☘️ Enam ☘️

16.8K 1.1K 56
                                    

Baru saja selangkah Vendo masuk kedalam rumahnya, suara kucing sudah terdengar di indra pendengarannya.

Hal itu membuatnya menghela nafas, dan benar saja, di ruang tamu ada dua ekor kucing yang sedang adu bacot.

"Meawwww!"

"Meawwww!"

"Malvin!" teriak Vendo memanggil adiknya.

Tak lama kemudian seorang lelaki dengan wajah datar datang menghampiri Vendo, "Apaan?"

"Tuh Ojan sama Oji berantem lagi, urusin dulu, gue mau mandi."

"Gue kira apaan. Males." Malvin membalikkan badannya, ia hendak berjalan meninggalkan Vendo.

"Ehhh! Mau pergi kemana lo! Cepet itu di lerai dulu, mereka mau tawuran," ucap Vendo asal.

"Lo aja sana," sahut Malvin santai.

"Punya nyawa berapa nyebut gue pakai sebutan 'lo', biasanya juga Abang!"

Malvin memutar kedua bola matanya jengah, "Bodo." Malvin pun berlalu dari hadapan Vendo.

"Bener-bener ya tuh anak, gak ada akhlak." Vendo berjalan menghampiri kedua kucing yang tengah adu bacot itu, "Lo berdua adu bacot mulu kapan berantemnya," ujar Vendo berniat untuk memanas-manasi.

"Meawww!"

"Meawww!"

"Meawww!"

"Diem lo!" kesal Vendo, "Pending dulu berantemnya, gue mau mandi, bye anak pungut Mama Aira." Vendo pun pergi menuju kearah kamarnya.

***

"VIAAA... ITU DIBAWAH ADA TEMEN KAMU," teriak Keysheva dari luar kamar Via.

Mendengar teriakan sang Mama tercinta, Via langsung keluar dari kamarnya, ia bergegas menuruni anak tangga dan menghampiri kedua temannya.

"Hay! Udah lama ya kalian?" tanya Via saat melihat Nindy dan Sandra yang duduk di ruang tamu.

"Gak sih, baru aja."

"Kalian mau nginep disini?"

"Gak Vi, ntar kita pulang kok, kita cuman mau ngobrol aja sama lo," ucap Sandra.

Via mengangguk paham, "Disini atau di kamar Via?"

"Kamar lo aja deh kayaknya."

"Ya udah ayok."

Via mengajak Nindy dan Sandra menuju ke kamarnya, tumben sekali kedua sahabatnya itu berkunjung kerumahnya malam-malam begini, ia kira mereka akan menginap, ternyata tidak.

"Mau ngobrolin tentang apa sih?" tanya Via sembari menatap Nindy dan Sandra secara bergantian.

"Vi, tapi sebelumnya maaf ya."

Kening Via mengkerut, maaf? Maaf untuk apa?

"Maaf? Kenapa? Kalian kan gak ada salah sama Via," ucap Via dengan polosnya.

"Memang gak ada," sahut Nindy.

"Lo suka gak sama Kak Vendo?"

Pertanyaan itu dilontarkan oleh Sandra secara tiba-tiba. Mengapa ia bertanya seperti itu?

"Kenapa memangnya Sandra?"

"Jawab dulu."

Via terdiam, beberapa detik kemudian ia menghela nafasnya, "Via gak tau."

"Kok gak tau sih? Lo nyaman gak sama dia?"

"Iya lah, kalau Via gak nyaman sama Vendo, ngapain Via mau deket sama Vendo?" Via menaikkan sebelah alisnya.

Vendo for Via Where stories live. Discover now