62. AKU TAU

590 103 13
                                    

"Duduk sama gue, Dir, di belakang." Jiwa juga sama saja menawarkan untuk duduk bersama.

Genoa kini menatap kesal ke arah Jiwa. "Gue gak nyuruh lo ikut campur urusan gue."

"Gue cuma tawarin ke Dira kalau dia memang gak mau duduk sama lo."

Dira menahan keduanya untuk saling ribut. Sebelum akhirnya Tasya bergerak ke arah mereka dengan teriakannya. "Eh kita itu belum berangkat, gak usah cari ribut kenapa sih? Gue yang atur semua ketertiban di bus ini. Kalau ada yang buat ribut lebih baik kalian gak usah ada di bus ini."

Sebelum Dira benar-benar merespons, Genoa sudah menarik tangannya untuk duduk bersebelahan dengan dirinya. Kini Dira duduk di samping cowok itu dengan napas yang masih sulit Dira atur. Sedangkan Jiwa menahan emosinya lalu duduk di kursinya.

Genoa menatap mata Dira. "Gue udah putus dari Lika kemarin, Dir."

"Kenapa?" tanya Dira masih bingung akan keputusan cowok itu. "Gen, kamu memulai hubungan itu jangan dibawa bercanda."

"Dir, jangan pakai ego lo. Gue tau lo terpaksa ikhlas kan gue sama dia?" tanya Genoa membuat Dira menautkan kedua alisnya. "Gue rasa keputusan gue kali ini bener, Dir. Gue cuma menyukai fisiknya bukan hatinya."

"Karena keputusan itu kamu sendiri yang buat, aku ikhlas kalau kamu sama Lika, Gen." Dira menjawabnya. Mereka sepertinya akan mengobrol masalah ini sepanjang perjalanan. "Tapi kenapa kamu putusin Lika semudah itu?"

Genoa meraih tangan Dira lalu menggenggamnya erat. "Ceritanya panjang, Dir. Tentang teman-teman gue."

"Kamu beneran minta uang ke Mama kamu untuk bantu mereka?" tanya Dira teringat akan hal itu.

Genoa terkejut. "Lo tau?"

"Mama kamu yang bilang ke aku. Kamu buat khawatir keluarga kamu sendiri, Genoa." Dira memberitahunya. "Kalau kamu mau bantuin mereka bukan gini caranya. Jangan mengulur waktu buat laporin tindakan kriminal itu."

"Betul, Dir, gue akan laporin masalah ini ke polisi. Tapi gue makin yakin mutusin Lika karena masalah ini juga."

"Tunggu! Lika ada hubungannya sama masalah kamu?" tanya Dira melebarkan matanya ketika ia sendiri baru tahu tentang sahabatnya.

"Karena musuh gue itu dekat sama Lika. Dia bilang kalau dia udah suka sama Lika sebelum dia ...."

Mata Dira sangat terfokus untuk melihat Genoa membicarakan kelanjutannya. Ia teringat seseorang karena masalah ini yang sangat mirip dengan penjelasan Genoa.

Baru saja ia tahu tentang masalah Lika. Dan sekarang seolah ada keterkaitan dengan apa yang sedang diucapkan oleh Genoa.

"Sebelum apa?" tanya Dira menggebu. "Aku takut Lika kenapa-kenapa, Genoa."

"Sebelum dia kenal sama Jiwa."

Ternyata benar. "Jiwa?"

"Jiwa juga bagian dari musuh gue, Dir. Jiwa itu teman mereka dan gue yakin kalau dia juga ikutan malak teman-teman gue."

"Aku gak nyangka ternyata Jiwa bagian dari musuh kamu. Aku kira dia sama orang lain."

Genoa duduk tegak seketika. "Lo tau tentang Jiwa pemalak, Dir?"

"Aku tau," jawab Dira mengangguk. "Jiwa juga punya masalah karena itu, Gen."

* * *

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang