☘️ Dua Puluh Satu ☘️

15.4K 1.2K 109
                                    

"Mama, Via minta maaf ya."

Malam ini, Via sedang video call dengan Mamanya.

"Iya Via, maaf ya Mama sama Papa baru bisa video call kamu sekarang."

"Iya Ma gak papa. Oh iya, kemarin, Via gak Sekolah, Via telat bangun, gak enak badan juga sih hehe."

"Udah minum obat?"

"Gak Ma, udah enakan kok."

"Ya udah kalau gitu, oh iya, Arga mana?"

"Dia tadi pergi Ma, sama temen-temennya."

"Jangan biarin adikmu jalan-jalan terus ya, Vi."

"Iya, Ma. Mama sama Papa kapan pulang?"

"Baru ditinggal sebentar, udah nanya kapan pulang, hahaha. Belum tau nih kapan pulangnya, nunggu urusan Papa kamu selesai."

Via menghela nafasnya, "Tapi secepatnya ya, Ma."

"Iya. Kamu jaga diri ya selama gak ada Mama sama Papa, jangan aneh-aneh."

"Siap Ma."

"Udah dulu ya, Nak. Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam."

Via menaruh hanpdhonenya diatas nakas, lalu ia membaringkan kembali tubuhnya diatas kasur, dan mulai memejamkan kedua matanya, sampai akhirnya ia terlelap dalam mimpinya.

***

"Rotinya pakai selai strawberry atau coklat, Ga?" tanya Via kearah Arga yang baru saja datang dan duduk di kursi.

"Nanas, ada?"

Via memutar kedua bola matanya jengah, "Ada dua doang."

"Emmm, apa ya yang enak. Strawberry coklat strawberry coklat strawberry coklat strawberry— tapi lagi gak pengen, ya udah deh coklat aja."

Via mengangguk, "Okey." Ia mengoleskan selai coklat di sebuah roti, setelah itu ia memberikannya kepada Arga.

"Sekarang, Kak Vendo udah gak jemput Kak Via lagi ya? Apa ini ada hubungannya sama kejadian malam itu?" tanya Arga kearah Via.

"Gak ada hubungannya, Ga. Kakak cuman gak mau aja ngerepotin Vendo."

Arga mengangguk paham, "Hmm, Kakak sengaja ya ngejauh dari Kak Vendo? Biar bisa lupain Kak Vendo?" tanyanya lagi.

Via terdiam sejenak, beberapa detik kemudian ia tertawa pelan, "Siapa yang ngejauh sih? Buat apa Kakak ngejauhin sahabat Kakak sendiri?"

Arga mencerna ucapan Via, ia mengangguk pelan, "Iya juga sih, Arga pikir, Kakak sengaja ngejauh karena Kakak gak mau jatuh terlalu dalam."

Deg!

Kenapa semua ucapan adiknya selalu benar?

***

"Oji, lo gak usah gangguin Ojan lagi makan! Caper banget idup lo," cerocos Vendo saat melihat kucing Malvin menganggu kucingnya yang asyik memakan.

Oji menatap kearah Vendo, "Meawww!"

"Apa lo, gak terima?!" Vendo menatap tajam Oji.

"Bang, ayok sarapan." Tiba-tiha Malvin datang menghampiri Vendo, mengajaknya untuk sarapan.

"Kucing lo tuh, songong banget, pecat aja Vin."

"Udah sih biarin aja, ribet banget idup lo Bang, gabut banget ya sampai berantem sama kucing?" cerocos Malvin.

Vendo for Via Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang