☘️ Sembilan Belas ☘️

15K 1.1K 156
                                    

Via beralih menatap kearah Vendo, "Vendo kenapa gak bilang sama Via kalau Vendo mau jalan sama Felly? Via nungguin Vendo loh tadi," jelas Via pelan.

Vendo berdiri dihadapan Via, ia memegang kedua pundak Via, "Vi, maaf, gue gak sempat ngabarin lo."

"Sesulit itu ngabarin Via? Via udah nungguin Vendo, untungnya Arga mau nemenin Via."

"Vi—"

"Kak." Arga menghampiri Via, ia menatap kearah Vendo dan Felly sekilas, "Ayok Kak, balik ke tempat kita, sebentar lagi pasti makanan kita datang," ajak Arga.

"Kakak belum selesai bicara sama Vendo," ucap Via kearah Arga.

"Mereka mau makan Kak, kehadiran kita cuman menggangu mereka, ayok." Arga menarik sang Kakak untuk kembali ke tempat duduk mereka.

"Isss Arga kok tarik-tarik Kakak sih, kita gak ganggu mereka kok. Kakak itu belum selesai bicara sama Vendo, kenapa dia gak tepatin janjinya." Via duduk di kursi sembari memanyunkan bibirnya.

"Arga tanya sama Kakak, Kakak suka sama Kak Vendo?"

Deg!

Mengapa tiba-tiba adiknya bertanya seperti itu. Jujur, ia sendiri belum mengerti bagaimana perasaannya dengan Vendo, apakah hanya sebatas sahabat atau lebih.

"Emangnya kenapa? Kok kamu nanya gitu?"

"Arga saranin, Kakak jangan sampai jatuh cinta sama Kak Vendo, Kakak liat sendiri kan? Dia jalan sama perempuan lain, dia gak nepatin janjinya sama Kakak, dia milih perempuan itu dibandingkan Kakak. Arga kasih saran begitu karena Arga gak mau liat Kakak disakitin seorang lelaki, Arga gak mau liat Kakak sedih."

Via tersenyum kecil, "Iya Ga."

"Masih banyak cowok lain yang lebih baik, Kak. Kakak itu cantik, pintar, baik, siapa yang nolak Kakak? Kalau kita gak saudaraan, udah pasti aku pacarin Kakak," ceplos Arga.

Via memelototi Arga, "Arga!"

"Hehe kidding Kak."

Beberapa menit kemudian, makanan serta minuman yang dipesan oleh Arga dan Via pun datang.

Via tak menatap kearah Vendo lagi, itupun akibat perintah dari Arga.

***

Kaki Via melangkah di koridor Sekolahnya, pandangannya lurus kedepan. Sekolahnya masih sepi akibat masih terlalu pagi, jadi tidak banyak murid yang berkeliaran di koridor.

Akhirnya, Via sampai didepan ruang kelasnya, tanpa pikir panjang ia langsung masuk kedalam ruang kelasnya tersebut.

"Hy, Vi," sapa seorang gadis kearah Via.

Via menatap gadis itu, sulit rasanya untuk tersenyum, tetapi ia paksakan untuk tetap tersenyum seolah semuanya baik-baik saja, "Hy, Felly."

"Gimana tadi malam?" tanya Via basa-basi.

Felly menaikkan sebelah alisnya, "Gimana apa—"

"HY GUYS!"

"Gila masih sepi."

Dua orang gadis masuk kedalam ruang kelas 11 IPA 1 secara bersamaan. Kedua gadis itu adalah Sandra dan Nindy, sahabat Via.

"Kita kecepetan San," ujar Nindy, Sandra mengangguk pelan, "Iya, lo sih ngajak buru-buru!"

"Lo gak bisa dibiarin lama-lama dirumah gue! Ntar cemilan gue dihabisin sama lo," ucap Nindy.

"Yeu, jadi itu alasannya? Pelit banget sih lo!"

"Biarin!"

"Btw nongki kuy di Kantin, bel masih lama juga," ajak Sandra.

Nindy mengangguk semangat, "Kuy kuy! Vi, ayok."

Via mengangguk singkat, ketiga gadis itu menaruh tas mereka keatas meja lalu mereka pergi menuju ke Kantin.

"Maaf Vi, kita gak sempat jenguk lo kemarin hehe, rencananya hari ini kalau lo masih gak Sekolah, kita mau jenguk," ujar Sandra merasa tak enak.

Via mengangguk pelan sembari tersenyum tipis, "Iya, gak papa kok."

"Kak Vendo kemarin ke kelas, dia nanyain lo ke kita, dan kita bilang aja lo gak Sekolah karena sakit."

Lagi-lagi Via mengangguk pelan, "Vendo kerumah Via kemarin."

"Cie dibesuk doi."

"Apaan sih." Via terkekeh pelan.

"Hahaha, btw Vi, gue liat snapgram lo yang tadi malam, lo jalan bareng Arga? Tumbenan banget lo berdua akur."

"Emang akur kok."

"Lo berdua kan jarang akur, berantem mulu."

"Hehehe," cengir Via, "Tadi malam itu sebenernya Via mau jalan sama Vendo, udah janjian juga, dan Vendo mau ngantarin Via ke toko buku. Tapi, Vendo gak datang, makanya gue jalan sama Arga aja deh, daripada sendirian."

"Wait—" Nindy menjeda ucapannya, "Maksud lo, Kak Vendo PHP?!"

Via mengangkat kedua bahunya acuh, entahlah yang seperti itu pantas disebut PHP atau tidak.

"Gak tau."

"Dia gak ngabarin lo?"

"Gak sempat ngabarin lebih tepatnya."

"Ck! Mau aja lo dibegoin, masa iya sih gak sempat ngabarin, kan bisa ngirim chat singkat gitu bilang kalau dia gak bisa nemenin lo. Terus, kenapa dia ingkar janji?"

Terdengar suara helaan nafas dari Via, "Tadi malam, rencananya setelah dari toko buku, Via sama Arga mau kerumah Vendo. Tapi Arga minta mampir makan dulu, ya udah Via iyain aja. Pas kita mampir ke restoran, kita gak sengaja ketemu sama Vendo," jelas Via panjang lebar.

"Sendiri?"

"Sama Felly."

Sandra dan Nindy menganga, mereka tak menyangka Vendo setega itu dengan Via.

"Omaigat! Lo serius? Demi apapun?" Sandra masih tak percaya.

Via mengangguk serius, "Iya, Via serius, bahkan Via ngehampiri mereka, tapi belum sempat Via ngobrol banyak sama Vendo, Arga udah narik Via, ngeselin banget kan." Via memanyunkan bibirnya.

"Arga begitu pasti ada alasannya Vi," sahut Nindy.

Sandra mengangguk setuju, "Bener tuh, udah lah Vi, lupain aja Kak Vendo, ngapain lo suka sama manusia modelan kayak dia? Masih banyak cowok yang suka sama lo, lo tinggal nunjuk aja mau yang mana," ujar Sandra santai.

"Memangnya Via itu suka ya sama Vendo?" tanya Via polos.

Kedua mata Nindy menatao kedua mata Via tajam, "Mana kita tau Vi."

"Itu tadi kata Sandra gini 'ngapain lo suka sama manusia modelan kayak dia' berarti maksud Sandra, Via suka sama Vendo? Gitu?"

Nindy tak lagi memelototi Via, ia beralih pada Sandra, "Lo sih ngomong sembarang! Ribet kan urusannya!"

"Hy cewek-cewek cantik." Seorang lelaki datang menghampiri Via, Sandra, dan Nindy. Ia duduk di kursi yang kosong.

"Kak Arya kok sendirian?" tanya Via kearah Arya.

"Nyari Vendo ya?" tebak Arya.

Via menggelengkan kepalanya cepat, ia memang sedang tidak mencari Vendo, ia hanya bertanya kepada lelaki itu, kan biasanya ia selalu bersama teman-temannya.

"Gak kok."

"Temen-temen gue masih dikelas, lama banget mereka, capek gue nungguin, makanya gue kesini duluan," jelas Arya.

"Anjir lo! Kita cariin, ternyata udah disini duluan!" Suara Alfi terdengar, Arya memutar kedua bola matamya jengah saat melihat keempat temannya datang menghampirinya.

"Lama banget kalian, kayak cewek," ujar Arya asal.

Vendo menatap kearah Via, begitupun sebaliknya. Sampai akhirnya, Vendo mendekat kearah Via, ia memegang tangan gadis itu, "Ikut gue sebentar, gue mau bicara."










•••TBC•••

Vendo for Via Where stories live. Discover now