BAIK SAJA

615 89 13
                                    

"Terima kasih ya, Jiwa, Anda sudah menjadi saksi pada kasus ini."

"Sama-sama, Pak." Jiwa mengangguk. "Boleh saya permisi ke luar?"

"Silakan!"

Ketika diberi izin, Jiwa langsung memberi salam kepada polisi dan guru-gurunya. Ia berbalik menuju ke luar ruangan, dirinya memang masih ada di sekolah untuk menyelesaikan masalah ini. Dan tentunya ada Dira yang duduk di luar dengan terdiam.

Cewek itu menoleh ketika melihat bayangan Jiwa di lantai dan benar saja cowok itu berada tepat di dekatnya.

"Udah?"

Jiwa mengangguk. "Udah," jawabnya yang sekarang duduk di sebelah Dira.

"Lo mau langsung ke rumah sakit atau pulang dulu?"

"Mau ke rumah sakit," jawab Dira. "Tapi gue lagi capek banget, Jiwa. Gue gak punya tenaga sekarang."

"Kita duduk di sini sebentar," ucap Jiwa membuat Dira mengangguk pelan. Dari sana ia bisa memperhatikan wajah Dira yang berkeringat, ia tahu Dira sedang memikirkan hal yang terjadi sekarang.

Siapapun akan merasakan sakit seperti ini, termasuk dirinya yang juga merasakan sakit ketika melihat Dira dalam keadaan begini.

"Dir," panggil Jiwa membuat cewek itu menoleh. "Setelah gue pikir, gue gak akan ada dihidup lo lagi untuk bilang kalau gue tetap punya perasaan ini buat lo. Karena selesai kasus ini, gue memilih untuk pindah sekolah lagi, Dir, memulai yang baru dan mencari hal yang bisa melupakan kesedihan dihidup gue.

"Mungkin ... gue juga akan mencoba untuk pulang ke rumah dan bertemu orang tua gue, Dir."

"Pindah?" tanya Dira tidak percaya. "Apa pilihan lo tepat, Jiwa? Dan kalau lo pindah nasib Lika gimana?"

"Gimana apanya?"

Dira tampak berpikir. "Maksud gue, kalau lo pergi gimana sama Lika?"

Jiwa tersenyum. "Nggak lagi, Dir, dia cuma hadir dihidup gue tapi gak pernah gue inginkan buat tetap bersama. Sementara lo ... lo bukan harapan gue lagi."

"Tapi Lika cinta sama lo."

"Tapi gue gak cinta sama Lika."

"Kalian bisa mulai dari awal supaya terbiasa," ujar Dira makin mencari solusi yang pas untuk hubungan keduanya.

"Ngapain jauh ke Lika? Kalau lo aja gak mudah terbiasa."

Dira terdiam, termakan dengan omongannya sendiri. Ia mengalihkan pandangannya dari Jiwa. Namun ponselnya berbunyi, ia melihat ada nama mama Genoa di sana. Tanpa menunggu lama, Dira mengangkat panggilan itu.

"Halo, Tante?"

"Dira, kamu di mana? Kamu cepat ke rumah sakit! Genoa sadar, Dira!"

"Iya, Tante, Dira ke sana. Dira ke sana."

Senyum bahagia Dira tercipta. Panggilan itu terputus. Ia menoleh ke arah Jiwa. "Ayo Jiwa kita ke rumah sakit! Genoa udah sadar!"

Jiwa bangkit dan mengikuti langkah Dira ke luar sekolah. Dira sampai lupa ia dan Jiwa naik apa ke rumah sakit. Jiwa langsung mengantarkan cewek itu ke parkiran dan dua sepeda milik Jiwa terparkir di sana.

"Yah kok hujan," seru Dira merasakan gerimis. Ia tidak bisa menahan dingin. "Kita harus buru-buru."

Belum juga Jiwa naik ke sepedanya, Dira sudah lebih dulu naik ke sepeda itu dan berjalan. "Dira pelan-pelan!"

"Jiwa, ayo!" panggil Dira lagi. "Kita gak punya waktu lagi, rumah sakit gak jauh dari sekolah. Kalau keburu hujan gue malah gak bisa sampai rumah sakit."

"Dir, tapi gak gini juga." Jiwa mengayuh sepedanya di belakang Dira. Dira memang sudah lebih dulu di depan dengan cepat. "Dira. Dengar gue! Genoa baik-baik aja."

"Gue mau lihat Genoa, Jiwa." Masih sama Dira makin semangat. "Genoa sadar, Genoa baik-baik aja."

Ingin mengejar ketertinggalannya, namun tali sepatu Jiwa terlepas. Ia berdecak lalu berhenti untuk membenarkan tali sepatunya. Namun suara tabrakan terdengar sangat keras hingga Jiwa langsung mendongak.

Sekujur tubuh Jiwa yang lemas sekarang. Ia tidak bisa bergerak ke sana. Tidak bisa melakukan apa-apa.

Tidak bisa mengerti apa yang terjadi.

Ingin menolong namun tidak bisa, selain berharap bahwa tidak terjadi apapun.

Tapi pada kenyataannya Dira tidak baik-baik saja.

"DIRAAAAAAAAA!!!"

* * *

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang