☘️ Empat Puluh Empat ☘️

16.8K 1.2K 149
                                    

"Felly, tuh dicariin Vendo, di UKS," ucap Via kearah Felly tanpa menatapnya, ia langsung duduk dikursinya, wajahnya masih datar dikarenakan ia masih kesal.

"Kak Vendo? Nyariin gue? Kenapa?" Felly menaikkan sebelah alisnya.

"Mana Via tau, tanya aja sendiri," sahut Via ketus.

"Males ah, gue mau belajar." Felly kembali beralih kearah buku yang ada diatas mejanya.

"Samperin dulu sana, ntar kalau Felly gak kesana, Via yang disalahin sama Vendo," ucap Via, masih ketus.

Felly menutup bukunya, ia menatap Via. "Gue gak mau Vi, palingan gak penting juga," ucap Felly.

"Tinggal samperin doang sebentar, apa susahnya sih, lagian Felly juga senang kan bisa dekat-dekat sama Vendo."

Seisi kelas menatap kearah Via dan Felly, mereka bingung, kenapa tiba-tiba Via dan Felly bertengkar.

"Biasa aja kok, lo kalau gak tau apa-apa mending diem," sahut Felly tegas.

"Via tau kok, Felly memang suka kan sama Vendo." Via memutar kedua bola matanya jengah. "Felly juga gak suka kan kalau Via deket sama Vendo."

Brakkk!

Felly menggebrak meja, seisi kelas terkejut mendengarnya, begitu pula dengan Via. Namun, ia berusaha untuk tetap terlihat berani.

Intinya jangan sampai Felly membentaknya, karena ia tidak suka dibentak.

"Siapa bilang gue gak suka liat lo deket sama Kak Vendo? Lagian gue gak ada hak ngelarang lo untuk deket-deket sama Kak Vendo!"

"Sikap Felly ke Via pas dirumah Vendo waktu itu, keliatan banget Felly gak suka Via ada disana. Kalau Via tau Felly datang juga, Via gak bakalan kesana!"

Felly terdiam sejenak. "Maaf."

"Iya, udah Via maafin, sana gih samperin Vendo, ntar Via yang dimarahin."

Felly menghela nafasnya setelah itu ia pergi keluar dari kelas. Via yakin, pasti Felly pergi ke UKS untuk menghampiri Vendo.

"Sok-sokan gak mau, ujung-ujungnya mau juga," ucap Via pelan.

"Vi," panggil Nindy.

"Iya?" Via tersenyum kearah Nindy.

"Gue mau bicara sama lo, tapi gak disini, taman aja, gimana?" tanya Nindy.

"Bicara apa?" Via malah bertanya balik.

Nindy mendengus kesal. "Gue anggap lo mau, ikut gue." Nindy menarik tangan Via, mengajak gadis itu pergi kearah taman belakang sekolah.

Sesampainya di taman belakang sekolah, Nindy dan Via duduk di bangku taman. Nindy menatap kearah Via, begitu pula sebaliknya.

"Vi, tadi kenapa sih lo bisa berantem gitu sama Felly?"

Senyuman yang tadinya terukir di bibir mungil Via perlahan menghilang. "Ngapain dibahas lagi sih, gak mood banget Via."

"Okey maaf." Nindy menjeda perkatannya, ia menghela nafasnya. "Lo suka sama Kak Vendo kan?"

"Kenapa memangnya?"

"Jawab dulu."

"Kalau iya kenapa, kalau enggak kenapa?"

"Viaaa," ucap Nindy gemas.

Via menyengir. "Hehe, iya, Via suka, salah gak sih? Enggak kan?"

Nindy tersenyum senang karena sahabatnya itu tak malu untuk mengakui perasannya. "Gak salah Vi, lo udah bilang ke Kak Vendo?"

Vendo for Via Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang