55. BERTEMU

632 95 5
                                    

Dira baru saja menolak ajakan pulang Jiwa. Ia merasa tak enak hati karena hal itu. Tapi tidak mungkin juga ia terus terang alasan dirinya menolak Jiwa. Pada akhirnya cowok itu kembali membawa dua sepeda tadi pagi seorang diri.

Kini Dira sedang naik ojek online, cewek itu akan pergi menuju ke rumah Genoa. Ternyata benar, Genoa tidak masuk sekolah karena sakit. Ia khawatir kalau kesehatan Genoa makin parah. Cukup ingatan tentang dirinya saja yang hilang, tapi tidak dengan kesehatan cowok itu.

"Makasih ya, Pak." Dira mengembalikan helm kepada supir ojek online itu. Selanjutnya ia melangkah menuju ke pintu rumah Genoa, membunyikan bel rumah cowok itu.

Tak lama pintu rumah Genoa terbuka dan di sana Mama Genoa muncul. Kemudian wanita itu tersenyum ke arah Dira saat Dira salam kepadanya.

"Dira dengar Genoa sakit ya, Tante?" tanya Dira menampilkan senyuman manis yang selalu sama seperti pertama kali Genoa mengenalkan kepada mamanya. Walau kini ada raut khawatir di wajah cewek itu.

Adya menganggukkan kepalanya, tersenyum. "Kebetulan sekali kamu datang, Genoa gak mau makan, Sayang."

"Kok Genoa makin lama susah banget diatur sih, Tante," ucap Dira merasa sedih mendengar itu. "Dira khawatir sama Genoa.
"
Adya meraih bahu Dira. "Yuk masuk ke dalam!" ajaknya sembari menutup pintu rumah. "Tapi Tante mau bicara sama kamu dulu ya."

"Boleh, Tante." Dira menurut saja ajakan Mama Genoa. Ia mengikuti langkah wanita itu untuk duduk di ruang keluarga. Dira tiba-tiba saja merasa teringat saat dulu pertama kalinya Genoa mengajak ke rumah ini.

"Dir, ayo buruan. Mamaku nanti pergi kalau kamu gak mau masuk."

Dira menghela napasnya berat. Rasa gugup seperti sedang berada di sekujur tubuhnya. "Aku gak berani ketemu Mama kamu, Gen."

"Mamaku udah tau kamu, bahkan dia yang punya ide buat ajak kamu ke sini. Dir, ayolah aku mau tunjukin ke Mama kalau ada bidadari yang bisa buat aku jatuh cinta."

"Genoa! Aku gak bercanda. Aku takut ketemu Mama kamu."

"Dira," panggil Genoa mencoba menenangkan kekasihnya. "Aku udah berani ketemu Mama kamu, kenalin diri aku. Sekarang giliran kamu."

Sementara Dira menatap sebal ke arah Genoa. "Aku gak minta kamu kenalin diri ke Mamaku. Kamu aja yang kepedean."

"MAMA!" Tiba-tiba saja Genoa berteriak, Dira membulatkan matanya lalu menyuruh Genoa untuk berhenti. "DIRA UDAH DATENG. INTEROGASI NIH! GIMANA PILIHAN GENOA."

"Gen, kamu apa-apaan sih?!"

"Dir, Mama meremehkan pilihan aku. Mama gak percaya kalau aku punya bidadari."

Dira menggelengkan kepalanya mengingat hal itu. Ia tidak percaya bisa seperti ini jadinya. yang awalnya selalu bersama bisa berpisah dengan begitu saja.

"Tante mau tanya, Dir, apa kamu tau teman-teman Genoa yang suka minta uang ke dia?" tanya Adya memelankan suara.

Dira menggeleng bingung. "Dira gak tau Tante, memang ada ya?"

"Gini, Genoa akhir-akhir selalu minta uang buat bantu temannya. Dia bahkan ambil dalam jumlah banyak, tapi Tante taunya mereka dari keluarga gak mampu. Kamu tau siapa?"

Dira makin bingung sekarang. "Maaf Tante, bukannya Dira bermaksud buat merendahkan Genoa. Tapi selama Dira tau Genoa, Genoa jarang banget dekat sama temannya mau cewek atau cowok."

"Pernah gak lihat anak-anak cowok seusia Genoa dan sering sama dia?"

Dira teringat. "Kumpulan anak cowok itu. Dira taunya waktu itu Genoa bantuin mereka dari orang yang mau malak. Tapi Dira juga gak tau misalnya mereka benar jadi teman Genoa. Terus kenapa Genoa bantu mereka."

"Bantu Tante, Dira. Tante takutnya Genoa salah ambil keputusan. Mungkin uang itu gak seberapa, tapi dengan caranya yang seperti itu juga salah."

"Tante khawatirnya mengenai apa?" tanya Dira lagi.

"Takutnya teman baru Genoa itu cuma manfaatin aja."

* * *

ABSEN YANG MASIH TERUS BACAA?

SHARE JUGA NIH KE TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITANYA❗❗❗

LANJUT KAN?!

NEXT?

SPAM KOMENTAR YUK SUPAYA TERUS LANJUT

SEMOGA SUKAAA

TERIMA KASIH

FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIO
@ERLITASCORPIOWP
@FIRLANAGRANDE

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang